Matahari telah terbenam dan hari mulai malam. Sesuai janji Lia, kini ia berada di depan gerbang rumah Aheng. Beberapa kali ia memanggil nama Kanaya, hingga seorang wanita paruh baya mempersilahkan Lia untuk masuk dan bertemu Kanaya yang sedang berada di kamarnya. Ia mengetuk pintu kamar itu perlahan.
"Masuk aja," Lia mendengar suara Kanaya dari dalam. Ia membuka pintu itu perlahan.
"Halo Lia kuhh,," setelah melihat Lia memasuki kamar itu mendekatlah Kanaya kearah sahabatnya dan memeluk erat tubuh Lia.
"Ah ini ada maunya, lo gapernah peluk gue," ucap Lia melihat Kanaya seolah-olah menjadi manja.
Kanaya hanya terkekeh, "Mana titipan nya?" tanya Kanaya langsung pada intinya.
Lia berdecak beberapa kali, "Nih, makan nih kado dari ayang." ucap Lia menyerahkan kotak yang Rangga berikan tadi siang.
Kanaya tersenyum mengambil kotak itu dari tangan Lia, entah apa isinya tapi ia senang.
"Sini-sini ajarin gue matematika cepet." ucap Kanaya menarik lengan Lia menuju meja belajar.
Kurang lebih dua jam mereka belajar bersama, lebih tepatnya Lia yang membantu Kanaya belajar hari ini. Lia membantu banyak hari ini, mulai dari mengajari soal-soal yang mudah hingga yang rumit. Ia tau soal yang akan mereka hadapi sama persis, tapi Lia tak ada niat untuk membocorkan jawaban serta soal dan Kanaya juga tak meminta Lia untuk melakukan hal itu. Mereka ingin bersaing tapi tetap dengan cara yang sehat.
"Makasih banyak ya, Lia. Minta doa restunya." ucap Kanaya dengan sedikit dramatis.
Lia terkekeh, "Oke siap, semangat buat besok!" balas Lia memberi semangat.
Kanaya berjalan menuju kamar setelah melihat Lia meninggalkan daerah rumahnya, kini ia harus membuka hadiah dari Rangga. Kanaya menatap kotak bewarna biru dengan pita hijau. Lagi lagi warna yang tidak masuk akal. Kanaya membuka pita perlahan dan mulai membuka kotak perlahan.
Kotak itu berisi beberapa hiasan bewarna hijau dan biru, dan beberapa foto yang terbalik. Kanaya mengambil foto itu dan menatap lalu tersenyum. Foto dimana gambar mereka saat awal masuk sma dan foto saat awal mereka berpacaran.
Kanaya memandangi kotak itu dan mengambil selembar kertas dengan pita bewarna hitam.
That should be me, holding your hand
That should be me, making you laugh
That should be me, this is so sad
That should be me
That should be meThat should be me, feeling your kiss
That should be me, buying you gifts
This is so wrong
I can't go on
Till you believe
That should be me
That should be meMaaf dan Terima Kasih.
Kanaya menaikkan alisnya setelah membaca kertas itu. Ia tak memahami makna yang tersembunyi dalam kertas itu, yang jelas itu adalah lirik lagu That Should Be Me karya Justin Bieber.
Kanaya menatap langit langit kamar dengan seksama atau bengong. Hari ini adalah hari yang penuh tanda tanya.
"Maksudnya Rangga?"
Kanaya mengacak rambutnya frustasi. Kanaya terbangun dari tidurnya menatap langit yang sudah menggelap dan sinar bulan yang mulai menerangi dunia.
Kanaya beranjak duduk dimeja belajar yang ada dikamar itu dan mengeluarkan buku kesayangannya.
Terkadang, luka dari mu dan kubangan air mata dari mu membuatku seketika sadar, bahwa bahagia harus mempunyai sebuah perjuangan.
~Kanaya
26-06-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Fighter | Dita [REVISI]
FanfictionKetika takdir bertindak, semua akan terlaksana tanpa terkecuali, termasuk kepulangan sang benang raja yang menghiasi kalbu. "Kau bagaikan benang raja yang datang hanya untuk sementara namun menghias semua dan pergi meninggalkan renjana yang membekas...