"Terserah kamu sekarang mau bagaimana, saya nggak peduli lagi." Iqbaal menghentikan mobilnya di pinggir jalan, "kalau mau balik ke tempat tadi, silahkan."
(Namakamu) menatap cowok itu malas, "Ih ngambekan! Makin tua loh om!"
Iqbaal tidak mengindahkan ucapan gadis itu. Bahkan pria itu sepertinya enggan melihat wajah (Namakamu) saat ini.
"Om ih buruan maju lagi!"
"Tadi katanya mau balik ke tempat itu lagi?" cuek Iqbaal.
(Namakamu) bersidekap dada, "Nggak jadi! Keburu gak mood!"
"Lain kali jangan kayak bocah! Harus tau mana sikap yang bener sama yang enggak!" peringat Iqbaal membuat gadis itu mendengus sebal.
Cowok itu memajukan mobilnya lagi menuju hotel tempat acara pernikahan.
Beberapa menit keheningan melanda keduanya sebelum salah satu diantara mereka membuka suaranya kembali.
"Om gue mau itu!" ucap (Namakamu) seraya menunjuk pasar malam yang terlihat ramai.
"Ck gak usah aneh-aneh! Acaranya belum selesai, Revi."
(Namakamu) berdecak, "Yaudah turunin gue sekarang! Gue mau itu!"
"Diem!" ucap Iqbaal terkesan tajam.
"Om ih gue mau itu anjing!" decak (Namakamu) kesal.
"Diem."
"Kesel! Bodoamat gue benci Lo om!" sinis (Namakamu) lalu membelakangi cowok itu. Iqbaal hanya terdiam dengan kedua mata yang fokus menatap jalanan.
Daripada bosan menunggu sampai tiba di hotel, lebih baik (Namakamu) menyuruh teman-temannya itu untuk membelikannya kebab yang ada di pasar malam tadi.
"Halo (Nam)? Kenapa lagi nyet?"
"Beliin gue kebab di pasar malam deket tempat Gara pertandingan. Nanti gue share lokasi."
"Heh Lo kira gue babu lo? Gak!"
"Jejy anjing!"
"Gue mau balik (Nam). Lo buang-buang waktu gue nyet. Bye!"
"JE—"
Pip.
"Bangsat emang si Jejy," kesal (Namakamu) seraya menatap layar ponselnya.
Iqbaal melirik gadis itu sekilas lalu fokus kepada jalanan kembali. Entahlah ia sangat malas jika harus memperingati gadis itu kembali. Iqbaal rasa Iqbaal sangat lelah hari ini.
"Halo Tan."
"Kenapa (Nam)?"
(Namakamu) tersenyum ketika Kintan mengangkat teleponnya.
"Tolong dong belii—"
Pip.
"Anjing dimatiin."
"Dasar setan!" umpat (Namakamu) kesal. Bisa-bisanya Kintan mematikan sambungan teleponnya saat dirinya sedang berbicara.
Wah Kintan nggak tau apa dia lagi bicara sama siapa. Cari mati tuh titisan setan.
(Namakamu) mematikan ponselnya lalu melempar asal ke atas dashboard. Ia bersidekap dada lalu menyenderkan punggungnya. Bibirnya mengerucut tanda ia sedang dalam mode kesal.
Berbeda dengan (Namakamu), Iqbaal kini tengah melihat kendaraan di belakangnya lalu ia berbelok menuju parkiran hotel. Setelahnya cowok itu memarkirkan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Galak!
FanfictionKatanya, Pak Iqbaal itu ganteng +++ Katanya, Pak Iqbaal itu beribawa Dan katanya lagi, Pak Iqbaal itu dewasa banget Semua orang mengatakan seperti itu. Tapi bagi (Namakamu) tidak. Menurut (Namakamu), Pak Iqbaal itu- GALAK Banget. Serius. Dan sialnya...