27. TO PANDU : Selfish

45 5 13
                                    

--Happy reading



"Sekali lagi keegoisan gue ngerebut kebahagiaan orang di sekitar gue, Ece!" Seru Pandu. Laki laki itu tetap setia duduk di batu besar dengan penyesalan yang tertanam jelas dalam dirinya. Nesya tertegun. Panggilan lama yang Pandu berikan untuknya, membuat perempuan itu tersentuh.

Seusai perkelahian Zian dengan Pandu kemarin, semua kegiatan di perkemahan dibatalkan. Mereka semua dipaksa pulang, karena kericuhan kemarin membuat semua orang menjadi canggung. Bahkan perkemahan yang seharusnya membahagiakan dihancurkan oleh keegoisan Pandu.

"Kita berdua sama sama salah, Pandu. Berhenti nyalahin diri sendiri."

Nesya benar benar tak bisa berkata apa apa. Kejadian kemarin memang salah mereka berdua. Keegoisan mereka, membuat malapetaka bagi mereka dan orang orang di sekitar mereka.

"Kalau bukan karena gue yang maksa lo ke puncak, pasti semua ini gak akan terjadi, Nesya."

"Kita harus minta maaf, Pandu. Nyesel gak akan berguna sekarang."

"Hari ini semua kacau karena keegoisan gue. Hidup gue serba salah! Gue bingung. Bahkan untuk minta maaf pun gue gak ada nyali!" Seru laki laki itu mengacak ngacak rambutnya frustasi.

Perempuan itu hanya bisa menatap lekat mata Pandu. Bagaimanapun kali ini memang mereka yang salah. Pandu yang terlalu egois dan Nesya yang menikmati keegoisan itu bersama Pandu. Minta maaf pun tak akan merubah kenyataan. Mereka semua tetap akan pulang hari ini.

"Pandu inget kotak ini?" Tanya Nesya memberikan sebuah kotak kayu kecil yang sudah lapuk pada Pandu.

Atensi Pandu seketika beralih. Laki laki itu, menatap lekat pada kotak kayu yang Nesya berikan. Pikirannya sedikit melayang pada saat mereka saling bertukar hadiah sewaktu kecil. Pandu yang memberikan saputangan biru yang ia rajut bersama mamanya. Sementara Nesya memberikan sebuah kotak dengan kertas untuk isi di dalamnya.

Pandu mengepalkan tangannya saat membayangkan itu. Urat lehernya seketika tercetak. Matanya memerah. Namun, laki laki itu berusaha menenangkan dirinya dengan menggigit bibir bawahnya.

"Kenapa sama kotak itu?" Ujar Pandu yang mencoba biasa saja dengan ucapannya.

Hari itu adalah hari dimana mamanya pergi meninggalkan Pandu untuk selamanya. Pagi dimana mereka tertawa bersama, lalu tiba tiba Pandu kehilangan segalanya. Kehilangan mamanya dan Nesya yang tiba tiba pergi meninggalkannya.

"Kapsul waktu. Kamu ingetkan?"

Saat itu, Pandu dan Nesya bahagia bersama dengan taman dan pohon besar yang menjadi saksinya. Ketika itu, 7 tahun hidup Pandu sempurna. Ia mendapatkan Mamanya, Nesya dan kabar tentang donor ginjalnya. Namun, hari itu jugaa semua kebahagiaannya direnggut oleh langit yang tiba tiba menjadi mendung. Mamanya yang meninggal, Nesya yang tiba tiba hilang seusai berbicara tentang bintang, dan papanya yang membuat otaknya lelah. Ia lalui itu semua dihari yang bersamaan.

"Kita dulu janji mau buka kotak ini setelah 10 tahun," Ujar Nesya melirik ke arah Pandu.

Hati Pandu sedikit sakit mendengarnya. Namun, laki laki itu segera mengangguk. Membuka kotak kecil itu bersama dengan Nesya yang membantunya.

"Lo buka punya gue, gue buka punya lo. Gimana?"

Nesya menangguk antusias. Gulungan kertas dengan pita berwarna pink dan biru itu langsung mengingatkan mereka dengan kepunyaan masing masing. Pandu segera membawa milik Nesya, begitu juga sebaliknya.

"Pandu kita bikin wish dulu, gimana?"

Pandu mengangguk. Mereka kemudian menutup kedua mata mereka, lalu bersiap membuka gulungan kertas itu.

TO : PANDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang