Chapter 6

390 106 10
                                    

WARNING!

.

06| THE FIRST BITE

Kami mengungsi ke satu ruangan kecil dekat tangga. Biasanya tempat itu dipakai oleh para petugas kebersihan fakultas untuk beristirahat atau sekadar duduk-duduk santai. Karena hari ini cukup ramai, beruntung tidak ada siapapun di sana sehingga kami dapat bebas masuk ke dalam. Taehyung langsung mendorong tubuhku, tergesa-gesa. Setelah di dalam, dengan ujung kaki Taehyung mengayunkan tepian pintu agar tertutup lagi, menyisakan kami berdua yang saling berhadapan. Satu tangan Taehyung menahan pinggangku sedangkan tangan lainya menahan sisi tubuhku agar tetap menempel di dinding. Taehyung terus berhimpitan denganku hingga tidak tersisa ruang di tengah kami.

"Aku akan melakukannya sekarang."

"Apakah sakit?" Hal terakhir yang aku inginkan adalah pingsan di hadapan Taehyung.

"Aku akan berhati-hati." Taehyung menahan bahuku agar tidak tegang kemudian dia menyurukkan wajahnya perlahan. Aku tidak merasakan apapun, sungguh apalagi saat Taehyung menaruh tangannya di potongan leherku dan mengarahkan tepat ke dekat bibirnya. Embusan napasnya terasa berat meskipun begitu, aku masih sadar dan bernapas teratur. Ini tidak mungkin buruk. Aku akan menuntutnya kalau sampai aku mati sekarang.

Sesuatu terasa robek di permukaan kulitku, seperti ada jarum yang menembus dan mengoyaknya perlahan. Kemudian, aku panas dingin dengan pembuluh darah memompa dengan lebih ganas daripada sebelumnya. Disusul dengan seluruh sarafku yang menegang aktif dan sesuatu di bawah perutku mengepal tidak nyaman. Taehyung tetap menahanku di tempat, tidak bergeser sama sekali. "Ta .. han," bisiknya sampai membuatku meremang.

"Ini .."

"Aku akan menyesapnya sekarang." Aku tahu itu terdengar menyeramkan tapi tubuhku punya reaksi lain—bersemangat dan juga penuh euforia apalagi dengan berada dekat dengan tubuh besar Taehyung, aku tahu reaksi ini teramat baru nan intim. Ta .. han. Mengapa itu terdengar erotis? Aku cepat mengerang karena aku merasakan sesuatu yang basah menekan-nekan kulitku disusul dengan sesapan samar.

"Agh."

Taehyung mencumbu leherku, bergerak turun ke lekukan leherku lagi dan bermain-main di sana. Meski ini harusnya hanya sekadar "minum" tapi dia seperti berusaha untuk menggoda tubuhku agar menyambutnya suka cita. Aku tidak senang dengan efek sedahyat ini karenanya.

Aku meremas tepian pakaiannya, merasa lututku sudah tidak kuat menumpu sedangkan Taehyung tetap di tempat—leherku, dan terus menggoda aktif dengan bibirnya yang panas menuntut.

Pria itu menarik wajahnya, membuat rambut hitamnya memenuhipandanganku dan wajah adonis itu terarah ke dekat wajahku. "Kau .. bertahan. Kau bisa menahannya kan? Itu bagus," pujinya singkat.

"Apakah .. apakah sudah selesai?"

Taehyung menggeleng, menahan rahangku kemudian kembali menyerang di sana dan sini, melecutkan bibirnya, menggores sedikit sampai aku memejamkan mataku dengan napas tersendat-sendat.

.

.

Kalau boleh dibuat list, ini jelas pengalaman terdramatis yang aku sebut antara hidup dan mati. Aku tidak mau membuatnya terlalu menakutkan tapi itulah yang terjadi. Bukankah itu sudah naluri manusia? Untuk takut dan terpacu adrenalinnya saat dihadapkan pada situasi yang belum pernah ia rasakan dan menantang? Bagaikana kau akan bungejumping di ketinggian gedung lima belas lantai. Aku merasakannya saat aku bersama Taehyung.

Kabar bagus; aku belum pingsan!

Taehyung nampaknya belum begitu puas. Tapi karena menilik kondisiku yang sudah kepayahan bagaimana mayat hidup, akhirnya dia menarik wajahnya, mengusap sudut bibirnya dengan gaya sensual kemudian tersenyum kecil. Aku sempat melihat gigi taringnya yang mengintip lewat celah bibirnya tapi hanya sekilas, setelahnya ia senomal biasanya dan aku tahu ini baru awal. "Aku sudah menelepon petugas dari Balai Khusus untuk pendataan admistrasi, karena kau sudah lebih daripada umur yang seharusnya jadi tidak perlu disaksikan orang tuamu."

SPARKLING & DAZZLING BLUE | kim th (Full-Length Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang