Chapter 11

315 95 8
                                    

11 | LOST LAND

Sewaktu aku tengah mencari bahan untuk tugas di perpustakaan fakultas (aku agak trauma pergi ke perpus pusat), aku pun langsung duduk di satu kursi depan satu komputer yang menyala di sana. Jemariku menari di atas tuts keyboard seraya mengetukkan sebaris kata itu, agak gugup.

Evigheden.

Search.

Jujur saja, kalau bukan di sini, kami tidak dapat banyak akses untuk membuka laman-laman tertentu. IP address kami dibatasi dan beberapa situs hanya dapat diakses secara ekslusif di tempat seperti kampus, perpustakaan kota, museum, atau tempat-tempat yang memang di bawah pengawasan pemerintahan. Jadi, tergelitik rasa penasaran aku langsung mengetikannya meski aku khawatir mungkin ada yang melacak hasil pencarianku (pasti ada, aku yakin) dan duduk menunggu.

Aku jadi penasaran mengapa kami, bangsa manusia, mudah tertarik dengan hal membahayakan; penasaran. Yah, seperti ada tombol merah yang dinyalakan hingga kami seperti adiktif untuk tahu lebih banyak seiring dengan rasa adrenalin yang terus terpompa. Aku mengalaminya sekarang.

Aku menunggu sabar, masih mendapati laman berwarna putih sampai satu gambar sebesar 1200x800 memenuhi layar kemudian aku menggulirkan kursol kian turun.

Evigheden; Lost Land.

Perjanjian Utama; Manusia dan Seluruh Perserikatan Makhluk.

Evigheden tertutup untuk publik. Sejumlah informasi belum diperbaharui sejak sepuluh tahun terakhir. Evigheden merupakan daratan dingin di dekat Alaska, membentang luas dengan banyak pegunungan, dipenuhi oleh hampir 130.000 vampir yang dengan aktif beraktivitas sebagai ilmuwan, pekerja, dan sebagainya.

Aku terus membaca serius, merasa tubuhku gugup sewaktu menyerap informasi demi informasi. Benar kata Taehyung, di sana berdiri kerajaan bernama Frosten yang berdiri teguh. Mereka punya satu raja, tiga permaisuri, dan sejumlah pangeran yang punya wajah tidak jauh berbeda satu sama lain. Mata mereka berwarna kuning karamel, dengan gigi taring mencuat serta sikap tubuh tegang. Dalam balutan mantel bulu serta hiasan mewah ala kerajaan, mereka duduk di singgana masing-masing dengan nama serta jabatan tertulis di bawah foto mereka. Aku terus mengeryit bagaimana bisa mereka dapat tempat sebegitu aman, dengan pemerintahan yang tertata. Bahkan pihak kerajaan menjamin kebutuhan para penduduk mereka agar bertahan di Evigheden. Mengapa Eris sampai kabur sejauh ini? Apakah dia sendirian sampai kemari?Apakah akan ada vampir lain?

Atau mereka seperti Taehyung yang hanya bertahan beberapa waktu dan pindah secara permanen kemari?

Informasinya tidak lengkap, apalagi dengan rentang pembaharuan yang tidak menentu. 10 tahun sudah cukup lama jadi pasti ada banyak perubahan signifikan terkait dengan pemerintahan dan keadaan Evigheden sekarang ini.

.

.

Kami berhenti di satu minimarket. Tadinya aku tidak mau kemanapun karena letih tapi Taehyung bilang dia akan makan malam denganku. Pst, tentu saja aku yang makan dan Taehyung akan memandangiku. Katanya, dia tidak begitu suka dengan makanan manusia yang terasa hambar di mulutnya. Jadi, yah, ini hanya formalitas agar katanya dia dapat lebih dekat denganku.

Aku meraih keranjang belanja dengan Taehyung berada dekat denganku. Bahkan dengan jarak di tengah kami, aku masih kedapatan menggigil karena aura yang memancar darinya atau kulit kami yang tidak sengaja bersentuhan sewaktu menaruh berbagai bahan makanan.

"Jadi, bagaimana di kampus?"

"Jungkook butuh waktu untuk menerimamu," jawabku pahit. "Tapi, tidak apa. Jungkook pasti paham, dibanding ayah atau ibuku, seharusnya dia tidak keras kepala untuk terus menolak semua ini."

SPARKLING & DAZZLING BLUE | kim th (Full-Length Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang