Bab 19. CAMBUK ROTAN

470 94 3
                                    

Hallo2 ... PO Leo sudah ditutup ya. Yang mau pesan nanti saya info2 lagi. Harga 5orb.

Terima kasih dan happy reading! ^^

.

.

.

Leo diam-diam mengikuti Yaoshan keluar dari ruang pengadilan, pun dengan Lan Zhi, wang Wei dan Zan Xhiao. Keempatnya kompak menundukkan kepala, berpikir jika mereka akan habis di tangan kakak pertama mereka, hari ini.

"Tuan Yaoshan?" Hu Jung sedikit berlari saat mengejar si pemilik nama. Pada akhirnya pengadilan menjatuhkan hukuman sepuluh kali cambuk kepada Tabib Ma sebagai pengganti pukulan keras yang diberikannya kepada Mu Dan, sementara Yaoshan memberi uang seribu tail perak untuk ganti rugi pintu balai pengobatannya. "Jika tidak keberatan, aku mengundang Anda untuk minum teh."

Ada harapan besar dalam diri Hu Jung untuk bisa bicara santai dengan Yaoshan. Di wilayah delapan kerajaan, siapa yang belum pernah mendengar nama jenderal muda itu?

Yaoshan terkenal akan kepandaian dan siasat perangnya. Walau di negaranya sendiri dianggap sebagai pembelot, pihak militer dari kerajaan lain tidak sedikit yang menghormati pria itu.

Tersenyum tipis, Yaoshan balas menatap Hu Jung. "Sepertinya kita memiliki usia yang sama, jadi tidak perlu bersikap formal kepadaku." Ujung matanya melirik keempat adiknya yang kini berjajar rapi, terlihat gugup. "Akan sangat menyenangkan untuk bisa duduk dan minum teh bersamamu, tapi sekarang aku ada hal lain yang harus diselesaikan." Yaoshan mengatakannya dengan tenang, tapi berhasil membuat keempat adiknya merinding, ngeri.

Secara spontan, Leo mengambil langkah mundur untuk bersembunyi di belakang punggung Lan Zhi. Gerakannya diikuti oleh Wang Wei yang kini bersembunyi di belakang punggung Zan Xhiao.

Mengikuti arah pandangan Yaoshan, Hu Jung tidak bisa menahan senyuman. Saat di pengadilan tadi, kedua adik Yaoshan terlihat sangat bersemangat dan penuh percaya diri, tapi sekarang di hadapan kakak pertama, mereka tidak ada bedanya dengan kelinci di tangan pemburu. "Mu Dan, kau naik kuda denganku!"

Leo tersentak kaget mendengar suara dingin Yaoshan. Jemari tangannya menggenggam erat kain hanfu milik Lan Zhi.

"Mu Dan berkuda denganku saja, Kak," ujar Lan Zhi memberanikan diri untuk bertanya. Genggaman Leo semakin erat menarik kain hanfu-nya.

"Dia berkuda denganku!" Yaoshan berkata mutlak. Ia menahan ekspresi dinginnya saat Lan Zhi menarik dan mendorong punggung Mu Dan, pelan ke arah sang kakak.

"Baik," balas Lan Zhi, patuh. Saat ini ia tidak memiliki keberanian lebih untuk berdebat dengan kakak pertamanya. Lan Zhi masih diselimuti oleh perasaan takut dan cemas.

Lan Zhi memalingkan wajah ke arah lain saat Mu Dan menoleh ke arahnya sembari berbisik, "Pengkhianat!"

"Bagaimana jika kalian menginap di rumahku saja?" tawar Hu Jung mendadak bermurah hati. Ia menunjuk Mu Dan serta Lan Zhi bergantian. "Ibuku sangat senang karena kedua adikmu menginap di kediaman kami. Dia merasa ada teman."

Melepas napas panjang, Yaoshan menarik lembut Mu Dan ke sisinya. "Maaf merepotkanmu."

Dengan cepat Hu Jung menggerakkan kedua tangannya di depan dada. "Sama sekali tidak merepotkan. Silahkan, aku akan mengantar kalian."

Hanya perlu lima belas menit untuk Hu Jung sampai di rumah. Ia berlari masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan sang ibu. Saat menoleh ke halaman, ia mendapati Yaoshan tengah membantu Mu Dan turun dari punggung kuda lalu memapahnya dengan hati-hati ke arah rumah utama.

TAMAT - Our Love Story 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang