50. Amnesia

879 38 5
                                    

Bangunlah, buka matamu. Aku merindukan semua hal darimu.
Algiano–

••••

"Namun pasien mengalami Amnesia karena pelurunya mengenai–"

BUGH

Ucapan dokter terpotong saat sebuah pukulan mendarat diwajahnya, Algi memukulnya. Rahang Algi mengeras saat mendengar lelucon dari dokter tersebut, ia langsung menarik kerah jas dokter dengan matanya yang merah menatap tajam wajah dokter.

"Lo kalo bercanda jangan keterlaluan, sialan!" ucap Algi menekan.

"Kami udah ber–"

BUGH

Lagi-lagi Algi memukulnya, semua teman-temannya langsung memisahkannya.

"Tenang yaelah bos!" tukas Rian namun Algi tidak menghiraukannya.

"SEKALI LAGI LO BICARA, GUE BUNUH LO SIALAN!"

"DOKTER NGGAK GUNA!"

Algi terus berteriak dengan murka, ia masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan dokter tadi. Algi merasa dokter tersebut sudah gila, dan ia yakin perkataan dokter tadi tidak benar.

Algi langsung ambruk dilantai, ia menjambak rambutnya frustasi. Matanya yang merah sudah mengeluarkan air mata, yah Algi menangis. Perkataan dokter masih menjanggal dipikirannya. Gadisnya, Amnesia? Algi menggeleng pelan. Tidak, ini tidak mungkin!

Vino yang sedari tadi diam membeku, matanya pun sudah berkaca-kaca. Namun, seketika matanya berubah menjadi merah ia menatap Algi tajam. Tanpa aba-aba ia langsung memukul Algi.

BUGH

BUGH

"SIALAN LO!"

"MATI LO ANJING!"

"INI SEMUA GARA-GARA LO, BANGSAT!"

"LO NGGAK PANTAS DISEBUT LELAKI JIKA LO NGGAK BISA JAGA CACA!"

"BALIKIN DIA KE GUE KALO LO NGGAK BISA MENJAGANYA, SIALAN!"

Vino memukulinya tanpa henti, terlihat amarahnya yang sangat mematikan. Demi tuhan, dia sangat membenci pria dihadapannya ini yang sudah membuat sahabat wanitanya seperti ini.

Ketiga teman Algi memisahkannya, Andhika yang melihat mereka saling memukul pun merasa risih.

"Eh bego! Diem ngapa nyet! Lo kalo mau ribut jangan disini anjing!" tegas Dhika.

"Tau tuh, Sono ribut ditengah bandara aja dah." cibir Adit sembari menjitak kepala Vino.

"Diem Lo!" ketus Dhika.

Andhika menuju Algi, ia langsung membantu pria itu bangun mengajaknya menuju ke pengobatan.

"Obati dulu luka Lo sebelum ketemu sama adik gue, jangan sampai Caca lihat keadaan Lo begini, dan dia nggak suka melihat darah." ujar Dhika.

Arga menuju keruang VIP karena Caca sudah dipindahkan. Sebenarnya ia ingin mengobrol dua mata dengan Vino, namun melihat Vino sedang dilanda amarah, ia mengurung niatnya.

Tinggal tiga teman Algi dan Vino, Iko sedang memanggil satpam. Detik kemudian, satpam pun datang.

"Wah Cok, sorry telat." ucap satpam.

ALGIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang