Terkadang Dunia ini tidak adil,
aku yang dibuat jatuh hati tapi orang lain yang ditakdirkan untuk memiliki.
-Chelsea-
Vino langsung berlari menghampiri Caca yang ternyata gadis itu berbuat hal nekat. Darah dilengan tangannya sudah mengalir akibat tusukan pecahan kaca yang dibuatnya. Vino langsung menangkap tubuh mungil Caca. Seketika air mata berlinang, Vino menangis melihat gadis dihadapannya ini terluka."Ca..." lirih Vino sembari meraih tangan gadis itu.
"Lo gila. Buat apa ngelakuin hal nekat seperti ini. Lo benar-benar gadis bodoh!" celetuk Vino.
Caca tersenyum tipis, mendengarnya. Bodoh? Yah, ia akui ia bodoh. Ia juga tidak mengerti hal apa yang membuat ia sebodoh ini?
"Kenapa? Ke–kenapa semua orang membenciku? Bahkan kekasih ku sendiri," lirihnya.
"Lo nggak sendiri, Ca. Masih ada gue."
Caca tertawa tipis, ia tertawa melihat nasibnya seperti ini.
"Vino, apa Aku nggak pantas buat hidup?" tanyanya.
Vino menggeleng pelan.
"Berhenti berkata seperti itu, Lo harus kerumah sakit sekarang." saat Vino ingin membopong tubuh mungil Caca, Caca menahannya.
"Tidak Vino, aku ingin disini. Tolong, temani aku sebentar saja."
Lemah, tubuh Caca sudah terlihat lemah. Lagi-lagi Vino menangis, ia langsung memeluk tubuh mungil Caca, meletakkan dagunya diatas kepala Caca dan membiarkan gadis itu tenang didalam pelukannya.
"Vino, makasih..."
Tanpa disadari, satu tetes air matanya berhasil mengalir hingga terteteskan dilantai yang sudah berlumuran darah. Dan Caca menutup matanya perlahan.
***
Algi berjalan sendiri dikoridor sekolah, ia ingin mencari gadis itu yang sudah tiga hari tidak memasuki sekolah. Berbagai pertanyaan yang difikiran Algi, kemana dia? Ada apa dengannya? Kenapa rasanya begitu khawatir ketika tidak melihatnya satu hari, dan sekarang sudah tiga hari ia tidak melihat keberadaanya.
Algi memutuskan untuk pergi ke warung maeng hanya untuk menenangkan pikirannya.
Rian melihat kedatangan Algi, terlihat wajah Algi yang lesuh dan tidak bersemangat, membuat teman-temannya merasa heran–takheran.
"Ngopi, biar lebih relax." tawar Rian sembari menyodorkan segelas kopi.
"Lo kenapa si Bos?" tanya Adit.
Algi langsung merenggangkan dasinya, ia begitu merasa sangat gerah.
"Gue juga bilang apa, jangan mengambil keputusan yang menurut Lo masih ragu." ucap Adit. Yah, Adit tau kalau Algi masih mencintai Caca.
"Bos, gue tau kalo Lo ninggalin Caca mungkin ada alasannya. Gue nggak tau alasan Lo itu apa, tapi menurut gue nih ye, Lo harus cerita sejujurnya pada Caca. Jangan hanya diem seolah-olah Lo merasa paling benar, tanpa Lo sadari Cara Lo itu salah."
Algi diam sejenak, mencerna ucapan Rian barusan. 99% ia juga berfikir untuk menjelaskan semuanya pada Caca, namun 1% ia merasa takut apa yang akan terjadi selanjutnya. Walaupun rasa ingin jujur lebih banyak dibandingkan ketakutannya.
Algi memposisikan duduknya, menghadap mereka serius.
"Gue butuh pendapat dari kalian,"
"Setuju!" teriak Adit.
"Belum bego."
"Diem Lo, gue lagi mikir." celetuk Algi.
"Emang Lo punya pikiran?" ejek Adit.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALGIANO
Teen Fiction{SANS UPDATE} [Follow author sebelum baca] "Seandainya Tuhan kasih aku kesempatan, Aku ingin menghabiskan waktu ku dengannmu, walaupun hanya sekedar menatapmu satu detik." -Algiano- "Bisa kah waktu ku ulang kembali? Aku sangat merindukannya, Tuhan t...