Senin pagi saat ini cuacanya sangat cerah. Bahkan matahari pun sudah terbit sejak tadi membuat pagi hari ini terasa hangat.
Tak hanya cuaca saja yang cerah, wajah (Namakamu) pun ikut bersinar. Pengaruh piknik dadakannya bersama cowok yang dicintainya kemarin ternyata sangat mempengaruhi mood-nya hingga saat ini.
Sekarang gadis itu tengah membuat roti bakar dengan selai blueberry di dalamnya. Tumben banget kan (Namakamu) mau membuatkan sarapan untuk para penghuni rumah?
"Morning, anak mama."
(Namakamu) membalikkan badannya sekilas. Melihat mama, papa, beserta kembarannya turun menghampirinya.
"Pagi ma, pa, Hazel," balas (Namakamu).
"Kamu masak apa?" tanya Ferisha setelah duduk di meja makan.
Hazel dan Jevon pun ikut duduk di samping Ferisha.
"Ini, (Namakamu) lagi nyiapin roti bakar aja, buat sarapan kita kali ini." (Namakamu) mengambil beberapa roti bakar yang sudah matang. Ia menyajikannya di atas nampan berukuran cukup besar.
"Kamu tiap hari bikin sarapan pake roti?" tanya Jevon.
(Namakamu) menyimpan nampan itu di atas meja makan lalu menatap sang papa.
"Nggak kok pa. Baru kali ini aja," ucap (Namakamu) seraya tersenyum.
"Terus biasanya Iqbaal sarapan pake apa?" tanya Ferisha.
(Namakamu) terdiam. Ia bingung bagaimana cara menjawab pertanyaan dari sang mama. Dirinya saja tak pernah membuatkan sarapan untuk pria yang menjabat menjadi suaminya itu.
Mungkin jika Ferisha dan Jevon tahu, (Namakamu) akan diceramahi habis-habisan.
"Mmm biasanya pake bubur ma," alibi (Namakamu).
Ferisha mengangguk-anggukkan kepalanya lalu melahap roti bakar yang dibuat oleh (Namakamu).
"Kamu panggil Iqbaal, (Nam). Kali aja dia belum bangun," perintah Jevon.
(Namakamu) mengangguk-anggukkan kepalanya bersamaan dengan Hazel yang berdiri dari posisi duduknya.
"Ma, pa, aku berangkat dulu." Hazel menyalami tangan kedua orang tuanya.
"Pagi banget?" tanya Jevon.
"Kamu gak bareng sama (Namakamu)?" tanya Ferisha.
Hazel menggeleng, "Hazel ada piket kelas."
(Namakamu) menatap kembarannya. Ia tahu gadis itu berbohong. (Namakamu) hafal betul, kapan piket Hazel. Dan sekarang, gadis itu sepertinya tengah menghindari interaksi dengan (Namakamu) karena kejadian waktu lalu. Dimana (Namakamu) mengerjai Hazel untuk pergi ke ruang BK.
"Yaudah, hati-hati ya." Hazel mengangguk lalu keluar dari rumah (Namakamu) dan Iqbaal.
"(Nam), kok kamu malah ngeliatin Hazel sih? Ada apa?" tanya Ferisha.
(Namakamu) mengerjapkan matanya lalu menggeleng, "Nggak kok ma. Yaudah (Namakamu) mau panggil si om dulu."
Gadis itu hendak berbalik, namun suara Ferisha menghentikannya.
"Siapa?"
"M-maksudnya Mas Iqbaal," koreksi (Namakamu).
Ferisha mengangguk-anggukkan kepalanya membuat (Namakamu) berjalan menaiki anak tangga satu persatu. Ia merutuki dirinya sendiri, hampir saja Ferisha mengamuk.
Cklek
"Teteh!!" jeritan Cecil mengawali pendengaran (Namakamu) saat membuka pintu kamar utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Galak!
FanfictionKatanya, Pak Iqbaal itu ganteng +++ Katanya, Pak Iqbaal itu beribawa Dan katanya lagi, Pak Iqbaal itu dewasa banget Semua orang mengatakan seperti itu. Tapi bagi (Namakamu) tidak. Menurut (Namakamu), Pak Iqbaal itu- GALAK Banget. Serius. Dan sialnya...