Warning!
12 | MORE
Keputusan sembrono.
Setibanya di penthouse Taehyung, aku terus menggigit bibir bawahku karena bisa-bisanya terpikirkan untuk menawarkan diri kepada Taehyung. Aku sadar, Taehyung juga senang menggodaku dengan menerima dengan tawaran terbuka tawaran tersebut.
Taehyung membukakan pintu seraya tersenyum. "Kau bisa mandi atau semacamnya. Aku akan siapkan makanan."
"Tae."
"Ya?" Taehyung mengerjap. Bulu matanya terlihat lebat dan lentik, membuatku agak terdiam. Untuk ukuran vampir jelas Taehyung punya wajah yang terlalu rupawan. Bahkan meski ada garis-garis kaku di wajahnya, siapapun pasti langsung menilai dia memang tampan. Aku menggerakkan jariku di pipinya, melihat sulur-sulur samar berwarna ungu gelap.
"Ada apa dengan wajahmu?"
"Ah, hanya efek karena demam.. maksudku, akhir-akhir ini kondisiku agak memburuk karena Vampire's Fever yang aku derita, jadi kulitku agak ruam dengan garis seperti ini. Tapi jangan khawatir karena setelah bersamamu, aku sedikit terobati," sahutnya dan kembali tersenyum.
"Kau kesakitan?"
"Aku tidak dapat merasakan sakit atau apapun. Yah, tapi aku dapat merasa haus yang sangat menyiksa sampai rasanya dapat mencakar seluruh tubuhku. Ini kondisi bawaan setelah aku jadi vampir. Biasanya aku akan menenggak obat pereda nyeri karena beberapa hari kedepan, bibirku juga akan mengering dengan pandangan agak kabur. Ini sudah biasa, bukan hal yang harus dikhawatirkan. Aku masih dapat menjagamu."
Aku mendengus. "Tentu saja aku harus khawatir." Perlahan aku menyingkirkan helai rambut di leherku, menampilkan bekas gigitan Eris yang sudah sepenuhnya mengering, tersamarkan dengan kulit baru. "Kau mau? Aku datang karena berpikir aku mungkin bisa membantumu hanya saja aku tidak tahu kondisinya separah itu."
"Dahyun, aku baik-baik saja. Ini wajar, aku sudah mengalaminya—"
"Tapi bukan berarti kau harus menderita terus menerus kan?" Taehyung enggan menatapku dengan jelas, jadi pria itu memalingkan wajahnya. Giginya bergemeletuk dengan rahang mengejang. Aku menyentuh bawah dagunya, membelai rahangnya yang kokoh dengan sentuhan lembut.
"Aku sudah membaik, kalau itu yang jadi permasalahannya. Kalau kau memang mau darahku, aku menawarkan diriku. Ini sudah bagian dari kesepakatan kita, Tae."
Taehyung menangkap tanganku, menautkan dengan jemarinya dan membawaku masuk. Dadaku berdebar tidak karuan dengan tubuh mulai meremang tapi aku tidak dapat mundur lagi. Apalagi kami sudah sama-sama di ruangan yang sama dengan Taehyung menatapku dengan tatapan yang berubah sayu.
.
.
Kau tahu apa? Taehyung terus menggertakkan giginya, mengepalkan tangan. Sesekali ia mendekatkan wajahnya hingga ujung hidungnya menggesek batang leherku, kadang ia juga sudah hendak mendaratkan bibirnya yang terasa dingin mengenai kulitku. Tapi tidak, pria itu mundur lagi dengan kami masih duduk di sofa. "Ini tidak benar. Aku masih dapat menahannya, lagipula ini bukan yang terparah."
"Astaga, serius, Tae. Kalau kau terus seperti ini, aku akan langsung menekan kepalamu sekarang juga."
Taehyung meringis. "Kau aneh, kau tahu? Ada banyak manusia yang menawarkan dirinya kepadaku tapi mereka ingin dipuaskan. Maksudku, ini terlalu berbahaya jadi sebaiknya ada hal yang kau inginkan dariku."
"Aku? Tidak ada tuh. Aku hanya tidak mau melihatmu tersiksa dan kita sudah jadi pasangan untuk satu sama lain."
"Suck buddy? You like that?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARKLING & DAZZLING BLUE | kim th (Full-Length Version)
FanfictionSejak kecil Dahyun sadar bahwa ia kerap menarik masalah. Tidak terhitung berapa sering Dahyun terjebak di situasi hidup dan mati. Ibu Dahyun mengatakan bahwa malaikat penjaga Dahyun sosok yang arogan hingga dia tidak menunjukkan sosoknya atau melaku...