35. Fakta dalam kisah kelam

1.2K 143 33
                                    

Warning for 5K words!
Hati-hati banyak typo.

Derap langkah gusar menggema di lantai rumah sakit Han Yang yang berada di kawasan Dongdaemun. Dengan bersimbah darah, Taeyong tak hentinya menangis sembari memanggil nama Jaehyun yang padahal saat ini sudah tak sadarkan diri.

Rasa bersalah dan takut kehilangan mulai ia sadari paska kecelakaan yang terjadi pada pria di atas brangkar menuju UGD tersebut. Dalam batin ia berdoa pada Tuhan agar Jaehyun selamat.

Taeyong melihat dengan Jelas, pria itu bersimbah darah dan tak menjawab panggilannya seperti biasa. Dan, telinganya pun mendengar para petugas medis yang panik dan meributkan detak jantung Jaehyun yang semakin melemah.

Tidak, kau tidak boleh mati Jae, kau tidak boleh mati tanpa seizinku.

Itulah batin Taeyong yang sudah sangat frustasi.









Sementara itu, di sebuah ruangan berdinding kaca, suasana remang-remang dari lampu bercahaya minim, seorang pria---tubuh yang jangkung, punggung lebar, dan setelan jas hitam---tengah berdiri membelakangi dua orang pria berjas hitam lain yang berdiri menghadap ke arahnya.

"Jadi, kalian gagal melenyapkan Lee Taeyong?" Pertanyaan itu diselingi oleh kepulan asap rokok yang dihisap oleh sang pria.

Kedua pria yang tengah menghadap padanya itu hanya diam tertunduk menyesal.

"Dan, kalian malah melukai Jung Jaehyun? Orang yang sama sekali tidak akan membahayakan jiwa Nana-ku?"

"Maafkan kami, sajangnim. Pria itu tiba-tiba saja datang dan-"

Bang!

Satu tembakan melesat tepat di dada kiri si pria yang barusan saja bicara. Membuat pria yang satunya lagi mematung di tempatnya sembari memerhatikan sang teman yang sekarat di lantai.

"Ckckck! Lain kali kalau belajar menyetir belajarlah yang sungguh-sungguh. Apa kau tau kalau si anak ingusan itu sudah mulai mendatangiku dan mencurigaiku?"

Dan kemudian, dia berbalik. Tatapan mata tajamnya membuat sang anak buah semakin tertunduk dalam.
"Untuk sementara abaikan dulu Lee Taeyong. Dia tidak akan punya waktu banyak untuk mengganggu Nana dengan semua terapi sampahnya itu. Fokuslah pada Lee Jeno, dan Mark."

"Baik sajangnim. Tapi untuk Mark, apa yang harus kita lakukan padanya?"

"Buat dia agar menyadari kalau seharusnya dia membela pacarnya saja ketimbang Nana. Dia tidak pantas jadi seorang kakak untuk Nana-ku. Dia terlalu pengecut."

Sang anak buah pun sepenuhnya bingung dengan perintah sang majikan yang memang dari penjelasannya terdengar rumit.

"M-maksud anda sajangnim?"

"Patahkan kaki atau tangannya. Tapi jangan sampai membuatnya mati. Buat agar dia berpikir kalau dia memang tidak berguna lagi untuk Nana-ku ataupun pacarnya."

"Tapi bagaimana dengan tuan Lee, ayahnya adalah orang yang mungkin akan melakukan apapun untuk menemukan anda?"

"Ckckck! Apa kau meragukan kemampuanku? Aku masih punya cara lain untuk menghancurkannya. Dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Dan, aku minta, perintahkan pada semua anak buah yang telah dikirim ke dorm dimana Nana-ku tinggal, untuk mensterilkan keadaan. Malam ini aku ingin menemui Nana lagi. Dia pasti sangat merindukanku."

"Tapi bagaimana kalau dia menghalangi kita lagi, sajangnim?"

"Ck! Jangan khawatir, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Pokoknya buat semua penghuni rumah itu tertidur, kecuali Nana."

Obssesion //Nomin GS Version✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang