Bab 02. Wang Wei yang Malang

1.9K 362 26
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 02. Wang Wei yang Malang

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Sebenarnya Leo tidak mengerti kenapa dia bisa terlempar ke dunia ini? Yang lebih anehnya lagi, kenapa rohnya harus masuk ke dalam tubuh seorang wanita?

Bukannya Leo ingin mengeluh, tapi tetap saja rasanya aneh. Hei, bagaimana tidak aneh? Sekarang dia tidak memiliki Leo expo. Salah satu barang kebanggaannya selama dua puluh lima tahun hidup di dunia.

Mendesah berat, Leo terus berjalan. Ekspresinya ditekuk dalam. Melalui sudut mata, dia bisa melihat tatapan-tatapan aneh dari para pelayan yang berpapasan dengannya.

"Apa yang kalian lihat?" tanyanya dengan satu alis diangkat tinggi. Nada tegas dalam suara Mu Dan tentu membuat para pelayan yang tengah menatapnya itu terkejut luar biasa karena nona muda kedua belas mereka tidak pernah bicara keras selama ini.

Leo berdecak sembari mengibaskan satu tangannya di udara. Pria itu memukul udara kosong di hadapannya sebagai gerakan peringatan sebelum lanjut berjalan.

Kepalanya mulai menyusun rencana. Dengan penjagaan seketat ini tentu tidak akan mudah untuk keluar dari Kediaman Jenderal Shu. Selain itu, Leo juga tidak memiliki uang untuk bertahan hidup di luar, jadi dia harus mencuri uang itu.

Leo berjingjit, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Dalam hati dia mulai menghitung jumlah prajurit yang berjaga di depan pintu gerbang Keluarga Jenderal Shu.

"Dua puluh orang," gumamnya, setengah berbisik. Leo mengangguk, cukup puas setelah menemukan informasi itu. tatapannya lalu beralih ke tembok setinggi tiga meter yang mengelilingi kediamannya. Dengan tubuhnya sekarang pasti akan sulit melewati tembok tinggi itu.

Setelah merasa cukup, Leo pun membalikkan badan. Ia memilih untuk berjalan mengelilingi komplek kediaman Shu. Ingatan kuatnya menyimpan setiap detail tempat yang dikunjungi.

"Bagaimana jika kau terjebak di tempat ini selamanya?" Leo bicara kepada dirinya sendiri. Ia berjalan sembari melipat kedua tangan di depan dada.

Pria itu memiringkan kepala ke satu sisi, matanya disipitkan tajam, "Jika di masa depan aku sudah mati, siapa yang mendapatkan harta warisanku?" gumamnya, tidak menyadari jika saat ini ia kembali menjadi pusat perhatian para pelayan yang aneh karena salah satu nona muda mereka bicara kepada dirinya sendiri.

Leo mengacak pelan rambutnya. "Sial, untuk apa aku bekerja keras jika uang yang kumiliki dinikmati oleh orang lain?"

Ia menendangkan kakinya ke udara kosong. Kesal, Leo benar-benar kesal karena takdir tengah mempermainkannya saat ini.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Suara bernada tinggi itu menarik Leo dari lamunan panjangnya. Mata Wang Wei berkedip sementara lawan bicaranya tidak menunjukkan emosi apa pun.

"Kau tidak boleh datang ke sini!" Wang Wei memperingatkan dengan nada galak. Pemuda berusia enam belas tahun itu mengangkat dagunya tinggi sembari berkacak pinggang. Tubuh dan rambutnya terlihat basah. Hanya secarik kain dan pakaian tipis yang membungkus tubuhnya saat ini.

TAMAT - Our Love Story 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang