l i m a

858 131 8
                                    

Iqbaal terdiam dengan kedua mata yang terus menatap ke depan. Sial, lampu lalu lintas merah membuat gadis itu semakin gila menggodanya. Apa (Namakamu) tidak sadar sikapnya bisa membangkitkan hawa nafsunya?

"Om, liat dulu. Om mau ini kan?" goda (Namakamu) lalu mengerlingkan sebelah matanya.

Iqbaal menahan nafasnya. Ia berdoa dalam hati agar segera sampai di kediaman orang tuanya. (Namakamu) ini sepertinya sudah gila.

"Om. Cie malu-malu," ucap (Namakamu) terkikik.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya lalu menatap jahil pria yang kini sibuk menatap lampu merah. Mungkin jika ia melakukan ide jahilnya ini, pria itu akan lebih tegang dari sebelumnya.

Ah, seru sekali mengerjai cowok itu.

"Om! Sini deh tangannya." (Namakamu) mengambil tangan kiri Iqbaal yang bertengger di gigi transmisi mobil. Gadis itu hendak menyimpan tangan Iqbaal di bagian paha nya namun niatnya urung karena pergerakan tiba-tiba dari cowok itu.

"O-om." (Namakamu) memundurkan kepalanya kala Iqbaal menatap gadis itu dengan mata sayu nya. Cowok itu memajukan badannya hingga punggung (Namakamu) bersentuhan dengan pintu mobil.

"Om m-mau ngapain," ucap (Namakamu) pelan seraya menahan nafasnya.

Iqbaal terus memajukan posisi badannya hingga pangkal hidungnya mengenai pipi gadis itu. Sedangkan (Namakamu) kini memejamkan matanya rapat-rapat kala nafas mint cowok itu menerpa wajahnya.

Sungguh demi apapun (Namakamu) ingin kabur sekarang juga!

Dugh

"Awws," ringis (Namakamu) kala kepalanya terbentur kaca mobil.

Gadis itu membuka kedua matanya lalu melihat Iqbaal yang kini sudah fokus menyetir.

"Jangan kegeeran jadi orang!"

(Namakamu) menatap kesal cowok itu. Sial! Kenapa bisa dirinya dijahili oleh pria tua bangka itu?

Kalau kayak gini kan jadi kayak (Namakamu) yang ngarep. Dasar om-om gak ada akhlak!

Bersidekap dada dengan wajah ditekuk. Gadis itu menatap jendela, tidak berniat untuk menatap cowok yang kini tengah berekspresi datar.

Iqbaal membelokkan stir nya lalu menatap fokus jalanan kembali. Sekarang Iqbaal tahu bagaimana cara membuat gadis itu terdiam dan tidak mengoceh. Apa Iqbaal harus melakukan cara seperti tadi agar kupingnya tidak panas karena omongan (Namakamu)?

"OM-OM! BERHENTI!!"

Iqbaal seketika menginjak pedal rem ketika suara cempreng gadis itu berdenging di telinganya. Kalau saja keduanya tidak memakai sabuk pengaman, mungkin jidat mereka akan bertubrukan dengan kaca mobil karena rem dadakan itu.

"Kamu tau bahaya?!" tanya Iqbaal dengan tatapan tajam nya.

(Namakamu) menyengir lalu menggigit bibir bawahnya. Ia menatap sebuah toko lalu menatap Iqbaal lagi.

"O-om gue izin ya gak ik—"

"Gak!"

"Ck om pliss!!" (Namakamu) bergerak gelisah seraya menatap ke sebuah toko. Iqbaal mengikuti arah pandang gadis itu.

"Om gue izin ya? Pliss izinin gue," ucap (Namakamu) memohon.

Iqbaal menatap tajam, "Gak."

"Ck bodo gimana sia aja lah!" (Namakamu) membuka seat belt nya lalu kabur dan berlari menuju sebuah toko berukuran cukup besar itu.

Iqbaal menghela nafas kasar. Menyesal menuruti perintah gadis itu untuk menghentikan laju mobilnya. Alhasil kini gadis itu malah kabur menuju sebuah toko buku. Entah apa yang ingin dilakukan gadis itu.

Om Galak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang