18. Khawatir

1.5K 109 6
                                    

Tetaplah disampingku
Jangan bikin aku khawatir akan kehilanganmu-Algiano

Happy Reading!❤





Congrast 5k viewersnya😫 tetap setia nunggu Algiano up lagi yah❤
Tenang kok setiap update ga lama, yah minimal 1minggu 2part wkwk itu juga kalo lagi ga sibuk, tau sendiri kan sekarang lagi pembelajaran KBM, jadi sibuk ngerjain tugas dirumah deh hhee❤

Tetap jaga kesehatan yah Readers, tetap stay at home, pake masker kalo berpergian, dan jangan lupa sering cuci tangan yo❤


••••

Vino berada dirumah Caca mengobrol dengan Alvon sembari menunggu kehadiran Caca. Memang benar, Vino sangat kenal akrab dengan ayahnya Caca, bahkan dari dulu semenjak ia masih kecil.

Vino sudah menjelaskan tentang ketidak sengajaan yang kemarin kejadian menimpa Caca. Alvon pun memakluminya, ia tau bahwa Vino anak baik-baik yang tidak melakukan hal itu apalagi sama sahabat kecilnya. Alvon sudah menceritakan ke Vino tentang keadaan Dhika saat ini.

"Tapi Om, kok Caca engga pernah cerita ke Vino tentang keadaan bang Dhika?" tanya Vino.

"Caca sengaja merahasiakan keadaan Dhika saat ini, ia tidak mau orang lain sampai tau. Ia ingin mencari taukan sendiri tentang kejadian kecelakaan itu dan mencari tau siapa pelakunya" jelas Alvon, Vino hanya mengangguk, Caca memang tidak ada perubahannya. Ia masih tetap seperti dulu yang ketika ada masalah selalu ditanggung oleh dirinya sendiri, dan tidak ingin merepotkan orang lain.

"Bagaimana cara Caca menemukan si pelakunya, Om?"

"Om pun tidak tau, tapi yang jelas si pelaku tidak jauh dari daerah sini." Vino mengangguk paham atas semua penjelasan mengenai bang Dhika.

••••

Caca baru sadarkan diri, ia tidak tau dimana ia sekarang, ruangan sepi, gelap dan sunyi. Dengan keadaan tangan, kaki yang terikat dikursi dan mulutnya yang dilakban hitam. Caca berfikir, sedikit-dikit mulai ingat yang sebelumnya terjadi. Waktu tadi pagi ia berangkat sekolah naik angkutan umum. Namun, angkutan umum itu tidak membawanya ke sekolah, melainkan sebuah tempat sepi, dan saat itu juga Caca dibius tidak sadarkan diri. Sialan! Ia mengapa menolak permintaan Algi untuk berangkat sekolah bareng dia.

Seseorang datang dari arah kanan seraya tertawa tepuk tangan, dengan memakai jubah hitam dan berkedok yang membuat Caca tidak tau siapa orang tersebut. Pria tersebut menghampiri Caca.

"Hay, Nona" dia berbicara sama Caca dengan sangat mengerikan. Caca memberontak ingin bicara, tapi terhalang oleh lakban.

"Ohhh, Anda mau bicara? Biar aku buka lakbannya" laki-laki tersebut menarik lakban dimulut Caca dengan sangat kasar membuat Caca meringis kesakitan.

"Lepasin gue ngga!" Caca memberontak.

"Ahk lepasin? Kamu tidak mau bersenang-senang bersamaku, wahai Nona cantik?" ucapnya seraya membilas dagu Caca. Caca menjauhkan muka nya.

"Jangan berani-berani nyentuh gue!"

"Ohhh maaf, ini hanya awal"

"Lepasin gue bngst!"

"Tidak semudah itu, Nona"

"Gue ga ada masalah sama lo!"

"Masalah? Yah benar, tidak ada masalah apapun."

"Lepasin gue! Jangan sampai gue teriak!"

"Silahkan, teriak lah sekencangnya. Tidak ada siapapun dihutan ini" laki-laki tersebut tertawa. Sialan! Bagaimana ia harus minta tolong.

ALGIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang