2.1

202 59 6
                                    

Suasana kelas berangsur sepi setelah dosen meninggalkan ruangan kelas. Tersisa Kanaya dan Hanung yang masih berada di dalam kelas. Kanaya membereskan buku-buku yang berserakan di atas meja ke dalam tas, beberapa waktu lalu Kanaya tak sengaja tertidur diatas meja, untung saja Hanung membangunkan dengan cepat saat dosen mendekatinya.

"Ngantuk banget gue," ucap Kanaya sembari mengusap-usap matanya.

Hanung terkekeh, "Kurang tidur itu," balas Hanung lalu bangkit dari duduknya dan mengajak Kanaya untuk keluar dari kelas. "By the way, tadi Rangga sempet bangunin lo, lho." ucap Hanung diiringi tawa.

"Yaudah sih, gue gak peduli." balas Kanaya dengan acuh lalu berjalan mendahului Hanung.

Kanaya berjalan memasuki area tempat parkir motor, ia melihat kesana kemari mencari motor yang ia pakai hari ini. Sampai pada akhirnya, netral Kanaya menangkap seseorang yang sedang berdiri di depan motornya, dengan cepat Kanaya menghampiri motornya untuk menemui orang itu. Tak disangka, ternyata orang itu adalah mantan kekasihnya, Rangga. "Rangga? Ada apa?" tanya Kanaya dengan sedikit terkejut.

"Gini, lo udah tau kan berita yang kemarin itu?" tanya Rangga membahas perihal cuitan yang sempat viral kemarin. Kanaya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Rangga. "Gue udah klarifikasi, sebagai tanda maaf gue kasih lo ini. Awalnya mau gue taroh disini, ternyata lo tiba-tiba dateng." lanjut Rangga lalu menyerahkan sebungkus plastik yang berisi sekotak kue kering berserta isinya.

"Buat apa minta maaf? Lo kan gak ngelakuin itu." sahut Kanaya sembari menatap bungkus plastik itu lekat, ia belum bisa menerima hadiah kecil itu dengan alasan yang tidak seharusnya ada.

"Emang bukan gue, tapi gara-gara nama gue, nama lo jadi rusak." balas Rangga lalu meletakkan paksa bungkus itu kedalam genggaman tangan Kanaya. "Itu mama yang buat, dia minta gue, buat ngasih lo. Alesan yang tadi cuma buat basa-basi doang, haha." lanjut Rangga lalu dibalas anggukan oleh Kanaya, sekarang Kanaya dapat menerima bungkusan itu dengan tenang.

"Salam buat mama, gimana kabar mama?" tanya Kanaya basa-basi. Walau hubungan dengan Rangga sudah selesai, tapi ia tak bisa menyudahi hubungannya dengan kedua orang tua Rangga. Beberapa kali, Kanaya sempat merawat orang tua Rangga yang sempat jatuh sakit.

"Kabar mama kurang baik sih, dia drop lagi," jawab Rangga lalu Kanaya merespon dengan ekpresi yang khawatir.

"Kok bisa? Waktu itu udah gak drop lagi, tuh." tanya Kanaya dengan sedikit perasaan penasaran dan heran.

"Kecapekan, habis bantu tetangga hajatan." jawab Rangga lalu di balas anggukan lagi oleh Kanaya.

"Sebenernya, mama minta lo dateng kerumah, nay."

Deg, waktu seakan berhenti untuk beberapa detik. Kanaya baru saja mendengar kalimat yang sangat ia takutkan setelah memutus hubungan dengan Rangga. Walau ia tak ada niat untuk menyudahi hubungan nya dengan keluarga Rangga, tapi untuk datang kerumah,  Kanaya belum sanggup.

"Mama ngomong kayak gitu?" tanya  Kanaya memastikan.

Rangga mengangguk, "Bisa kan lo dateng hari ini?" Rangga bertanya kembali.

Kanaya terdiam selama beberapa detik, masih ragu untuk menerima ajakan Rangga. Jujur, Kanaya masih terbayang-bayang saat dirinya datang ke rumah Rangga dan di sambut dengan sangat hangat oleh kedua orang tua Rangga. Setelah beradu dengan pikirannya Kanaya mengangguk, ia akan datang kerumah Rangga nanti sore. "Bisa, nanti sore gue kesana." jawab Kenaya.

Rangga tersenyum mendengar kalimat itu keluar dari mulut Kanaya. "Nanti gue tunggu lo dirumah, makasih." ucap Rangga lalu meninggalkan Kanaya.

Perasaan lega muncul saat Rangga menjauh dari pandangan Kanaya. Ia segera membuka ponsel dan memeriksa akun cuitan milik kampus, takutnya seseorang memotret momen kecil Kanaya dengan Rangga di parkiran.

Lost Fighter | Dita  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang