"Apa lo?!"
"Cewek gak jelas!" umpat (Namakamu) lalu menutup pintu kamar yang ditempatinya dengan kencang.
Tim olimpiade dari SMA Merpati sudah sampai di Yogyakarta sekitar pukul dua belas malam. Ya, mereka hanya menggunakan bus dan butuh waktu selama delapan jam agar sampai di Yogyakarta.
Kabar baiknya, (Namakamu) ternyata tidak satu kamar dengan cewek menyebalkan itu. Karena mereka menginap bukan di hotel, tapi penginapan khusus tim olimpiade.
"Dasar cewek sinting!" kesal (Namakamu) lalu merebahkan dirinya di atas kasur berukuran cukup kecil.
Asal kalian tahu, sedari turun dari bus, (Namakamu) dan Wanda terus bertengkar tak jelas. Mereka benar-benar seperti kucing dan anjing. Iqbaal sebagai guru pembimbing mereka pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Awas aja tuh orang besok nyebelin!"
"Gue lempar tuh anak ke sungai amazon!" gerutu (Namakamu).
(Namakamu) mendengus sebal. Ia mengerjapkan matanya ketika tiba-tiba teringat sesuatu.
"Masa iya gue sakit?" gumam (Namakamu).
"Ah nggak! Gue sehat begini, masa sakit!"
"Kamu sakit apa, Lea?"
"A-aku sakit a—"
"(Namakamu) Revisha hadir?"
"Argh gara-gara absen sih jadi Lea gak ngasih tau dia sakit apa!!!" gerutu (Namakamu) lagi. Mana sekarang ia terpisah dengan gadis itu lagi. Mana bisa (Namakamu) bertanya tentang obat Lea yang mirip dengan obat miliknya itu.
Tling!
"Siapa anjir jam satu gini?" oceh (Namakamu). Tak urung tangannya meraba ponselnya yang tergeletak di sampingnya.
Matanya menyipit membaca notifikasi pesan dari seseorang.
Jejy anjing
(Nam) lo....(99+)Dahi (Namakamu) mengernyit membaca beberapa puluh pesan dari sahabatnya. Tumben sekali Jejy menghubunginya. Padahal hubungan keduanya belum kembali seperti semula.
Drrrrtttttt drrrrtttttt
Lamunan (Namakamu) terhenti ketika ponselnya bergetar panjang. Gadis itu menatap layar ponselnya lalu memencet tombol hijau.
"Halo (Nam)."
(Namakamu) terdiam mendengar sapaan dari Jejy. Tidak berniat menjawab.
"(Nam), lo disitu kan?"
"(Nam)?"
Mendengus kasar. Gadis itu melirik layar ponselnya lalu mendekatkannya pada telinganya kembali.
"(Nam), lo mas—"
"Kenapa," balas (Namakamu) terkesan datar.
Terdengar helaan nafas di seberang sana, "Gue ada kabar baik!"
"Oh."
"(Nam), plis."
"Apa?"
"Jangan lama-lama dong ngambeknya!" keluh Jejy.
"Terus?"
"Gue sama Kintan benar-benar minta maaf. Kita sama sekali gak niat bikin Lo malu atau sebagainya. Kita cuma pengen lo gak marah lagi dengan cara membuat lo jalan sama Gara."
"Tapi nggak kayak gini caranya, Je."
"Iya gue tau kita emang oon banget jadi manusia. Tapi pliss Lo balik lagi dong kayak dulu. Gue sama Kintan benar-benar gak enak diem-dieman sama lo hampir enam hari gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Galak!
أدب الهواةKatanya, Pak Iqbaal itu ganteng +++ Katanya, Pak Iqbaal itu beribawa Dan katanya lagi, Pak Iqbaal itu dewasa banget Semua orang mengatakan seperti itu. Tapi bagi (Namakamu) tidak. Menurut (Namakamu), Pak Iqbaal itu- GALAK Banget. Serius. Dan sialnya...