Bab 09.2 Membuka Kedok?

1.4K 264 9
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Selamat siang,PDF Forget Me Not ready akhir minggu ini ya. Diusahakan lebih cepat. Yang masih mau ikut PO bisa DM saya.PO Our Love Story sudah dibuka, sd tanggal 12 Agustus 2023. Diperkirakan ready sekitar tgl 16 Agustus 2023. Harga khusus PO 40 rb ya, harga asli 50rb. Yang minat, bisa isi form pemesanan di profile wattpad saya.

Untuk yang mau versi cetak Our Love Story bisa DM di wattpad atau ig ya. Harga 135 rb diluar ongkir dari Bandung. Saya cetak 10 pcs saja, slotsnya sisa 4 sajo ya. Yg pesan buku, akan dapet bonus pdf juga, saya kirim dimuka sembari nunggu buku selesai cetak ya. Thank you. ^^

.

.

.

Bab 09.2 Membuka Kedok?

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Ketiga anak Jenderal Shu terdiam di tempat, perlahan wajah mereka memucat saat mendapati sang ayah tengah berdiri tegak di balik pintu ganda Kediaman Shu yang megah. Leo mengerjap, membulatkan tekad dan perlahan maju untuk membela kedua saudara Mu Dan, sayang keinginannya didahului oleh Lan Zhi yang sudah maju dengan penuh keberanian, lalu berlutut dengan satu kaki di hadapan sang ayah.

Jenderal Shu menatap ketiga anaknya bergantian sebelum fokusnya tertuju kepada Lan Zhi yang tengah berlutut. Kedua tangan pria itu dibawa ke belakang punggung. Di belakangnya seorang pria berusia tiga puluhan berdiri tegak, mengenakan pakaian prajurit, memasang ekspresi datar.

"Jadi, kenapa Mu Dan bisa keluar dari kamar?" Pertanyaan itu dilontarkan sang jenderal dengan sangat tenang. Tidak ada penekanan, tidak ada bentakan keras, tapi entah kenapa justru terdegar sangat menakutkan.

Wang Wei ikut berlutut di samping sang kakak dengan satu kaki. Yang lebih muda menundukkan kepala dalam, sedangkan Leo masih berdiri di tempatnya, mengawasi situasi.

"Siapa yang akan menjawab?" tanya Jenderal Shu, masih dengan nada tenang yang sama.

"Ayahanda, mohon Ayahanda menghukum ananda." Itu suara Lan Zhi. Kini keningnya diletakkan di atas tanah sebagai bentuk permohonan kepada sang ayah. "Ananda yang membawa Mu Dan keluar dari kamarnya dan mengajaknya keluar untuj jalan-jalan."

Jenderal Shu tidak langsung menjawab. Sekilas diliriknya Mu Dan yang masih bergeming, tidak mengatakan apa pun. "Lan Zhi, apa kau lupa jika adikmu masih dalam masa hukuman?"

"Ananda tidak lupa," jawab Lan Zhi hingga sang jenderal mengangguk, pelan.

"Lalu kenapa kau masih berani membawanya keluar?"

"Ananda tidak berhak untuk memberi alasan," jawab Lan Zhi. "Ananda pantas mendapatkan hukuman," sambungnya membuat Leo diselimuti oleh perasaan tidak enak. Leo tidak terbiasa memiliki hutang budi kepada seseorang. Dia juga tidak terbiasa dibela oleh seseorang, karena itu Leo terlihat bingung oleh sikap Lan Zhi saat ini.

Jenderal Shu kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Pria paruh baya itu mengembuskan napas panjang sebelum memberi perintah kepada Lan Zhi untuk berdiri dan mengikutinya ke ruang kerja.

Dengan patuh putra ketiganya berdiri, lalu berjalan mengekori sang ayah hingga ruang kerja sementara Wang Wei dan Leo ikut mengekor di belakangnya.

Mendorong daun pintu kuat, Jenderal Shu melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya yang senyap. Hanya tumpukan buku, serta koleksi senjata yang ada di dalam ruang kerja sang jenderal. Beberapa meja dan kursi diletakkan di sisi kanan dan kiri ruangan untuk menerima tamu sejabat.

TAMAT - Our Love Story 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang