"Lo sih!"
"Kok gue sih? Lo Je pake narik rambut gue segala, Lo mau gue jadi kuyang hah?!"
Jejy memutar bola matanya lalu melanjutkan acara mengepel lantai koridor di lantai dua. (Namakamu) menggigit bibir bawahnya, menatap jahil sahabatnya yang kini tengah mengeluh capek.
Ah keduanya kini tengah dihukum karena tadi pagi sewaktu mereka nangkring di kantin ketahuan oleh Pak Sapri, guru BK yang rutin mengelilingi sekolah. Memang begitu peraturan di SMA Merpati, tidak boleh berdiam di kantin sebelum kantin buka. Dan jika kalian tahu, kedua gadis itu sering melanggar aturan yang satu itu. Untungnya baru kali ini saja mereka terciduk.
"Ck napa sih ni lantai gak bersih-bersih sendiri?!" Jejy memukul-mukul lantai menggunakan pel-pelan.
(Namakamu) yang melihat itupun tersenyum jahil. Ia hendak berjalan untuk menumpahkan air di dalam ember namun sesuatu yang buruk terjadi dengannya.
Brukk
Byurr
"AAAAA SETAN!"
Jejy yang kaget dengan suara jatuh sekaligus teriakan sahabatnya pun membalikkan badannya dengan cepat. Seketika tawanya pecah melihat (Namakamu) yang duduk di lantai dengan seragam yang basah kuyup. Jejy tau nih pasti (Namakamu) jatuh karena lantai licin.
"HAHAHAHAHA."
Jejy menertawakan (Namakamu). Jujur, pantat (Namakamu) terasa sakit. Untungnya di koridor ini hanya ada keduanya, karena bel istirahat belum berbunyi.
"Je tolongin gue," ringis (Namakamu) seraya mengelus pinggangnya.
Jejy memegang perutnya, sulit untuk menghentikan tawanya.
"Jejy ih!"
Gadis yang tengah berdiri itu tidak memperdulikan ringisan sahabatnya. (Namakamu) mengutuk Jejy dalam hatinya. Ia ingin berdiri namun jika tanpa bantuan Jejy sudah dipastikan ia akan terpeleset lagi.
KRIINGGG
"Je cepet bantuin gue!!" (Namakamu) panik karena suara bel istirahat telah berbunyi. Beberapa detik kemudian riuh suara siswa-siswi SMA Merpati terdengar di telinga (Namakamu).
"Je! Temen bangsat Lo!" kesal (Namakamu).
Jejy menghentikan tawanya lalu menolong gadis itu. Untungnya saja murid-murid keluar dari kelas saat (Namakamu) sudah bangun dari jatuhnya. Namun tetap saja seragam gadis itu basah kuyup.
"Je, seragam gue." (Namakamu) menghela nafas melihat sekujur tubuhnya yang basah karena air.
Jejy menahan tawanya lalu menepuk-nepuk bahu gadis itu.
"Daleman Lo keliatan, (Nam)," bisik Jejy membuat gadis itu menyilang kan tangannya di depan dada nya.
"Je gimana dong! Anjir mana tuh cowok-cowok mau lewat sini lagi," panik (Namakamu). Gadis itu berusaha menyender di tembok agar tubuh bagian belakangnya tidak terekspos.
Jejy menatap segerombolan cowok yang semakin dekat berjalan ke arah keduanya. Tak sengaja, kedua matanya menangkap sosok guru baru yang tengah berjalan santai seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Pak Iqbaal!" panggil Jejy. Ia tahu nama guru baru itu karena sewaktu upacara kemarin, kepala sekolah mengumumkan bahwa Bu Siti—guru fisika yang sudah pensiun kini digantikan dengan guru muda itu.
Iqbaal menghentikan langkahnya lalu menatap sekelilingnya. Sedangkan (Namakamu) kini memelototkan matanya ketika Jejy malah memanggil om-om galak itu. Kalau Iqbaal tahu dirinya dalam keadaan basah kuyup begini, bisa-bisa harga diri (Namakamu) turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Galak!
FanficKatanya, Pak Iqbaal itu ganteng +++ Katanya, Pak Iqbaal itu beribawa Dan katanya lagi, Pak Iqbaal itu dewasa banget Semua orang mengatakan seperti itu. Tapi bagi (Namakamu) tidak. Menurut (Namakamu), Pak Iqbaal itu- GALAK Banget. Serius. Dan sialnya...