t i g a t i g a

653 115 42
                                    

"Gila sih! Selama gue jagain cewek Lo, gue rasa ni anak kagak bisa diem," ucap Devan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Iqbaal menyeruput secangkir kopinya. Saat ini dirinya tengah berada di kantin kampus.

"Emang Lo apain Dev sampe dia gak bisa diem?" tanya Marvel curiga.

"Jangan-jangan nih anak macam-macam Baal sama cewek lo," sambung Elang.

"Nggak lah anjing! Gue juga masih waras tapi kalo si Iqbaal ngasih dia buat gue, gue mau banget sih. Soalnya dia cantik, bro," ucap Devan mendapat tatapan tajam dari Iqbaal.

"Pawangnya marah!" kekeh Marvel.

"Dia punya gue. Lo maju, gue tendang lo!" ancam Iqbaal.

Devan terkekeh, "Tapi gila sih perjuangan gue. Gue bela-belain ikut pelatihan silat cuman buat jagain cewek lo. Apalagi preman-preman yang ngejar cewek lo itu, hadeh habis badan gue rasanya mau remuk!"

"Lebay!" ceplos Elang mendapat jitakan dai Marvel.

Iqbaal berdeham lalu mengeluarkan sebuah kertas kecil dari dalam saku jaketnya, kemudian menyodorkannya pada salah satu temannya itu.

"Apa nih?" tanya Devan.

"WIH CEK 100 JUTA! GILA!" heboh Marvel.

"Buat lo. Gue tau gak gampang buat ngejagain (Namakamu) selama tiga tahun kebelakang ini," ucap Iqbaal santai membuat Devan melongo.

"Serius Lo Baal?!"

"Hm." Iqbaal mengaduk kopi hitamnya.

"WAJIB TRAKTIR!" ucap Elang antusias.

Devan mengibaskan cek tersebut di depan wajah Elang, "Wangi duit nih bos!"

"Traktir lah ya masa enggak," ucap Elang.

"Lo ngebantuin Devan aja nggak!" Marvel mengusap kasar wajah Elang membuat sang empu mendengus.

Drtttt drrrttt

Obrolan ketiga cowok itu terhenti ketika suara getaran ponsel berbunyi. Iqbaal merogoh ponselnya lalu mengerutkan dahinya.

"Kenapa, (Nam)?"

"Wih ceweknya noh!" ucap Elang heboh.

"Yeu jangan nikung!" Marvel menoyor kepala Elang.

"Kamu dimana sekarang?!" tanya Iqbaal dengan wajah memerah membuat ketiga temannya itu menatap Iqbaal penuh rasa penasaran.

"Oke, aku sekarang kesana! Jangan kemana-mana!"

Pip.

Iqbaal memasukkan kembali ponselnya lalu bangkit dari duduknya.

"Eh eh lo mau kemana?" tanya Marvel.

"Gue cabut dulu." Iqbaal hendak melangkah namun pergelangan tangannya ditahan oleh Elang.

"Baal, buru-buru amat dah. Ma—"

"Cewek gue kenapa-napa. Kalo lo pada mau ke rumah gue, ke rumah aja," ucap Iqbaal terburu-buru lalu berjalan dan menaiki motornya.

Sedetik kemudian motor Iqbaal melaju melesat cepat membuat ketiga orang itu paham seberapa khawatirnya Iqbaal terhadap (Namakamu).

"Kayaknya si (Namakamu) hamil dah," ucap Elang asal.

"Oon! Baru aja ingatannya kembali, masa udah hamil aja? Siapa yang hamilin anjir?!"

"Ya si Iqbaal lah. Kali aja dia cep—"

Om Galak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang