e n a m b e l a s

766 107 26
                                    

"Nyet, ini beneran hotel yang lo sewa?"

(Namakamu) merotasikan matanya. Sudah berapa kali Kintan dan Jejy menanyakan perihal ini? (Namakamu) sudah sampai bosan.

"Iya ish! Lo berdua gak usah banyak bacot, mending drama nya kita mulai sekarang. Udah sore nih," ucap (Namakamu) sedikit kesal.

Jejy mendengus sebal, "Tapi gue gak percaya. Lo nginep di hotel ya biayanya seratus juta permalam. Gila kali!"

"Ck lo jangan so tau deh! Paling ni kamar hotel harganya seratus ribu permalam. Mana mungkin si om mau sewain hotel seratus juta buat gue," bantah (Namakamu).

Kintan menyenderkan punggungnya di dinding dekat pintu kamar, "(Nam), gue tau kali harga hotel ini. Apalagi ini kamar hotel spesial, mana lantai paling atas."

"Emang biasanya suka dipake orang honeymoon, cocok suasana di dalamnya," lanjut Kintan.

"Ya pokoknya gak tau lah gue gak peduli sama sekali."

"Yang terpenting nih ya, sekarang rencana lo harus berhasil Je! Awas aja nggak berjalan mulus!" (Namakamu) menatap tajam Jejy.

Jejy dan Kintan menghela nafas bersamaan. Lalu mereka memapah tangan (Namakamu). Sedangkan (Namakamu) melemaskan badannya, seakan di dalam tubuhnya tak ada energi sedikitpun.

Mereka akan memulai aksinya untuk mengelabui Iqbaal.

Jejy melirik (Namakamu) yang dibalas anggukan oleh gadis itu.

Sebelum tangannya melayang mengetuk pintu kamar hotel itu, Jejy menghela nafas seraya memejamkan matanya sesaat.

Tok

Tok

Tok

Tidak ada jawaban. Mereka saling tatap satu sama lain.

"Coba lagi," perintah (Namakamu).

Jejy mengangguk lalu mengetuk pintu kamar hotel itu lagi. Tetap saja tidak ada yang menyahut.

"Ini si om habis kemasukan cotton bud kali ya. Budek amat," decak (Namakamu).

"Goblok! Kali aja lagi mandi nyet!" jawab Jejy.

"Atau kali aja lagi selingkuh di dalam," sahut Kintan santai.

"KINTAN!"

Kintan memegang dadanya karena terkejut atas teriakan kedua sahabatnya.

"Bisa-bisanya lo negatif thinking, Tan." Jejy menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ck tapi ngapain juga gue teriak ya?" (Namakamu) memegang dagunya, "ah elah ribet amat."

"Udah buruan coba ketuk lagi Je. Kali aja telinganya berfungsi kali ini!"

Jejy menganggukkan kepalanya lalu mengetuk pintu kamar hotel itu keras-keras.

"Aduh mas sakit...."

"Ck maafin aku. Aku gak tau siapa yang ganggu waktu kita berdua."

Jejy, Kintan, dan (Namakamu) saling menatap satu sama lain dengan ekspresi terkejutnya ketika mendengar suara dua orang berinteraksi dari dalam.

"(Nam)! Jangan bil—"

"Gak mungkin. Ini bukan suara si om!" ucap (Namakamu) panik.

"Gila! Ini mah lo salah kamar bego!" ucap Jejy pelan.

"Aduh (Nam) kalo gini car—"

"Bentar saya buka!"

"Sayang, maafin aku ya? Aku buka dulu, siapa tau itu mama."

Om Galak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang