--Happy reading
TIN
Suara klakson barusan membuat Nesya berbalik cepat. Sebuah mobil hitam tiba tiba berjalan dan berhenti di depan Nesya. Perempuan itu, lantas segera menyisi agar sang pengemudi bisa menjalankan mobilnya.
Pandu dengan kacamata hitamnya tiba tiba membuka kaca mobil hitam, Nesya tampak kerkejut ketika menyadari bahwa kacamata yang ia hilangkan tadi tiba tiba ada pada Pandu. Nesya diam saat Pandu terus menatapnya di dalam sana.
"Masuk." Laki laki itu tidak melepas pandangannya pada jalanan yang ada di depan. Tanpa banyak bertanya, Nesya segera membuka pintu mobil barusan lalu masuk dan duduk di pinggir Pandu.
Perempuan itu menatapi wajah Pandu dengan keheranan. Ia terus diam dan tak mengeluarkan suara apapun.
"Nehand nemuin ini di belakang sekolah lo," Ujar Pandu tanpa sedikitpun memberikan ekspresi curiga. Nesya ber-Oo ria paham dengan apa yang Pandu ucapkan.
'Kasian Rachel hampir gila karena kacamata itu,' Seru Nesya dalam hati.
"Gue sengaja bawa mobil," Ucap Pandu memecahkan keheningan di antara mereka. Nesya hanya mengangguk pelan sebagai tanda dia paham dengan ucapan Pandu barusan.
"Gue sengaja gak pake BMW. Takut lo gak bisa buka pintunya," Ujar Pandu sombong. Nesya masih diam. Ia tak mengeluarkan sedikit suara apapun dari mulutnya. Entahlah, mood Nesya sedang tidak baik sedari tadi.
"Nesya lo bisu?" Tanya Pandu. Kini tatapan ia arahkan kepada Nesya. Nesya yang ditatap Pandu barusan, tak berani menatapnya kembali dan malah menundukan kepalanya.
"Nggak kok," Ujar Nesya yang masih menunduk.
"Bagus."
Baik Nesya maupun Pandu tidak mengeluarkan suara apapun. Pandu semakin fokus pada jalanan yang sedang ia hadang sekarang. Sementara Nesya menunduk dan memain mainkan kukunya.
Setelah melewati keheningan di sepanjang jalan, akhirnya Pandu memberhentikan mobilnya. Ia menyuruh Nesya turun ketika mereka sudah sampai di basement plaza yang akan mereka kunjungi.
"Pandu, kita mau kemana?" Tanya Nesya yang terlihat sedang melihat ke sekelilingnya.
"Gue mau ke toko buku," Ucap Pandu yang masih sibuk mencari cari sesuatu di tasnya.
"Mau beli apa?"
"Mau beli baju ballet," Balas Pandu cuek.
"Hah?"
"Nesya lo goblok banget sih! Aneh gue! Ya lo pikir aja gue ke toko buku mau ngapain! Masa beli baju!" Geram Pandu. Ia memberhentikan segela kegiatannya lalu menatap wajah Nesya dengan sedikit kekeselan.
"E-eh iya si."
"Mau gue kunci atau turun?" Ucap Pandu yang sudah beranjak keluar, meninggalkan Nesya yang berada di dalam.
Tanpa mengeluarkan suara apapun, Nesya turun dari mobil Pandu dan berjalan menuju ke arah Pandu yang sudah mendahuluinya.
Nesya berjalan di belakang mengekori Pandu dengan langkah jenjangnya. Tinggi Pandu 178 CM dengan tinggi Nesya yang hanya 155 CM membuat perempuan ini sulit mengimbangi langkah Pandu yang sangat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TO : PANDU
Novela Juvenil"Langit itu lukisan nyata tuhan. Langit aja indah, apalagi rencanya, Iyakan?" ❀❀❀❀ Antara Cinta dan Benci Antara Pandu, Nesya dan Perasaan mereka Note : Bila ada ketidak lengkapan dalam cerita, hapus terlebih dahulu ceritanya di perputakaan.