d u a e m p a t

595 101 2
                                    

Setelah pengakuan Cecil bahwa gadis kecil itu membuang air besar di celananya, (Namakamu) dan Iqbaal kini memutuskan untuk kembali ke rumah. Cecil tidak menolak, sepertinya anak kecil itupun tidak nyaman dengan kondisinya saat ini.

"Teteh, kenapa jepit idung sendili?" tanya Cecil menatap (Namakamu) yang menjepit hidungnya dengan tangan kanannya.

"Ya lo mikirlah, lo bau!" ketus (Namakamu).

"Revi!"

"Ck, iya-iya," pasrah (Namakamu).

Setelah sampai di depan rumah, ketiga orang itu memasuki bagian dalam rumah dengan (Namakamu) yang setia menggendong Cecil.

"Tolong urusin Cecil. Setelah itu saya ingin makan," perintah Iqbaal lalu cowok itu mengambil handuk dan memasuki kamar mandi di lantai satu.

(Namakamu) berdecak sebal, "Nyebelin!"

"Lo gak mau pulang apa, Cil?" tanya (Namakamu) seraya menaiki anak tangga satu persatu.

Cecil menggeleng, "Bunda sama Ayah kan belum pulang. Adek juga betah kok disini."

"Ya lo betah, gue yang gak betah!" dengus (Namakamu) lalu memasuki kamar tamu yang sekarang menjadi kamar miliknya.

"Bisa cebok sendiri nggak?" tanya (Namakamu) mendudukkan Cecil di closet duduk.

Cecil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tatapan polos membuat gadis itu mendengus. Seumur-umur, baru kali ini ia akan menceboki anak kecil.

"Btw, masih sakit gak kakinya?"

"Nggak, teteh."

"Mau sekalian mandi?"

"Boleh! Bial adek wangi!"

(Namakamu) menghela nafas panjang lalu mulai mengurusi adik iparnya itu. Hanya setengah jam waktu untuk (Namakamu) mengurusi Cecil, hingga saat ini anak kecil itu sudah rapi dengan baju beserta rok mini.

 Hanya setengah jam waktu untuk (Namakamu) mengurusi Cecil, hingga saat ini anak kecil itu sudah rapi dengan baju beserta rok mini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adek udah cantik ya, teteh?" tanya Cecil duduk di kursi yang berada di depan cermin besar.

(Namakamu) yang tengah menyisir rambutnya pun hanya berdeham. Cewek itu sudah mandi tadi subuh sekitar jam empat. Biasa, datang bulan.

"Teteh enggak mau ganti baju milip adek gini?"

(Namakamu) melirik sekilas gadis kecil itu, "Nggak. Gue pake baju ginian aja cukup."

"Benelan? Teteh bau loh."

Kedua mata (Namakamu) otomatis melotot pada Cecil, "Maksud lo?!"

Gadis itu mencium bajunya sendiri. Apa anak kecil itu hanya mengarang saja ya? Perasaan baju (Namakamu) masih wangi.

"Oh iya! Adek punya sesuatu buat teteh!" ucap Cecil tiba-tiba.

"Apaan?"

"Gendong." Cecil merentangkan tangannya.

Om Galak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang