Prolog

5K 404 22
                                    

Hai.... saya mau drop dulu cerita baru.

Updatenya sama dengan cerita saya yang lain, nggak tentu juga. Maafkan yah! T-T

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Prolog

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Hal pertama yang didapati Leo saat membuka kedua kelopak matanya adalah gelap dan pengap. Pra berusia dua puluh lima tahun itu mengerjapkan mata beberapa kali lalu mengumpat. Beberapa nama binatang meluncur mulus dari mulutnya secara berulang.

Umpatan Leo semakin menjadi saat teringat detik-detik sebelum dirinya kehilangan kesadaran. Mobil Land Rover yang dikendarainya ditabrak keras dari belakang hingga keluar jalur dan menabrak pembatas jalan dengan keras. Setelah itu Leo tidak mengingat apa pun karena semua berubah gelap, seperti saat ini.

"Apa aku sudah mati?" Ia bertanya kepada dirinya sendiri. Samar, terdengar rapalan doa yang mengalun begitu merdu. Sebuah untaian doa yang berhasil membangkitkan bulu kuduk Leo.

Apa-apaan itu? Kenapa mereka merapalkan doa untuk prosesi pemakaman?

Leo meneguk saliva dengan susah payah. Tenggorokan pria itu terasa kering. Kedua tangannya mulai bergerak, memukul ke segala arah hingga menimbulkan suara berisik di dalam peti mati yang ditempatinya saat ini.

"Sialan, keluarkan aku dari sini sebelum aku membunuh kalian semua!" teriaknya, marah. Dada pria itu naik turun dengan tidak terkendali. Mungkin ini hanya perasaannya saja, tapi Leo merasa tubuhnya sangat lemah. Tidak ingin berpikir lebih jauh, ia beranggapan jika hal itu berkaitan dengan kecelakaan yang dialaminya.

Leo terus memukul, tapi sepertinya usahanya sia-sia. Tidak ada satu orang pun yang membantunya. Namun, secerah harapan datang saat Leo menendang keras kayu penutup peti mati. Kayu berat itu sedikit bergeser dari tempatnya semula.

Seberkas cahaya menyelinap masuk melewati celah kecil yang tercipta di sana. Leo mengembuskan napas keras. Kedua tangannya kini kembali bekerja, dengan kekuatan tersisa didorongnya tutup peti mati itu hingga terbuka dan jatuh menimbulkan suara debaman keras.

Pekikan kaget terdengar dari luar peti. Terdengar lebih keras saat Leo bangun, mendudukkan diri dan mulai menyapu seluruh ruangan dengan pandangannya.

"Hantu!" teriakan itu terdengar saling bersahutan. Beberapa wanita berbeda usia terlihat jatuh tidak sadarkan diri di atas lantai batu.

Leo terdiam. Apa-apaan ini? Apa seseorang sedang mempermainkannya saat ini? Ia bertanya di dalam hati.

Mengerjap pelan, Leo berusaha untuk berdiri dan turun dari dalam peti. Kedua netranya masih belum terbiasa dengan pemandangan yang disuguhkan di depan kedua matanya.

"Mu Dan hidup lagi! Mu Dan hidup lagi!" Suasana menjadi tidak terkendali.

Leo mengabaikan teriakan itu. Walau dalam hati bertanya siapa Mu Dan?

Ia melangkah pelan. Kedua matanya disipitkan sempurna. Seorang pria paruh baya serta beberapa pemuda berusia kurang dari dua puluh tahun kini tengah mengawasinya dengan pandangan terkejut sekaligus tidak percaya.

TAMAT - Our Love Story 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang