57. Masa SMA

750 52 2
                                    

Selama Singa dan Serigala berada dikandang yang sama, tidak akan ada kedamaian diantara kedua hewan buas itu.

***

Sudah menginjak empat tahun lamanya, Algi menjalani hidup seperti biasanya. Ia melanjutkan perguruan tinggi di Universitas Chicago, di Amerika. Ia mengambil jurusan Bisnis. Sebenarnya ia tidak ingin mengambil jurusan itu, namun karena ia adalah salah satu Cucu keluarga Dirgantara, ia akan melanjutkan bisnis keluarganya.

Tahun ini dia lulus Sarjana S1, ia ingin berniat untuk pulang ke tanah kelahirannya, Indonesia. Sungguh, ia sangat merindukan keluarganya disana.

Sudah menempuh delapan jam dipesawat, akhirnya ia telah sampai di negeri kelahirannya. Algi melangkah keluar dari pesawat dengan membawa kopernya ditangan kanan, sudah lama ia tidak menginjak kakinya Dinegeri ini.

Sebuah pancaran sinar matahari berpancar dikaca mata hitamnya. Algi berjalan dengan menarik kopernya menuju tempat parkiran mobil, ia sudah tau bahwa ibunya sedang menunggu disana.

Namun, dugaannya salah. Yang menjemputnya bukanlah ibunya, melainkan Vino, adiknya.

Vino yang melihat kedatangan Algi, dengan wajah datarnya ia melemparkan sebuah kunci mobil ke arah Algi. Dengan singgap Algi menangkapnya.

"Kenapa kau yang menjemputku?" pertanyaan Algi.

Vino memasangkan wajah sengit,"bukan keinginanku." ketusnya.

Oh shit! Algi merasa rahangnya mulai mengeras. Jika saja dihadapannya ini bukanlah adiknya, sudah ia sumpahi detik ini pun juga dia akan mati ditangannya.

Vino menuju motornya yang terparkir didepan mobil itu.

"Kenapa kau bawa motor? Bukan kah kau berniat untuk menjemputku?" tanya Algi.

Vino berdecih,"aku tidak sudi berada di satu mobil denganmu." Vino langsung melajukan motornya meninggalkan Algi yang terlihat sangat marah.

"Keparat gila!" umpat Algi.


***

Didepan gerbang yang tinggi nan menjulang itu, Algi menlakson mobilnya. Satpam langsung membukakan gerbangnya dan memberi jalan untuk mobil Algi.

Algi memarkirkannya mobilnya, lalu ia turun. Ia merapihkan Matel nya, tubuhnya yang tinggi dan gagah, hidungnya yang mancung dengan dihiasi kaca mata hitam, membuatnya sangat terlihat tampan bak oppa-oppa Korea.

Aku menyebutnya gagah dan tampan wkwk:v

Algi melemparkan kunci mobil ke arah satpam, satpam langsung menangkapnya. Ia membukakan bagasi mobil untuk mengambil koper milik tuannya.

Algi berjalan santai, dengan tangannya yang ia masukan di saku Matel.

Diruang tengah terlihat keluarganya yang sedang menunggunya. Terlihat ada kakek dan Neneknya, ayah dan ibunya, adik kecilnya, dan tidak lupa dengan Vino disana yang tengah duduk bersantai memakan cemilan.

Algi berlari menuju Gita, ibunya. Ia langsung memeluk Gita, Gita pun membalas semangat pelukan putranya.

"Aku merindukanmu, Mom." ucap Algi yang masih memeluk erat Gita.

"I Miss you to, soon..." lirih Gita.

Hardi yang sedang menggendong putranya pun menujunya, Reygan menangis saat Algi memeluk Gita, mamahnya. Algi melepaskan pelukan Gita saat menyadari adik bungsunya menangis. Ah mungkin karena Reygan tidak ingin mamah kesayangannya direbut sama yang lain.

Algi memeluk papahnya terlebih dahulu.

"Kau sudah tumbuh dewasa. Bisa-bisanya kau terlihat tinggi dariku." gurau Hardi.

ALGIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang