s e p u l u h

784 117 37
                                    

"Revi, bangun kamu!"

(Namakamu) mendongak menatap Iqbaal yang kini tengah berdiri untuk menyambut tamu yang ingin bersalaman.

"Gak mau!" tolak (Namakamu) lalu ia memainkan ponselnya lagi sembari duduk di kursi khusus pengantin.

Iqbaal berdecak. Semakin sore, tamu semakin berdatangan karena memang puncak acaranya berada di malam hari tepatnya pukul tujuh malam. Dan gadis yang notabennya tokoh utama dalam acara pernikahan itu malah sibuk bersantai duduk sembari bermain ponsel.

Sudah sempurna kan keminusan akhlak (Namakamu)?

"Revi, berdiri!" peringat Iqbaal tajam.

(Namakamu) melirik pria itu sekilas. Ia tertawa ketika cowok itu mengurungkan ucapannya saat beberapa tamu naik ke atas pelaminan untuk bersalaman.

"Kasian si om," gumam (Namakamu) pelan seraya tertawa kesenangan.

"Ini Iqbaal anaknya Pak Arwan ya? Udah besar, ganteng lagi," ucap salah satu tamu yang tengah bersalaman dengan Iqbaal.

Iqbaal terkekeh, "Bisa aja om."

"Udah gede ya kamu. Samawa ya ganteng."

"Makasih Tante," ucap Iqbaal tersenyum seraya membungkukkan sedikit badannya.

Pasangan suami istri itu tersenyum lalu melirik (Namakamu) yang kebetulan menatap keduanya.

"Apa?!" tanya (Namakamu) terkesan jutek.

"Maaf om Tante, ini kayaknya istri saya lagi mode datang bulan," ucap Iqbaal meminta maaf. (Namakamu) benar-benar membuat Iqbaal malu dengan rekan kerja ayah nya.

Pasangan suami istri itu mengangguk seraya tersenyum, "Nggak apa-apa Baal. Ajak istirahat dulu gih ke kamar, kasian."

Iqbaal mengangguk sopan, "Iya om Tante."

"Yaudah Baal kita duluan ya. Lancar-lancar ya, semoga cepet dapet momongan."

Lagi-lagi Iqbaal tersenyum mengangguk, "Makasih Om Tante."

Setelahnya pasangan suami istri itu turun dari pelaminan membuat Iqbaal menghela nafas lega. Sementara pelaminan di tutup dahulu agar pengantin bisa istirahat meskipun hanya beberapa menit.

Iqbaal menolehkan wajahnya menatap gadis itu tajam, "Siapa yang ajarin kamu nggak sopan?!"

(Namakamu) mendongak melirik cowok itu sekilas lalu fokus pada ponselnya lagi, "Nggak ada."

Iqbaal mendengus lalu duduk di samping gadis itu membuat gaun yang dipakainya sedikit tertarik memperlihatkan dadanya.

"Om ini ketarik anjir!!" ucap (Namakamu) seraya menutup dadanya menggunakan sebelah tangannya.

Iqbaal menatap datar, "Dada? Sore-sore ngaco kamu! Disini nggak ada ayam!"

(Namakamu) meletakkan ponselnya di belakangnya karena gaun yang dipakainya semakin tertarik ketika cowok itu membenarkan posisi duduknya. Gadis itu menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Om! Ini gaun gue ketarik anjir," ucap (Namakamu) kesal.

Iqbaal menatap gadis itu santai, "Apa sih Revi?!"

"Gaun gue ketarik oon!" celetuk (Namakamu) membuat cowok itu memelototkan matanya tajam.

"Apa kam—"

"Om sumpah gaun gue merosot!!" panik (Namakamu) seraya menahan gaun bagian atasnya. Bisa bahaya jika benar-benar merosot, aurat gadis itu akan terlihat jelas.

Iqbaal mengerutkan dahinya, "Apanya sih Revi?"

"Gaun gue bolot!" kesal (Namakamu).

"Ck maksud saya bagian mananya?! Gak mung—"

Om Galak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang