--Happy reading
"BUNDAAA!!!"
Teriakan barusan, membuat seluruh pasang mata yang berada di lapangan upacara SMA Wijaya melirik ke arah Nesya. Pandu, dengan kantung mata hitamnya berlari lari pelan menuju ke arah Nesya yang sedang berjalan meninggalkan lapangan upacara.
Setelah kejadian kemarin lusa, semua yang ada dirumah Nesya, ia usir pergi. Nesya yang tadinya mengajak teman temannya untuk menginap, mengurungkan niatnya karena Pandu dan teman temannya mengacaukan semuanya.
"BUNDAA TUNGGUIN DONG IHH!! Bundaa mahh!!" Seru Pandu yang menyusul Nesya yang pura pura tuli. Nesya malu. Perempuan itu tak ingin dirinya menjadi pusat perhatian untuk ke sekian kalinya.
"Bunda kenapa sih gak mau dengerin ayah?!" Nesya tersentak. Perempuan itu terkejut ketika melihat Pandu yang tiba tiba ada di depannya. Ia hanya bisa menggigit bibirnya malu.
""Pandu malu ih!" Sentak Nesya menyentakan kakinya ke tanah. Muka Nesya memerah. Semua mata melihat ke arah mereka yang sedang bertengkar sekarang.
"Kenapa malu? Ayah kan-"
"AHH ANYING!" Teriak Pandu ketika perutnya di cubit Nesya. Perempuan itu geram. Ia geli mendengar ucapan yang di lontarkan Pandu barusan.
"Pandu malu!" Greget Nesya. Perempuan itu baru kali ini memelototi Pandu yang bertingkah seenaknya.
"LO ITU MAUNYA GIMANA SIH ANJING?!" Teriak Pandu. Nesya benar benar malu. Ia ingin tenggelam saja, agar semua orang yang ada disini tidak menatapnya.
"Gue udah baik baik bikin lo jadi istri gue! Lo mau nya apa sihh, Nes?!" Sentak Pandu. Bukannya kaget, namun kali ini, Nesya benar benar kesal. Ia malu jika dirinya harus di panggil 'Bunda' oleh Pandu. Melihat orang lain pacaran saja Nesya jijik sendiri. Apalagi ia dipanggil Bunda.
"Yaa gak mau lah Pandu! Jijik!" Sentak Nesya membalas perkataan Pandu. Sontak semua murid yang berada di sana menghentikan aktivitasnya. Berfokus pada Pandu dan Nesya yang sedang bertengkar layaknya suami istri.
"NESYA LO JIJIK SAMA GUE?!" Teriak Pandu, mencengkram erat pergelangan Nesya.
"Gue ganteng, Pinter, banyak duit, gue sering mandi, sering gosok gigi! Terus ngapain lo jijik sama gue! Gue bukan tai yaa bego!" Sentak Pandu. Maksud Nesya, bukan ia jijik karena Pandu. Namun, Nesya merasa tidak nyaman dengan panggilan yang diberikan olehnya. Menikah saja ia tidak pernah. Apalagi panggil ayah bunda?
"Bukan gitu Pandu, maksud aku-"
"APA?!" Ujar Pandu memotong pembicaraan Nesya.
"Gue kasih 2 pilihan buat lo. Mau jadi babu gue, atau jadi istri gue?! Kalau lo jadi babu gue, lo harus ngelakuin apa yang gue suruh! Tapi kalau lo jadi istri gue, selain lo layanin gue. Gue juga bakal lindungin lo. Lindungin lo sebagai istri gue!" Tekan Pandu. Maksud Nesya pun bukan begitu. Kalau bisa ia bebas. Kenapa Pandu tidak membebaskannya.
"Aku cuman pengen jadi Nesya, Pandu! Nesya Prianka! Bukan yang lain. Kalaupun kamu mau aku jadi istri kamu, aku bakal tetep jadi Nesya! Gak pernah jadi pelayan kamu!" Ujar Nesya yang sudah sangat geram akan perangai Pandu. Nesya juga manusia, tidak bisa di perintah seenaknya.
"Lagian aku juga aneh, Du! Sejak pertama masuk sekolah. Bahkan sejak mpls. Kamu selalu ngeklaim kalau aku itu milik kamu! Aku pesuruh kamu. Aku objek bully kamu. Aku bahkan bingung sendiri, Du. Sampai akupun gak pernah ada temen disekolah ini," Tentang Nesya. Ia menunduk. Mengeluarkan air matanya saat akhirnya ia bisa mengeluarkan unek unek nya.
Ia tak peduli lagi soal Pandu yang akan menyiksanya lebih. Lagi pula, ia akan segera bebas dari dunia ini. Keluar sekolah, mencari kerja sambil kuliah. Nesya ingin semua itu cepat terjadi. Ia ingin segera melupakan Pandu. Melupakan perasaanya, serta perlakuannya yg selama ini menyakitinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/261620833-288-k171964.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TO : PANDU
Teen Fiction"Langit itu lukisan nyata tuhan. Langit aja indah, apalagi rencanya, Iyakan?" ❀❀❀❀ Antara Cinta dan Benci Antara Pandu, Nesya dan Perasaan mereka Note : Bila ada ketidak lengkapan dalam cerita, hapus terlebih dahulu ceritanya di perputakaan.