Chapter 18

271 80 5
                                    

18 | PAST VS PRESENT

Mumpung Taehyung masih bertemu orang tuaku dan aku pun free, aku mulai mengujungi beberapa toko pakaian di dekat kampus. Memang Taehyung sudah menyiapkan pakaian untukku di penthosue. Baru dan mahal. Tapi, jujur saja, aku belum terbiasa menggunakan gaun-gaun tidur dengan potongan rendah dan berbahan satin. Aku juga masih awam dengan gaun-gaun lain yang terlihat "agak terbuka" dan beberapa piyama sutra nampak terlalu fancy untuk aku kenakan hanya untuk tidur. Jadi, rencananya, aku mau mencari beberapa kaus polos dengan celana training longgar agar aku nyaman.

Oh ya, Jungkook harus pamit karena ada jadwal latihan basket plus dia juga punya janji dengan dosen walinya. Entah apa yang akan mereka bicarakan, tapi sepertinya serius. Aku hanya berharap aku bisa belanja cepat, kemudian memasak di penthouse. Ah ya, aku merogoh ponselku kemudian menimbang-nimbang sejenak, sampai aku berhasil mengirimkan pesan itu ke kontak ibuku.

"Eomma, maafkan aku. Aku tidak bermaksud jadi anak pembangkang. Aku akan bersama Taehyung setidaknya sampai akhir minggu. Maafkan tingkahku yang kurang ngajar, sekarang aku lebih tenang dan aku pikir, aku sudah kekanakkan. Aku akan pulang nanti, terima kasih. Jaga diri kalian di sana. Aku baik-baik saja di sini, oh ya, jangan lupa jaga kesehatan."

Ucapan Jungkook akan menyentilku—sebenarnya bagaimana Taehyung di masa lalu? Apakah dia seperti sekarang—tapi itu hanya membuatku mood-ku memburuk. Kenapa? Tidak ada yang tahu, kalau aku tidak menanyakan sendiri. Sekarang aku harus fokus untuk merilekskan diri kemudian pulang bertemu Taehyung.

Semuanya akan berjalan mulus.

Setibanya di toko pakaian, aku masuk dengan langkah ringan. Ada banyak pakaian new arrival di depan toko besar itu. Aku melihat-lihat karena ada label diskon yang cukup menggiurkan. Beberapa gaun yang terlihat manis, beberapa celana jins yang sepertinya cocok di tubuhku. Oh, ya aku pun mendapatkan beberapa potong kaus santai yang berbahan nyaman.

Aku langsung memasukkan ke tas belanja, mengecek gantungan baju-baju lain, seraya menghitung uang yang tersisa di dompetku. Selama aku kuliah, ibu belum mengizinkan aku pegang kartu kredit, jadi dia seperti memberikan uang saku bulanan ke akun bankku, kemudian aku akan tarik tunai tiap awal bulan. Untuk bulan ini, aku agak hemat, tapi aku akan membeli beberapa barang, jadi yah, tak apa lah.

.

.

Sepulangnya ke penthouse, aku langsung melepas jaketku karena panas. Aku berjalan ke tiap ruangan, mencari keberadaan Taehyung. Belum pulang, huh? Setelah menaruh belanjaanku, aku langsung melipir ke dapur untuk meraih minum. Berhubung Taehyung belum pulang, aku berarti akan menyiapkan kejutan makan malam untuknya. Yah, aku senang melihat nafsu makan Taehyung yang melonjak akhir-akhir ini, apalagi dia makan dengan porsi lebih besar dan membuat tubuhnya terlihat sehat.

Oke, agak aneh menyebut dia sehat. Tapi, yah, aku senang melihat Taehyung lebih sering tersenyum serta nyaman dengan tubuhnya. Dia punya postur tubuh mengaggumkan, tinggi menjulan dan tubuh proporsional. Kalau rajin ke gym, dia bahkan dapat membuat otot lengannya lebih berisi dan tangguh.

Intinya, aku senang dia makan dengan santai bersamaku.

"Eh?" Aku mengangkat wajahku, mendapati pintu membuka, kemudian satu sosok masuk dengan langkah perlahan. "Kau sudah pulang?"

Taehyung menanggalkan dasi dan jasnya, seraya berjalan ke dekatku. Senyumnya langsung terbit. "Kau sudah pulang?"

"Aku bertanya kepadamu."

"Kau bisa lihat sendiri," candanya. Taehyung terkekeh kemudian memperhatikanku. Matanya nampak berbinar dengan ekspresi wajah melunak. Apalagi ketika aku meraih bungkusan dari ruang tengah. Tadi aku sempat mampir ke supermarket untuk membeli daging dan sayuran pula. Yah, ternyata aku tidak berbelanja sebanyak yang aku kira. "Kau akan memasak? Untuk kita?"

SPARKLING & DAZZLING BLUE | kim th (Full-Length Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang