Chapter 5

409 103 12
                                    

05| THE BEGINNING OF MISTY DREAMS

Pikiranku masih sekeruh sebelumnya. Sesampainya kami di rumah, aku pikir aku merasa lega. Tetapi tidak, aku terus merasa resah dan ingin menyembur siapapun dengan amarah yang baru menggelegak naik. Aku tidak mau! Aku tidak mungkin terjebak seperti ini. Apakah aku kurang sabar? Kurang berusaha? Kurang segalanya? Vampir mungkin terdengar keren dan romantis. Tapi aku tidak pernah berpikiran demikian. Seharusnya aku senang mendengar kabar aku punya penjagaku, aku juga seharusnya lega karena aku tidak sendirian lagi.

Meskipun begitu, ini jadi lain ceritanya. Kalau Taehyung sampai resmi jadi penjagaku dan dia menuntut—

Aku cepat menutup pintu kamar sembari bersandar dengan erangan samar. Setelah ini, apa yang akan terjadi? Taehyung punya hak jika sudah sepakat denganku. Apakah dia juga akan membututiku sampai ke kampus? Membuatku terus bersamanya? Aku menggeleng kuat. Dalam beberapa kasus, para penjaga tidak boleh terlalu menginterupsi manusia yang dijaganya. Dalam kasusku, aku tidak "mau" sampai Taehyung melewati batas-batas sampai mengusik privasiku. Apalagi dengan senyuman merendahkan atau tatapan mata menusuk, Taehyung lebih cocok jadi masalah ketimbang penjagaku.

.

.

Berkat obat yang diresepkan dokter kemarin, kondisiku berangsur-angsur membaik. Tadi pagi sempat ada drama bahwa orang tuaku ingin aku membahas bagaimana kelanjutan aku dan Taehyung. Menurutku, itu sangat mengesalkan jadi aku langsung angkat kaki tanpa berpamitan. Cih, mereka senang? Anaknya justru mangsa empuk untuk vampir tidak tahu diri itu?

"Kau di sini."

"Yak! Kau mengagetkan.." Aku mengedarkan pandanganku kemudian menatap balik sosok tersebut. "Mengapa kau kemari? Apa yang kau lakukan di kampusku?" Bahkan melihatnya sudah seperti melihat hantu.

Pagi ini, Taehyun berpakaian santai dengan celana jins serta kemeja warna biru lembut. Dia tersenyum miring dan mengacak rambut tebalnya. "Hanya mampir dan aku mencium aromamu.."

"Berhenti bersikap aneh! Minggir!"

"Tunggu," ujarnya dengan suara mengalun berat. Taehyung berdeham. "Pertemuan pertama kita sepertinya tidak memberikan kesan bagus kepadamu ya," selidiknya dengan tatapan mendelik kepadaku.

"Memang. Aku masih tidak percaya bahwa kau yang ada di depanku. Apakah aku terkutuk?"

"Apa katamu?"

Aku mencebik seraya melipat tangan di depan dada. "Kalaupun aku setuju, lalu apa untungnya untukku selain aku dilindungi?" Yah, dan kau jauh lebih aman dan tidak akan berakhir diomeli ibu. Kau juga jadi tenang karena tidak akan ada yang berniat menganggumu. Taehyung juga tampan. "Maksudku, aku harus memberikan darahku, jadi seharusnya ada timbal balik yang sepadan."

Taehyung tersenyum. "Kau mau aku terus bersamamu? Sebagai kekasih? Itu mudah. Sudah aku bilang, aku bisa saja bersikap lembut seperti yang kau mau. Itu sangat mudah."

"Aku tidak yakin."

"Jangan membuat kesimpulan sebelum ..." Ia merendahkan wajahnya agar dapat berbisik kepadaku. "Merasakannya, sayang." Aku agak terkesiap merasakan sesuatu yang tajam menggores tipis leherku. Karenanya aku refleks menarik diri seraya menutupi leherku. "Jadi, ayo bicarakan dan buat kesepakatan denganku. Aku sekarat, Dahyun-ssi. Rasanya seperti haus tanpa ujung." Taehyung mengusap bawah dagunya.

Apakah sesakit itu? Apakah penyakit vampir itu memang separah itu?

"Aku takut denganmu."

Taehyung terhenyak. "Mengapa? Tidak seharusnya kau takut—"

"Wajahmu. Cara bicaramu. Sikapmu. Semuanya hanya membuat ngeri. Aku tidak ingin menuntut kau bersikap lembut, tapi cobalah untuk bersikap tenang dan tidak menakutiku." Setelahnya, aku memacu langkah seraya melewati bahunya. Cih, aku tidak habis pikir.

.

.

Taehyung dan si perawat. Aku masih menyimpan ingatan itu bagaikan satu mimpi buruk. Jadi sebisa mungkin di sisa hari itu aku tidak memikirkannya dan berusaha mengabaikan rasa setengah gugup. "Aku dengar kau sudah dapat penjagamu."

Aku cepat menoleh. "Kata .. kata siapa?"

"Banyak yang membicarakannya. Apalagi auramu juga berbeda."

"Oh ya?" Sebelumnya, aku tidak pernah mendengar itu. Aku hendak menanyakan lebih lanjut tapi ruang auditorium sudah terisi. Ada dua pria duduk di sebelahku dan memperhatikan. Tetapi sesaat dosen mulai menyalakan layar proyektor di belakangnya, mereka pun lebih fokus menghadap ke depan.

Sebelum masuk sekolah, di sini ada pembelajaran dasar mengenai tugas-tugas dari malaikat penjaga. Para anak-anak tersebut akan dibekali sekian materi, termasuk cara melindungi diri jika malaikat tidak di sekitar mereka, cara berinteraksi dengan anak lain yang sudah punya malaikat sejak mereka kecil, dan ada juga cara-cara umum bagaimana memperlakukan malaikat penjaga. Waktu itu sepertinya aku terlalu rewel di kelas pembelajaran dasar jadi sampai besar seperti ini, aku masih bingung mengapa kami harus memperlakukan mereka dengan baik di saat masing-masing sudah tahu kewajiban satu sama lain. Bukankah hubungan ini tidak perlu dibuat lebih rumit lagi? Bagaimana dengan kasusku? Apakah aku dan Taehyung perlu membuat kesepakatan yang juga memuat bentuk interaksi kami atau kode-kode khusus yang hanya kami pahami?

Aku memangku dagu, nampak bosan memperhatikan penjelasan dari ujung sana. Ruang audiorium memantulkan suara dosenku, tapi pikiranku betul-betul tidak di tempat. Aku membayangkan Taehyung dengan gigi tajam yang siap merobek kulit, kemudian senyumannya yang memabukkan ataupun garis wajahnya yang tajam bak model. Jika dia bukan vampir mungkin dia akan jadi perwakilan untuk berada di balai khusus, sebagai contoh ideal seorang malaikat penjaga.

"Sepakat?"

Aku berdecak samar kemudian mengepalkan tanganku. "Dengarkan aku sekali lagi. Aku tidak pernah mau hubungan seperti ini, dan aku jelas ingin ada batasan di tengah kita berdua. Kau mungkin yang ditunjuk sebagai penjagaku tapi kau harus ingat bahwa di lain sisi, kau juga vampir.."

".. yang sekarat dan butuh pertolonganmu." Taehyung mengangguk. "Aku tahu posisiku. Jika kau khawatir ada hubungan lebih dari ini, mungkin kau seharusnya tidak sekhawatir itu. Toh kau juga bukan tipe ideal yang ingin aku kencani."

"Oh ya? Dan ingat, Tuan, kau juga bukan tipeku!"

Taehyung cepat menangkap tanganku sesaat aku hendak berbalik. Aku berjengit karena sentuhan tangannya yang amat dingin hingga ke tulang. Apakah ini wajar? Untuk vampir? "Bagus, hubungan ini akan sama-sama menguntungkan." Ia maju selangkah. "Dan menarik untuk kita jalani."

Aku meneguk ludahku, memberanikan diri untuk mendongak seraya menatap sepasang manik matanya berkilau. Mungkin Tuhan tengah abai waktu menciptakan Taehyung, mungkin Tuhan tidak begitu sadar bagaimana satu sosok ini dapat memporak-porandakan banyak kehidupan termasuk kehidupanku. "Oh ya?"

"Untuk sekarang ya." Ia menyurukkan wajahnya ke dekat leherku. "Kalau kedepannya, aku belum tahu. Mungkin kita sama-sama menginginkan lebih daripada ini." Sesuatu yang lembab menyentuh kulit leherku tapi karena tertutupi oleh rambut jadi tidak banyak orang yang dapat melihat. Namun aku sadar bagaimana sesuatu yang runcing itu hendak menekan leherku, hati-hati dan perlahan.

[]

SPARKLING & DAZZLING BLUE | kim th (Full-Length Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang