d u a d u a

543 100 24
                                    

"PERTANDINGAN SELESAI!"

Suara riuh tepuk tangan kini menggema di lapangan basket SMA Merpati bersamaan dengan suara peluit berbunyi. Para siswi yang sejak tadi menonton pertandingan basket antar anggota club basket ataupun yang baru saja datang berlarian, kini menghampiri tim yang menang.

"AWAS AWAS AWAS!!!" teriak (Namakamu) ketika banyak murid yang mengerubungi Gara.

Para murid cewek berdecak kesal. Tak urung mereka juga memberi jalan gadis itu.

"Oh My God, Gara ini lo?!" heboh (Namakamu).

Gara yang sudah merasa hawa tak enak pun mendengus. Benar saja, cewek yang tengah Gara hindari menghampirinya.

"GARA LO GANTENG BANGET DEMI APA?!" jerit (Namakamu) seraya menatap peluh Gara yang mengalir di pelipisnya.

Gara memutar bola matanya seiring para gadis yang berkumpul di belakang (Namakamu) mendengus sebal.

"Gara haus gak? Gue belum beli minum sih, cuman gue bisa kok beliin sekarang!"

(Namakamu) hendak berbalik namun Gara menahan pergelangan tangan (Namakamu) membuat gadis itu menatap Gara.

"Kenapa Gara?" tanya (Namakamu) dengan kedua pipi yang memerah. Pasalnya Gara memegang tangannya, membuat dirinya—anjsnsjsj tak bisa dijelaskan!

"Mending Lo diem disini," ucap Gara datar.

(Namakamu) mengembangkan senyumnya, "Cie, lo udah mulai suka gue ya?"

"OH MY GOD, KUTIL AYAM! NGAPAIN LO DISINI?!" heboh Wanda dengan sebotol air dingin di tangannya.

Para murid cewek yang lain pun mulai berbisik akibat kedatangan Wanda. Pasti sebentar lagi peperangan akan terjadi.

(Namakamu) membalikkan badannya, "Kutil ayam siapa yang lo maksud, nenek lampir?!"

Wanda berhenti berjalan tepat di hadapan (Namakamu) dan Gara. Cewek itu tersenyum miring, menatap rendah gadis itu.

"Lo, cewek gatel," ucap Wanda penuh penekanan lalu menepuk keras bahu (Namakamu).

"Anjing sakit!" ringis (Namakamu) ketika Wanda memukul bahu (Namakamu) yang terluka akibat insiden kemarin malam.

"Jadi cewek lemah banget ya?"

"Pantesan Gara nolak Lo," tawa Wanda.

"Dih? Sinting lo ngaca woy! Lo juga ditolak!" ucap (Namakamu) tak terima.

"Gue? Ditolak? Haha mimpi kali lo!"

"Nih Lo liat dengan mata kepala lo sendiri, cewek gatel."

Wanda tersenyum miring lalu beralih menatap Gara. Cewek itu tersenyum lalu menyodorkan sebotol air mineral yang dibawanya.

"Gara, lo haus kan? Ini buat Lo!" ucap Wanda tersenyum manis.

"Gue gak haus," jawab Gara singkat.

(Namakamu) mengulum bibirnya, menahan tawanya. Wanda yang melihat itupun seketika berekspresi masam.

"Kok lo gitu sih?" Wanda mengerucutkan bibirnya.

"Makanya jangan so kepedean lo nenek lampir!" tawa (Namakamu) puas.

"DARIPADA LO KEGATELAN!" balas Wanda.

"Buta mata lo! Yang kegatelan itu lo!" sungut (Namakamu).

"Sampai kapanpun, cewek kegatelan ya nggak akan terima. Gara juga lebih milih gue daripada Lo."

"Kata siapa? Gara lebih milih gue lah jelas!"

"Dih? Gue lah!" desis Wanda.

"GUE!"

Om Galak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang