34. Tragedi

1.3K 129 24
                                    


Tragedi

||

Peristiwa menyedihkan



Nana tidak pernah mengerti, mengapa Tuhan menciptakan makhluk sejahat pria itu di dunia ini, terkecuali alasan untuk menyengsarakan hidupnya. Pria gila itu memperkosanya, memukulnya dan dulu kerap diam-diam datang ke kamarnya hanya untuk menikmati halusinasinya saat meniduri Nana.

Dia adalah pelindung palsu yang selama ini selalu bersikap baik kepada Nana, karena sebenarnya dia adalah pria sakit jiwa yang selalu menjadikan Nana sebagai objeknya memuaskan nafsu birahi.

Dan sekarang Nana masih berada dalam dekapan Jeno, gadis itu masih mengingat kejadian malam itu dengan baik, dimana ada bau anyir darah menyeruak penciumannya hingga membuatnya ingin muntah, rasa sakit di sekitaran tubuh, terutama di bagian kelaminnya masih bisa ia ingat, dan terasa begitu berat saat tubuh pria itu ada di atasnya.

Flashback.

Sosok pria tinggi dengan sedikit kumis tipis itu masuk ke dalam kamar dimana seorang gadis sedang duduk sendirian sambil membaca buku di atas kasurnya.

Ya, gadis itu adalah Nana yang menatap dengan pandangan polos dan senyuman kecil yang membuatnya jadi sangat mirip ibunya, Yoona.

Awalnya Nana tidak merasa curiga tentang hal apapun atas kedatangan pria itu, karena selama ini Nana telah menganggap pria itu sebagai ayahnya yang selalu menyayangi dan mencintainya. Karena fakta yang ada saat itu pria tersebut bukanlah ayah kandung Nana.

"Mulai sekarang, kau akan tinggal di Amerika."

Senyuman di wajah Nana langsung lenyap begitu saja.
"Wae? Ke-kenapa harus ke Amerika, appa, aku ingin di sini."

"Appa?" Pria itu menyeringai licik. "Kau pikir siapa yang kau sebut appa, hum? Aku bukanlah ayahmu. Kau itu anak haram. Kau adalah anak dari hasil perselingkuhan ibumu yang sialan."

Syok bukan main, Nana yang biasanya selalu mendengar kata-kata yang lemah lembut dari pria di hadapannya itu tak menyangka akan melihat sisi buruk dan kejam dari pria itu di saat dirinya sedang dilanda kesedihan seperti ini.

Baru bulan lalu sebuah kabar menyedihkan menghampirinya, yakni soal Yoona yang difonis terkena gangguan jiwa, sekarang dia harus menerima kenyataan buruk lagi mengenai siapa dirinya.

"Appa? Apa maksudmu-"

"Diam kau anak haram! Karena kau sudah terlanjur berada dalam keluarga ini, maka dari itu bulan depan pergilah ke Amerika karena aku muak melihatmu! Dan...mulai saat ini, jangan panggil aku appa, panggil aku sajangnim atau mungkin ahjussi. Karena aku tidak sudi mendengar mulutmu itu memanggilku appa, kau bukanlah siapa-siapa lagi bagiku."

Setelah itu Nana ditinggalkan sendirian dalam kamarnya. Gadis itu menangis sesenggukan. Bagaimana mungkin keluarganya yang dulu tampak sangat harmonis kini berubah menjadi seperti ini? Ia masih belum bisa menerima kenyataan kalau ternyata dirinya bukanlah anak Na Siwon, pria yang baru saja masuk dan mengatakan segalanya.

Tak lama kemudian, di tengah-tengah tangisannya, pintu kamarnya yang sebelumnya telah dikunci kembali dibuka oleh seseorang. Seseorang yang pastinya memiliki kunci atas kamar Nana.

Derap langkah sepatunya terdengar pelan mendekati Nana yang kini masih enggan untuk mengangkat wajahnya, gadis itu malah memilin kedua ibu jarinya sambil sesenggukan.

Hingga sosok itu ikut duduk di sampingnya, nana terkesiap dan langsung membolakan matanya ketika mulutnya tiba-tiba dibekap oleh sosok itu.

Dalam waktu yang singkat tubuh Nana sudah dibaringkan di atas ranjang. Kedua tangannya di cengkram sangat kuat, dan tubuhnya sama sekali tak bisa bergerak karena tubuhnya ditindihi.

Obssesion //Nomin GS Version✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang