23 | SPACE BETWEEN US
Dalam dua hari terakhir, Taehyung seolah menjauhiku.
Di meja waktu sarapan, dia lebih banyak diam dan menarik diri. Di dekat kamar, dia buru-buru pergi dariku tanpa sempat aku membuka mulut. Ketika dia mengantarkanku, dia tidak mengatakan apa pun dan hanya menurunkanku di depan kampus. Hah, ini menyiksa!
Aku mengepalkan tangan sewaktu kami masih dalam mobil. "Kau tahu, aku tidak akan langsung mati jika kita berdekatan." Kesabaranku sudah di ubun-ubun. Kutunggu reaksinya, sembari mendelikkan mata.
"Dahyun, kau sudah sampai."
"Jangan mengalihkan pembicaraan!" Aku setengah memekik. Kemudian, aku menyerongkan posisi duduk agar dapat menatapnya jelas. "Aku tidak mau seperti ini, Taehyung. Apakah kau sadar betapa kasar sikapmu sekarang? Kau pikir, aku ini tidak punya perasaan?"
Sontak Taehyung berdeham, dan menatapku ragu-ragu. "Apa maksudmu?"
"Sikapmu! Jangan pura-pura tidak tahu." Akhirnya, aku meringis di depan wajahnya. Meskipun aku tahu dia sengaja melakukannya demi kebaikanku, aku tetap tidak suka! "Please, kita bicarakan sekarang. Kau takut aku keracunan dan dilarikan ke rumah sakit lagi?"
"Ya," jawabnya cepat. "Aku sangat takut."
"Kita akan cari cara."
"Sampai kapan?" Taehyung bertanya frustrasi. "Aku tidak mau kau terluka lagi, atau menderita." Akhirnya, topeng yang tadi dipasang kuat-kuat terlepas juga. Aku melihat jelas raut khawatir berkelebat di wajahnya. Taehyung langsung mengepalkan tangannya yang ada di roda kemudi. Dua menit berlalu dengan ketegangan masih menyebar di tengah kami.
Taehyung akhirnya angkat suara, "Kalau sampai kau pingsan lagi, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri, Dahyun. Aku monster." Monster. Monster. Monster. Sejak kapan dia punya pemikiran seperti itu? Aku termangu di tempat. Selama ini mungkin Taehyung berpikiran jelas bahwa dia adalah monster, antagonis, pembunuh, perusak, dan segala hal buruk di dunia. Di mataku, dia adalah Taehyung, vampir yang menurutku mau belajar untuk berdampingan dengan manusia. Dia tidak seburuk itu, dan seharusnya dia tidak memandang dirinya sekejam itu.
"Taehyung, dengar, aku tidak mau kau terus memandang negatif—"
"Tapi itu kenyataannya!" Suara Taehyung jadi keras, mengagetkanku.
Taehyung buru-buru membukakan pintu penumpang untukku.
"Kau bisa keluar."
"Kita belum selesai!"
.
.
Cekcok dengan Taehyung tidak ada dalam rencana hari ini. Atau mendiamkannya sampai siang hari. Aku juga sebenarnya tidak mau terus menerus bersikap dingin. Tapi, Taehyung keras kepala. Dia menolak untuk bicara lagi dan ingin menarik dirinya bagaikan anak kecil ketakutakan. Aku hampir menyebutnya pengecut, namun aku urungkan. Astaga, pikiranku berantakan.
Di kursi depan fakultas, aku mencorat-coret buku. Sekarang aku hanya mau dapat batu itu, kemudian membantu Taehyung agar menerima dirinya lagi. Oke, dia vampir. Oke, dia berbahaya. Oke, dia bisa membunuhku jika terus menghisap darahku mengingat dia beracun. Apalagi tanda kebiruan itu makin nyata, seolah mengirimkan pesan terkutuk. Tapi, aku ingin berusaha.
Tepukan di bahu mengejutkanku, sampai terkesiap.
"Hei!" Aku mendapati Jungkook tersenyum jahil. Segera aku menutup buku di pangkuanku dan memperhatikannya. "Kau tidak ad akelas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARKLING & DAZZLING BLUE | kim th (Full-Length Version)
FanfictionSejak kecil Dahyun sadar bahwa ia kerap menarik masalah. Tidak terhitung berapa sering Dahyun terjebak di situasi hidup dan mati. Ibu Dahyun mengatakan bahwa malaikat penjaga Dahyun sosok yang arogan hingga dia tidak menunjukkan sosoknya atau melaku...