4.

2.2K 282 13
                                    

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Bruk//

Makanan yang Ele bawa hampir saja jatuh kalau refleksnya tidak bagus. Ele menghela napas lega, untung saja tidak jatuh. Kalau sampai terjatuh, Ele sudah pasrah tidak mau makan siang. Ia terlalu malas untuk mengantri makanan kembali. Antrian di kantin sekolah memang sangat panjang.

"Ah jeoseonghamnida. Gwenchanhayo?" orang yang tidak sengaja menabrak Ele berujar seraya mengambil wadah minumannya yang terjatuh. Tentu Ele baik-baik saja, malah sepertinya laki-laki yang menabraknya lah yang tidak baik. Minuman yang ia bawa tumpah. Tapi untungnya tidak mengenai siapapun.

"Ne, gwenchanhayo." ucap Ele.

"Are you okay?" tanya Ele balik, ia sedikit merasa iba pada siswa laki-laki yang tidak sengaja menabraknya tersebut. Sepertinya siswa itu nampak terburu-buru tapi malah menabraknya.

Siswa tersebut hanya mengangguk sembari tersenyum. Kemudian pamit pergi sebelum Ele yang tidak sempat mengiyakan.

Ele masih terpaku kala melihat sosok siswa tadi menjauh dari pandangannya. Saat melihat wajah siswa tersebut, Ele dibuat shock hingga tidak mampu berkata-kata.

"Ele, are you okay?" pertanyaan dari teman sekelas Ele menyadarkannya dari rasa shocknya.

Ele tersenyum dan mengatakan kalau ia baik-baik saja. Kemudian ia mengikuti kemana langkah teman-teman sekelasnya menuju. Mereka duduk melingkar di meja yang masih kosong.

Ini pertama kalinya Ele makan di kantin sekolah dengan menu dari sekolah. Saat di sekolahnya dulu, Ele biasanya membawa makanan sendiri dari rumah. Ansell cukup ketat mengatur makanannya dibantu dengan Emily dan Esme. Ele tidak bisa sembarangan makan makanan dari luar tanpa sepengetahuan Ansell.

Terutama karena pencernaan Ele yang cukup sensitif. Sedikit saja memakan makanan yang tidak sesuai perutnya akan sakit. Dan Ansell lah yang menjadi orang paling repot kalau Ele sakit. Pekerjaan Ansell jadi banyak yang tertunda, mungkin karena itu juga lah Ansell melarangnya makan sembarangan.

Dan kali ini Ele berharap jangan sampai makanan kantin di Hanlim tidak cocok dengannya, karena mungkin Ansell akan langsung terbang dari Inggris kalau mendengar di hari pertamanya sekolah malah langsung sakit. Biarkan Ele menjauh dari Ansell untuk sementara waktu.

"Wah, kau makan sangat sedikit Ele. Apakah tidak apa-apa? Padahal kau bisa mengambil lebih banyak." ucap Nari, salah satu teman sekelas Ele.

"Kau tidak merasa hambar hanya makan salad sayur dan sandwich tuna? Sedang diet ya?" sahut Mirae, teman kelasnya yang lain.

"Bukan, aku tidak sedang diet. Tapi aku belum pernah makan makanan yang tadi kulihat. sepertinya banyak yang pedas juga. Dan aku tidak bisa makan pedas." ucap Ele menjelaskan.

Raut wajah teman-teman barunya seketika melongo mendengar penjelasan Ele. Lah, bukannya Ele bilang kalau orang tuanya orang Korea. Masa makanan yang disediakan banyak yang dia tidak tahu?

"Ele, makanan Korea apa yang kau tahu?" tanya Sunji.

"Emm, aku tahu kimchi, tteokbokki, ramyeon, kimchijigae, dan naengmyeon mungkin. Ah, aku juga tahu kue tteok, aku suka yang manis. Kalau tteokbokki biasanya pedas jadi aku tidak suka." ucap Ele mencoba mengingat-ingat nama-nama makanan Korea yang ia tahu.

"Untunglah kau masih tahu kimchi, kalau tidak aku akan benar-benar meragukan kau orang Korea." ucap Yoona.

"Well, secara hukum aku berkewarganegaraan Inggris." seru Ele.

"Kau tidak tahu makanan Korea, lantas selama ini kau makan makanan jenis apa?" tanya Nari.

"Aku makan apa saja yang di siapkan." ucap Ele.

THE TALE OF ELE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang