Chapter 14

307 81 5
                                    

14 | BEATS FOR YOU

Kau bisa lihat sendiri bagaimana kehidupan mulai menyentuhnya.

Aku tidak melebih-lebihkan. Hanya saja, melihat Taehyung di bawah sinar matahari dengan angin meniup sebagian rambut tebalnya, aku mulai tersenyum. Taehyung menoleh, menarik segaris senyum dan membiarkan matahari kembali menyiraminya tubuhnya, terlihat hangat. Apalagi dengan warna kulitnya yang terlihat agak gelap, mengikis bagian yang terlalu pucat, dia terlihat seperti manusia.

"Aku tahu aku tampan."

Aku terkekeh, menikmati waktu sore di taman tersebut. Apalagi kami sengaja menyewa selembar karpet dengan Taehyung membeli beberapa cemilan. Yah, ini bukan kencan, hanya duduk-duduk saja. Tapi, aku menyukainya lebih daripada apapun.

Taehyung meraih sekaleng soda, meneguknya cepat dan membuat suara erangan pelan. "Ah, aku suka matahari di jam ini.."

"Bagaimana keluargamu?"

"Uh?" Pria itu menelengkan wajahnya. Matanya agak menyipit. "Keluargaku? Apa maksudnya?"

"Setelah mereka tahu kita dipasangkan? Apakah reaksinya serupa dengan orang tuaku?"

"Entahlah, mereka ada di sini dan aku juga sudah menitipkan pesan tapi tidak ada respon dan sejujurnya, kami jarang bertemu. Mungkin sekali dua kali dalam setahun, entahlah, tidak banyak yang bisa dilakukan bersama apalagi mereka juga berniat pindah ke Evigheden lagi." Ia mengedikan bahunya singkat.

"Dan? Apakah kau akan pindah?"

"Kau di sini. Aku jelas akan terus di sini bersamamu, sampai nanti." Yah, nanti. Sampai aku terus menua dan makin dihisap umurku sendiri. Apakah dia akan hadir di pemakamanku? Taehyung menatap lurus, nampak terusik sejenak. "Apa yang kau pikirkan?"

"Bukan apa-apa. Pasti ini baru untukmu, begitupun untukku."

"Yah, bisa dibilang begitu tapi aku sangat senang." Ia agak bergeser seraya membiarkan aku mulai bersandar nyaman di bahunya. "Aku janji akan mengatur pertemuan antara kalian kalau kau mau, yah, kita tunggu saja waktunya, oke?" Taehyung mengecup cepat keningku dan kembali menatap lurus taman yang ramai di waktu ini. Agak aneh juga betapa normal dan santainya Taehyung di tengah manusia, itu yang membuatku makin sadar betapa luas perbedaan kami; manusia dan vampir. Wajar dan tidak wajar. Fana dan abadi. Bisa terluka dan tidak terluka. Punya perasaan dan kebal akan emosi.

Aku memperhatikan satu dua orang, mendapati di antara mereka juga ada sebagian melaikat penjaga yang mirip seperti manusia. Mereka juga berbeda tapi tidak sebanding dengan kami. Setidaknya, malaikat penjaga masih dapat merasakan emosi dan juga ada yang abadi serta ada juga yang dapat menua.

Taehyung itu pasti. Segala hal tentang Taehyung adalah mutlak bagaikan menarik garis hitam yang tegak; tidak terbantahkan. "Apakah kita harus ke penthouseku? Kau lapar?"

.

.

Ibu menghampiriku sesampainya aku di rumah. Tatapannya bagaikan mesin pindai, mulai dari ujung rambutku sampai ujung kaki. "Kau terluka lagi hari ini kah?"

"Tidak, Eomma. Apa maksudmu—"

Ibu menahan pergelangan tanganku, sontak membuat tubuhku kembali mundur dan berhadapan dengannya. "Dengar, aku minta maaf kalau makan malam dengan Taehyung tidak berjalan lancar. Kau tahu, ayahmu masih syok dengan semuanya."

"Aku tahu," jawabku cepat. Aku menghela napas perlahan. "Ini bukan salah siapapun dan aku mau istirahat, oke?"

"Apakah dia menyakitimu? Apakah sakit?"

SPARKLING & DAZZLING BLUE | kim th (Full-Length Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang