"Oi kak!" Nara menggoyangkan tubuh Nafeesha.
"Buruan bangun!" Titah Nara.
"Apaan!" Ketus Nafeesha bersuara serak.
"Semalam lo minta dibangunin untuk ikut jalan santai antar komplek."
"Ohh...."
"Dih ooh doang? Kagak mau bangun nih? Gue gampar lu! Buruan, mama udah keluar dari tadi noh," Ancam Nara.
"Gua nyusul nanti elah kalau stand makanan gratis-nya udah dibuka." Nafeesha mengerutkan keningnya pertanda ia merasa terganggu.
"Tai, mau ikut cuma karena makan gratis," gerutu Nara mencebikkan bibirnya kesal.
"Jangan lupa kunci pintu," ucap Nafeesha lesu lalu kembali menaikkan selimut hangatnya.
Setelah kurang lebih satu jam Nafeesha kembali terbangun akan sinar mentari yang mulai menembus gorden. Nafeesha melirik jam dinding, setelah sadar Nafeesha bangkit merapikan tempat tidurnya dan bergegas pergi mandi untuk mengisi perutnya dengan makanan gratis.
Nafeesha menatap wajahnya berseri-seri di depan cermin bersama surai kecoklatan membuat penampilannya semakin oke.
"Astaga lo siapa? Cantik banget!!" Celoteh Nafeesha gemas.
"Jelas! Nama gue secantik wajah gue."
Bersama langkah riang Nafeesha menguncir rambut, Nafeesha sengaja lewat pintu belakang karena tau Nara mengunci pintu muka dari depan. Diiringi lari kecil Nafeesha memancarkan senyuman kepada siapapun yang menyapa.
Waktu yang sangat pas! stand makanan gratis telah dibuka tetapi masih minim orang berkumpul karena masih asyik berjalan santai mengelilingi komplek satu ke komplek lainnya.
"Mang, es teh satu," pesan Nafeesha. Usai mendapatkan es teh pesanannya Nafeesha segera berjalan menuju stand roti. Tanpa pikir panjang Nafeesha segera meminta roti berisi selai coklat kesukaannya.
Sebelum dimakan alangkah baiknya jika difoto bersama sepatu olahraga agar terlihat rajin. Setelah memasang di Insta story dengan caption 'get spirit to sport ' Nafeesha membuat gigitan besar, rasa laparnya tidak bisa ditahan lagi.
Bukan Nafeesha namanya jika bisa kenyang dengan 1 roti saja, Nafeesha kembali berjalan menuju stand bubur ayam. Kebetulan setelah balik Nafeesha dapat melihat Nara mengayuh sepeda menuju ke arahnya.
"Sepeda siapa?" Tanya Nafeesha.
"Punya gue dong ... Beruntung banget gue dapat door prize. Nggak deng, yang menang nomor kupon mama cuma karena hadiahnya sepeda yaudah buat gue aja," jawab Nara turun dari sepeda dan menyantap bubur ayam Nafeesha.
"Punya gue!" Kesal Nafeesha.
"Ailah bagi dikit," dumel Nara.
"Dikit matamu, udah mau habis itu," sarkas Nafeesha.
"Pesan lagi apa susahnya." Nafeesha menyumpah-serampahi sang adik dalam hati.
Ia membawa kabur sepeda Nara menuju stand empek-empeknya, kebetulan hanya sedikit yang mengantri jadi Nafeesha tidak perlu berlama-lama menunggu. Di samping stand empek-empek ada stand cimol, tanpa mau membuang kesempatan Nafeesha juga mengambil bagian. Siapa sih yang mau nolak makanan gratis.
Arlin hanya menatap Nafeesha serta geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya dari jauh. Tidak perlu diragukan lagi, Nafeesha jika sudah berhadapan dengan makanan pasti akan lenyap dalam sekejap.
"Nih gue bawa cimol kesukaan lo." Nafeesha menyodorkannya pada Nara.
"Semangat olahraga pala lu, ikut aja kagak," cibir Nara memperlihatkan insta story Nafeesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange
Teen FictionJaiden adalah seorang yang sangat membenci kegelapan akibat suatu trauma. Namun sebaliknya, Nafeesha adalah seorang gadis pecinta gelap, ia tidak bisa berada di bawah secercah cahaya sedikitpun. Suatu idapan terbalik menyatukan cemistri mereka. Jaid...