t i g a l i m a

945 101 22
                                    

Do you Miss me? Atau Miss cerita ini?

<3<3<3


"Iqbaal, jangan tidur atuh ih!" decak (Namakamu) kesal ketika terdengar dengkuran halus dari sebrang sana.

Setelah Ferisha memberitahu bahwa ia akan membawa (Namakamu) pergi ke Singapura, gadis itu dengan cepat menelepon Iqbaal. Tadinya sih keduanya masih berbicara, tetapi saat ini Iqbaal malah tertidur membuat gadis dengan kaos kebesaran itu mengobrol sendirian.

"Iqbaal!" ucap (Namakamu) tertahan. Jangan sampai sang mama tau jika ia sedang menelpon pria itu.

"Nyebelin banget!" decak (Namakamu).

Gadis itu memijit pelipisnya, bingung memikirkan bagaimana cara mencegah Ferisha untuk membawanya pergi. Jujur, sedari tadi (Namakamu) sudah merengek meminta Iqbaal agar melakukan sesuatu. Namun, pria itu malah tidak menanggapinya serius.

(Namakamu) kesal. Benar-benar kesal.

"Iya, bentar," ucap Iqbaal tiba-tiba membuat lamunan gadis itu terpecahkan.

"Iq—"

"Wanda?"

(Namakamu) mengerutkan dahinya, menatap ponselnya. Terdengar suara dua orang yang tengah mengobrol di sebrang sana. Sepertinya Iqbaal tengah kedatangan tamu.

"Oh gitu, mau minum apa, Wan?"

(Namakamu) menegakkan badannya dengan cepat ketika mendengar sapaan 'Wan'. (Namakamu) yakin, orang yang mendatangi apartemen Iqbaal malam-malam begini adalah Wanda.

"Wanda datang aja langsung bangun! Giliran aku bangunin, kamu malah sibuk tidur! Dasar sinting!" kesal (Namakamu) lalu memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Kakinya turun dari kasur berukuran kecil itu. Ia memakai hoodie nya lalu mengintip ke arah ruang tamu dari celah pintu kamarnya.

"Mama dimana, ya?" gumamnya.

Sepertinya Ferisha sudah tertidur di kamarnya karena waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Kesempatan itu (Namakamu) gunakan untuk kabur dari rumah sederhana itu.

Tangannya membuka knop pintu utama secara perlahan. Berhasil. Setelahnya ia menutup kembali dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara.

"Anjing (Namakamu) lo hebat banget!" gumam (Namakamu) sangat pelan.

Tanpa berpikir panjang, gadis itu berlari menjauhi rumah barunya itu.

"Ck, gue gak bawa duit! Gimana gue mau nyamperin Iqbaal?" tanya (Namakamu) pada dirinya sendiri.

"Argh bego! Bego! Bego!" (Namakamu) menghela nafas kasar menatap jalanan yang ramai dengan kendaraan.

Dengan hati yang sangat berat, ia memutuskan untuk berjalan ke apartemen Iqbaal. Butuh sekitar waktu satu jam agar dirinya sampai di apartemen pria itu. Ya, (Namakamu) mengetahui letak apartemen Iqbaal karena sempat diberitahu oleh cowok itu.

"Bisa-bisa kaki gue patah," desah (Namakamu) pasrah.

Di malam dengan sinar rembulan yang cukup menyinari bumi itu, akhirnya, untuk pertama kalinya, (Namakamu) berjalan di pinggir jalan dengan keadaan seperti orang gila yang tidak tau arah. Sesekali wajah tanpa polesan bedak itu tersorot oleh lampu kendaraan membuat kondisinya saat ini mengkhawatirkan.

Hanya memakai hoodie kebesaran dengan celana pendek yang tenggelam karena hoodie nya. Tak lupa, kedua kaki putihnya dihiasi sandal jepit rumahan. Dan yang terakhir, rambutnya hanya diurai, mungkin karena angin, rambut gadis itu terlihat acak-acakan dan kusam.

Om Galak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang