✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Hari demi hari silih berganti, namun semangat perjuangan Hyun Jin untuk dekat dengan saudari kembarnya semakin membara. Ia terus saja mencoba mendekati Ele di setiap kesempatan. Namun selalu berakhir tanpa membuahkan hasil. Saudarinya itu sungguh sulit didekati.
Padahal aslinya tidak, Ele hanya berusaha semaksimal mungkin untuk tidak seantusias Hyun Jin. Ia membiarkan Hyun Jin mendekatinya. Tapi ia juga tidak terlalu menanggapinya. Ele hanya sesekali menjawab bila di ajak mengobrol. Ia tidak pernah tersenyum saat didekati. Ele tidak mau berharap, dan ia tidak mau keberadaannya diketahui keluarga kandungnya yang lain. Walaupun Ele jamin, anak angkat keluarga Shin itu pasti sudah menceritakan keberadaannya pada keluarganya. Untunglah anak itu tidak tahu identitas Ele sebagai saudara kembar Hyun Jin.
Hyun Jin juga sepertinya belum memberitahu keluarganya tentang Ele. Karena kalau mereka sudah tahu. Sudah pasti Ele sudah tidak berada di Korea Selatan saat ini.
"Hyo Jin ah~"
Ele menghela napas pasrah ketika mendengar suara kembarannya yang kini kembali familiar di telinganya setelah sekian lama. Berpisah selama belasan tahun membuat Ele tidak bisa lagi mengenali suara saudara kembarnya itu pada awalnya. Suara yang dulunya nyaring dan terdengar pemberani, kini sudah terdengar berat dan maskulin. Perubahan yang terjadi pada kembarannya itu sukses membuat Ele takjub.
"Ele," ucap Ele singkat mengingatkan Hyun Jin untuk tidak memanggilnya Hyo Jin.
"Ups, mianhae. Aku belum terbiasa memanggilmu Ele." ucap Hyun Jin yang kini berjalan di samping Ele.
Ele hanya diam, malas menanggapi Hyun Jin. Sejujurnya Ele agak risih terus diikuti. Hyun Jin itu bagaikan anak ayam yang terus mengikuti induknya. Namun disisi lain Ele senang, ia senang bisa berinteraksi lagi dengan saudara kembarnya. Ia tidak munafik, Ele akui ia merindukan kehangatan dari kakaknya itu. Ele merindukan moment kebersamaan mereka.
"Lagipula, kenapa kamu harus ganti nama sih? Sudah bagus-bagus Shin Hyo Jin. Kenapa malah menjadi Zelene? Kan nama kita jadi jauh berbeda." ucap Hyun Jin memprotes nama Ele.
"By the way, adikku tersayang." seru Hyun Jin.
Bibir Ele berkedut menahan senyumnya saat mendengar panggilan Hyun Jin untuknya. Rasanya aneh, tapi lucu.
"Kenapa adikku yang manis ini hanya makan sandwich? Seharusnya kau makan nasi untuk makan siang. Atau setidaknya porsimu lebih banyak. Bagaimana kau bisa tumbuh kalau seperti ini terus." ucap Hyun Jin kesal.
Kini mereka sedang duduk berdua di taman. Ele malas makan di kantin, dan lagipula Esme membawakan bekal untuknya. Hyun Jin yang masih mengikuti Ele pun hanya ikut duduk di taman. Ia sudah selesai makan tadi bersama Hyo Rin, adik angkatnya.
"Sudah kubilang perutku sensitif." ucap Ele.
Hyun Jin mendengus mendengar jawaban Ele.
"Sejak kapan perutmu sensitif? Perasaan dulu waktu kau kecil, kau bisa makan apa saja." ujar Hyun Jin.
Ele tertegun mendengar ucapan Hyun Jin. Hatinya berdenyut sakit. Benarkah Hyun Jin tidak tahu? Apakah Hyun Jin sudah melupakan alasan Ele makan semuanya? Ele menatap sandwich di tangannya dengan sendu.
Dulu pun, pencernaan Ele sudah sensitif. Banyak makanan yang tidak cocok di perutnya. Ele makan semua makanan, karena hanya itu yang keluarga -b**g**t- nya berikan. Ele tidak memiliki pilihan lain. Kalau ia tidak makan makanan itu, ia akan kelaparan. Tidak ada yang peduli dengannya. Ele juga sering di beri makanan sisa Hyun Jin. Namun sepertinya Hyun Jin sudah melupakan bagian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TALE OF ELE [END]
FanfictionEND / SELESAI / TAMAT / COMPLETE WARNING ! TYPO BERTEBARAN ! BELUM REVISI ! Zelene atau biasa di panggil El adalah satu-satunya perempuan berdarah asia yang memiliki gelar Lady of Cambridge. Pada usia lima tahun, El secara resmi masuk ke dalam Brit...