l i m a b e l a s

839 107 15
                                    

"Revi!"

"Nggak!"

"Revi!"

"Gak dulu!"

"REVII!!"

"NGGAKKKKKK!"

"(NAMAKAMU) REVISHA!"

"IQBAAL—"

"Mmm Iqbaal apa ya?" (Namakamu) berpikir lalu mengedikkan bahunya, "gak tau deh."

"REV—"

"Sssstt om berisik elah! Nanti kalo orang keganggu sama teriakan lo gimana?" (Namakamu) menghela nafas lalu sibuk berkutat dengan buku-buku tebal dihadapannya.

Iqbaal turun dari kasur lalu menghampiri (Namakamu) yang tengah duduk di sofa yang ada di kamar hotel itu.

"Turutin perintah saya, Revi," tegas Iqbaal.

Mendongakkan kepalanya, (Namakamu) menatap mata tajam Iqbaal dengan ekspresi malasnya.

"Kalo gue nggak mau gue harus gimana om? Lagian kalo mau tidur ya tidur aja, ngapain ajak-ajak gue!"

"Ini jam berapa?" tanya Iqbaal dengan ekspresi tajamnya.

(Namakamu) merotasikan matanya, "Ck bisa liat sendiri gak sih? Ini jam tiga subuh! Pliss jangan ganggu, waktu gue tinggal empat jam lagi!"

"Tapi kamu udah belajar dari jam berapa (Nam)? Belajar boleh tapi jangan sepelekan kesehatan juga!"

(Namakamu) mendengus, "Gue udah biasa nggak tidur. Gak usah repot khawatirin gue."

"Dih siapa yang khawatirin kamu? Gak ada!"

"Terus ini apa buktinya lo maksa-maksa gue buat tidur hah?"

"Kamu ini ngerti gak sih? Kamu ini sudah jadi tanggung jawab saya, (Namakamu). Kesehatan kamu, kebahagiaan kamu dan semua tentang kamu itu sudah tanggung jawab saya sekarang!" jelas Iqbaal kesal.

"Yaudah," ucap (Namakamu) santai lalu kembali mengerjakan beberapa soal materi fisika tentang Hukum Gaya Newton.

Iqbaal mendengus kasar. Ia menyugar rambutnya lalu menghampiri gadis itu. Tanpa aba-aba, cowok dengan kaos ungu dan boxer hitam itu menggendong (Namakamu) ala bridal style.

"ANJING OM TURUNIN GUE!!"

Iqbaal menulikan pendengarannya kala gadis itu memberontak. Kakinya melangkah menuju kasur lalu merebahkan gadis itu diatas kasur berukuran cukup besar itu.

"OM GU—"

"Diem atau saya apa-apain kamu?" ancam Iqbaal mengunci pergerakan (Namakamu).

(Namakamu) memelototkan matanya lalu berdecak, "Ancem aja terus! Bosen gue dengernya!"

"Saya gak main-main sama omongan saya, Revisha," ucap Iqbaal dengan nada beratnya.

(Namakamu) bergidik ngeri, "Iya! Gue gak akan kemana-mana! Tapi nggak gini juga njir!"

Iqbaal tersenyum miring lalu bangkit. Cowok itu turun dari ranjang lalu mengambil sesuatu di laci nakas.

"Gak usah komen!" ketus Iqbaal seraya membuka bungkus bye-bye fever.

"Ih ngapain lo?" tanya (Namakamu) panik. Takutnya om-om itu melakukan hal yang tidak-tidak terhadapnya.

"Ck diem!" Iqbaal mendekat kepada (Namakamu) lalu memasang bye-bye fever di jidat gadis itu.

"Apaan nih kok jidat gue di plesterin?" tanya (Namakamu) memicingkan matanya.

Tuk

"Bukan di plesterin oon! Itu namanya bye-bye fever!"

Om Galak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang