Chapter 4

379 100 8
                                    

04 | Vampir

Dan dia biasanya datang sangat sangat lambat karena kebijakan dari pusat. Kau tahu kan, dia harus dites dahulu apakah berkemungkinan menyerang dan bahkan membunuhmu atau apakah dia cukup cocok dengan tes kesehatan tahunanmu sehingga kau pun cocok berhubungan dengannya. Aku jadi terkejut karena ibu selalu mendesakku untuk tes kesehatan secara rutin bahkan berkali-kali dalam satu waktunya agar konkret. Aku juga ingat bahwa sampai detik ini aku belum dapatkan malaikatku. Mungkin bukan karena aku bernasib kurang beruntung dan tidak punya penjaga. Mungkin karena .. penjagaku adalah vampir? Aku jadi ingat satu tim dari balai mendatangi rumah setelah aku berulang tahun. Tadinya aku pikir itu ulah kakakku yang sempat berdebat dengan Jisu. Tapi aku juga berpikir, bagaimana jika mereka memantauku atau menginterogasi orang tuaku soal diriku?

"Kim Dahyun! Yak!"

Satu derap langkah terdengar, aku cepat membalikkan badan. Jungkook memasang ekspresi gusar khasnya. "Ada apa denganmu? Aku memanggilmu! Kau tahu tadi aku diberitahu bahwa kau jatuh lagi. Apakah serius?" Ia memindai tubuhku kemudian tercenung melihat goresan di bawah daguku. "Yak! Apa ini?"

"Hanya tergores biasa. Tadi aku hendak meraih buku kemudian pinggiran raknya—"

"Dahyun, kau memang masalah. Ayo aku obati lagi, ini bisa infeksi."

"Tidak, aku baik. Apakah setelah ini ada mata kuliah lagi?" tanyaku dengan waswas. "Aku mau pulang."

Jungkook terhenyak di tempatnya. Mungkin dia kaget dengan perubahan nada bicaraku atau raut wajah yang tercetak di wajahku sekarang. "Apakah ada masalah?"

"Entahlah, hanya kurang enak badan saja. Aku demam dan agak mual. Hm, Jung, aku akan mencari taksi."

"Benarkah? Kau tidak .. maksudku, apakah aku perlu mengantarkanmu ke rumah sakit?"

.

.

Jarak antara rumah sakit terdekat dan kampus hanya memakan waktu setengah jam. Jungkook punya motor besarnya dan dia sangat mahir mengendarai benda besar itu sehingga kami tiba dengan cepat. Jungkook memanduku untuk mendaftar di meja resepsionis sedangkan aku merasa tubuhku terus gemetaran. "Aku akan ke toilet dahulu, Jung."

"Baik, hati-hati," katanya pelan.

Setelah diberitahu letak toilet, aku pun berbelok dua kali dan mendekati satu ruangan tersebut. Alangkah terkejutnya ketika aku melihat satu pria besar tengah memunggungiku namun wajahnya tenggalam di satu leher perawat. Aku panik, namun aku masih memaksakan diri mencapai pintu toilet dan masuk ke dalam sana dengan dada bergemuruh. Apa itu?

Vampir?

Apakah perawat itu dijaga vampir?

Aku cepat masuk ke satu bilik kemudian buang air kecil. Setelahnya, aku merapikan rokku dan mencuci tangan serta membasuh wajah di wastafel yang ada. Ini aneh karena seharian ini aku terus pucat tanpa tenaga. Orang-orang akan mengira aku sakit parah dan ibu.. ah, beliau akan mengomel lagi karena mungkin dia pikir aku keracunan atau apa.

Aku hendak membuka tasku namun karena ujung resletingnya jemariku tergores pelan. Aku mencuci jemariku, membiarkan luka itu menutup kemudian bernapas teratur.

Jangan panik. Jangan panik.

"Dahyun! Kau di sini."

Sesaat aku keluar dari toilet, Jungkook menyambutku dan berjalan tergopoh-gopoh. "Kau akan dipanggil dokter sebentar lagi," katanya pelan. Aku pun mengangguk seraya mendekatinya. Letak ruangan itu cukup dekat dari toilet dan benar saja, kurang dari sepuluh menit, aku diminta masuk.

SPARKLING & DAZZLING BLUE | kim th (Full-Length Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang