--Happy reading
Pandu menghembuskan nafasnya pasrah. Kali ini Pandu sudah berada di halaman rumah Nesya. Laki laki itu membuka helmnya, kemudian menatap nanar rumah Nesya.
Sebelum Pandu mengetuk pintu rumah Nesya, perempuan itu membuka pintunya terlebih dahulu. Ia memberikan sebuah senyum tipis pada Pandu yang berdiri di hadapannya.
"Pandu aku cantik gak?" Tanya Nesya.
Perempuan itu terlihat menggeraikan rambutnya. Ia mengoleskan liptint berwarna pink, kemudian memakai jaket yang Pandu berikan kepadanya.
"Lo pake jaket bu Popon?"
Perempuan itu menepuk kasar bahu Pandu. Ia mengerutkan bibirnya, ketika Pandu berbicara seperti itu barusan.
Cup
Nesya kelimpungan. Ia terkejut ketika Pandu tiba tiba mengecup bibirnya. Perempuan itu merasa panas pada area dadanya.
"Bibir lo manis, pake apa?"
Nesya benar benar membungkam dirinya. Ia merasa hatinya sudah acak acakan. Bahkan untuk berbicara saja Nesya rasanya tidak mampu.
"Gue mau lagi yaa,"
Nesya langsung memundurkan dirinya. Perempuan itu, menahan bahu Pandu menggunakan tangannya. Ia kemudian memukul bahu Pandu kasar, agar Pandu bisa cepat cepat menjauh darinya.
"Coba hapus liptint lo."
Nesya menggelengkan kepalanya. Ia merasa dirinya cantik jika memakai liptintnya. Namun Pandu tetaplah Pandu. Ia tak mau jika ia harus menghapus liptintnya.
"Mau gue hapusin?"
"Gak mau, Pandu! Aku cantik kalau pake liptint!"
"Lo mau cowok lain ngelirik lo?!"
Nesya kembali menggelengkan kepalanya. Perempuan itu lagi lagi mendapatkan bentakan dari Pandu. Nesya tak tahu apa yang terjadi pada laki laki itu. Pandu berdecak kesal. Ia membuang mukannya, kemudian mengecup kening Nesya dalam dalam.
"Nesya, cantik itu bukan cuman tentang fisik. Semua orang tau kalau cantik itu tentang diri sendiri. Dan menurut Gue, lo itu cantik. Lo cantik karena lo udah bikin gue mencintai diri gue sendiri," Ujar Pandu melepaskan ciumannya.
"Sekarang gue tanya. Lo mau hapus liptint lo sendiri atau sama gue?"
Nesya menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menyusut liptint yang ada dibibirnya menggunakan tissue yang dikeluarkan dari tas nya
"Nes, kayaknya muka lo harus diratain deh. Lo cantik anjing. Nanti ada yang suka sama lo gimana?!" Ujar Pandu heboh.
Nesya tersenyum kecil. Entah jujur atau hanya untuk membuat Nesya senang, namun Nesya suka ketika Pandu memujinya. Perkataan Pandu benar benar terlihat tulus untuk Nesya.
"Nih, pake," Ujar Pandu melempar helm pada Nesya. Perempuan itu lantas mengangguk. Ia kemudian memakai helm yang Pandu berikan, lalu menaiki motor pandu.
❀❀❀❀
Pandu merasa kesal lantaran Nesya sama sekali tidak menautkan tangannya pada pinggang Pandu. Laki laki itu kemudian mengerungi motornya cepat, membuat Nesya reflek memeluk pinggangnya.
"Pandu pelan pelan!" Keluh Nesya yang di ajak marathon jantung oleh Pandu.
"APA?!!"
"PELAN PELAN!!"
"ANYING LO NANTANGIN GUE?! INI TUH UDAH CEPET ANJIR! PELAN DARI MANA!"
"GAK NGERTI PANDU! JANGAN CEPET CEPET!"

KAMU SEDANG MEMBACA
TO : PANDU
Dla nastolatków"Langit itu lukisan nyata tuhan. Langit aja indah, apalagi rencanya, Iyakan?" ❀❀❀❀ Antara Cinta dan Benci Antara Pandu, Nesya dan Perasaan mereka Note : Bila ada ketidak lengkapan dalam cerita, hapus terlebih dahulu ceritanya di perputakaan.