58. Dia kembali

900 62 9
                                    

Aku masih disini, masih dengan harapanku bahwa kau akan kembali. Aku seperti orang bodoh, selalu menantikan kehadiranmu setiap waktu.

•••

Tepat bulan dan hari ini, di acara pernikahannya Ryan dengan Monic. Semua alumni SMA Dirgapati menghadiri pernikahan mereka berdua, begitupun Algi dan teman-temannya.

Algi sudah lulus dari kuliahnya Minggu lalu, dan ia sepakat untuk melanjutkan kedepannya di negerinya sendiri.

Malam ini adalah malam kebahagian bagi mempelai pria dan wanita, berbagai pujian yang terlontar dari kalangan hadirin. Mereka masih tidak menyangka bahwa Ryan menikahi Monic, ah yah karena hubungan mereka tidak terlalu dipublik sehingga dari mereka semua belum ada yang mengetahuinya.

"Lang! Galang! Sini gabung woy!" teriak Adit pada Galang yang tengah berkumpul dengan temannya.

Galang melambaikan tangannya untuk menyahutinya, ia dan ketiga temannya menuju tempat dimana Algi dan ketiga temannya yang sedang duduk.

"Wihh Amer ada nggak nih," tanya Galang sesudah gabung dengan mereka.

"Amer mulu Lo, ini acara pernikahan, bukan club'!" sahut Iko sembari menuangkan minuman soda ke gelas dan memberikannya pada Galang.

Galang adalah ketua Geng GILDAREX saat ini, dia adalah pengganti Algi. Yah, Algi memilih Galang yang menurutnya pantas untuk jadi pemimpin GILDAREX untuk kedepannya. Algi dan keempat temannya pensiun dari gengnya, namun ia masih mempunyai ikatan silaturahmi.

"Yang lain kemana?" tanya Algi.

"Biasa diluar, lagi godain para ciwi." jawab Galang.

"Bang, ngomong-ngomong Lo pada ngasih apa ke Ryan?" tanya Jackson, teman Galang.

"Kado nih, kita gabungin jadi satu." ucap Iko sembari menunjukan kotak yang lumayan besar.

"Tuh kado isinya apaan dah, gede banget njir." sahut Kemal, temannya Galang.

"Kondom sepuluh pack, testpack lima pack, obat penguat satu ball, terus sampah organik dan anorganik, Tinggal lu mau nambahin apa?" tutur Adit.

"Gue duit aja lima juta, bang. Kalian ngasihnya pada aneh-aneh,"

"Nggak aneh, nggak asik bro."

Algi sedari tadi hanya mendengar perbincangan mereka, Algi beranjak berdiri, ia melangkah menuju toilet. Algi membasuh wajahnya di wastefel, ia menatap cermin dihadapannya dan membenarkan arjoli dilengannya.

Entah kenapa hari-harinya nampak membosankan, tidak ada lagi semangat dari sosok gadisnya. Sampai kapan ia harus menunggunya kembali? Dan sudah empat tahun lamanya dia enggan bertemu dengannya.

Menghela nafas berat, Algi melihat disampingnya nampak seorang pria bule yang sedang membasuh wajahnya. Algi mengerutkan kening, kenapa dipesta pernikahan temannya ada seorang bule? Apakah beliau keluarga Rian? Atau teman Rian yang sengaja dia undang? Ah sudahlah, kenapa ia pikirkan.

Algi keluar dari toilet, sembari berjalan ia merapihkan jasnya.

Brak

Seorang gadis menenggornya sehingga tas milik gadis itu terjatuh dilantai. Gadis itu langsung menunduk membereskan make up yang bertataran dilantai.

"Sorry, Mr. I did not mean it..." gumamnya.

Algi diam membeku melihat gadis itu yang masih dibawah. Suara itu, yah Algi mengenalnya. Suara yang setiap hari ia rindukan.

ALGIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang