Kanaya mengusap matanya saat ponselnya mulai bergetar. Kanaya memposisikan tubuhnya untuk duduk lalu menonaktifkan alarm yang menggetarkan ponselnya. Kanaya bangkit dari duduknya, lalu bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Air yang dingin membasahi wajah Kanaya dan memasuki pori-pori wajahnya, dingin bukan main Kanaya rasanya saat ini.
Kanaya menyalakan ponselnya lalu membalas pesan Rangga yang baru saja dia kirim.
Dengan sedikit perasaan bingung, Kanaya berjalan mendekati pintu lalu membuka pintu itu. Pandangan Kanaya menyeluruh ke lorong-lorong, menunggu Rangga datang membawa sebungkus roti dan sebuah susu kotak.
"Nih," ucap Rangga sembari menyerahkan sebungkus roti isi selai coklat dan sebuah susu kotak rasa coklat. "Tumben udah bangun, masih jam lima,"
Kanaya terkekeh, "Gatau, otomatis bangun. By the way makasih ya." Balas Kanaya. "Lo juga tumben udah bangun," lanjut Kanaya menyadari kalau Rangga juga bangun lebih awal dari laki-laki biasanya.
"Gak nyaman, akhirnya milih buat nyebat." Ucapnya membuat Kanaya sedikit terkejut.
"Pantes bau rokok. Udah lo jauhin gue deh, gasuka sama baunya." Ucap Kanaya dengan mengusir Rangga.
Kanaya menutup pintu lalu memeriksa selembar kertas yang terselip di antara bungkus roti dan susu kotak.
Senyumnya mengembang, Kanaya melipat kertas kecil itu lalu menyimpannya di dalam casing ponsel.
--
Semua peserta kini berkumpul membentuk lingkaran di lapangan yang tak jauh dari tempat menginap mereka. Kanaya menggengam tangan teman sekamarnya sesuai perintah dari pengisi acara pada sesi ini. Setelah barisan rapi, pengisi acara akan menunjuk salah satu peserta untuk memimpin doa pada pagi hari ini.
"Kamu, Kanaya. Pimpin doa ya." Ucap pengisi acara sembari memastikan ia membaca dengan benar ID card yang menggantung di leher Kanaya.
Kanaya berjalan dan berdiri di tengah-tengah peserta lainnya, dengan hikmah ia memimpin doa. Setelah doa, seluruh peserta diminta untuk mengikuti senam sebagai pemanasan acara pada pagi hari ini. Setelah senam, panitia menyiapkan wahana outbound yang akan peserta coba satu persatu. Tak disangka, Kanaya menjadi satu tim dengan Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Fighter | Dita [REVISI]
FanficKetika takdir bertindak, semua akan terlaksana tanpa terkecuali, termasuk kepulangan sang benang raja yang menghiasi kalbu. "Kau bagaikan benang raja yang datang hanya untuk sementara namun menghias semua dan pergi meninggalkan renjana yang membekas...