24//Persuasif pt2

1K 136 7
                                    

[▪]

Sementara itu, Nana masih duduk sendirian di dalam ayunan. Angannya terbang jauh ke masa-masa indah ketika ia tengah bermain ayunan dengan mendiang Yoona di pelataran rumah mereka.
Bercanda tawa, saling menggoda dan menari bersama. Semua itu bagaikan obat untuk luka hati Nana yang begitu besar. Tak ingin ia sadar dari dunia lamunan itu cepat-cepat, karena hanya itulah satu-satunya yang ia miliki sekarang.

Akan tetapi senyuman samar yang sejak tadi menghias wajahnya lenyap ketika ia melihat seseorang datang untuk menghampirinya.

Oh Sehun, sang ajudan kepercayaan Siwon yang kini datang menghampiri Nana dengan senyuman samar. Melihat pria jangkung itu mendekatinya, sontak Nana menggenggam tiang ayunan sekuat-kuatnya dengan ekspresi ketakutannya.

"Nana ... lama tidak bertemu ... " Sapa Sehun dengan satu sudut bibir terangkat samar. Kemudian tangannya menelusuri bahu Nana hingga membuat gadis itu membatu dengan kedua mata melotot di tempatnya.

Tatapan pria yang merupakan kepala pengawal dari semua ajudan Siwon itu melemah, seakan ingin sekali ia merengkuh tubuh ringkih Nana dalam pelukannya. Menyalurkan semua perasaan rindunya dengan cara mendekap Nana di dadanya.

"Nana ... "

"Pergi ... PERGI!" Teriak Nana membuat Sehun sempat terjengat di tempatnya.
"Jangan sentuh aku lagi, hiks hiks! Jangan aku mohon!" Lirih Nana memohon.
Senyuman miris tercetak di wajah Sehun, ia pun tak menggubris kata-kata Nana, sekarang ia justru memegangi kedua bahu kurus Nana dan memaksa agar gadis itu menatap matanya.

"Coba perhatikan lagi, siapa aku? Jangan begini, kau tahu kan kalau aku sangat menyayangimu? aku mohon maafkan aku, seharusnya aku tidak-"

"PERGI! AAA!"
Teriak Nana histeris. Ia memukul-mukul dada Sehun yang kini masih berusaha untuk memeluknya.

Dan, secara kebetulan, dari arah pintu gerbang muncul Mark dan Jeno yang baru saja pulang dari kampus. Mereka langsung berlari ke arah Nana dan
Melihat gadis itu dipeluk paksa oleh seorang pria, reflek Jeno menarik dan melayangkan tinjuannya pada Sehun hingga pria itu tersungkur di rerumputan.

"Brengsek! Mau apa kau?!" Hardik Jeno.

"Sehun ahjussi?"
Pekik Mark cukup terkejut.

Sedangkan Jeno masih giat untuk melampiaskan kemarahannya pada Sehun dengan menghajar wajah Sehun beberapa kali. Namun di pukulan terakhirnya Sehun menahan tangan Jeno dengan satu tangan.

"Tenang dulu!" Ucap Sehun setengah menyentak.

"Tenang kau bilang? Apa yang kau lakukan pada Nana, huh?!" Gretak Jeno.

"Aku hanya ingin mengunjungi nona besar, percayalah. Aku tak punya niat jahat!" Ucap Sehun dengan posisi kerah jasnya yang dicengkram oleh Jeno. Jeno tak ingin cepat percaya, maka ia cekik leher Sehun sekarang.

"Lalu kenapa tadi kau memaksa memeluknya?!" Timpal Mark yang kini berusaha menenangkan Nana dalam pelukannya.

"Aku...ahk, nona hampir terjatuh tadi, makanya aku memeluknya. Tapi dia malah histeris. Percayalah..." jawab Sehun berbohong.

Tapi tak semudah itu Jeno percaya, sekarang melayangkan tatapan selidiknya pada Sehun.

"Aku adalah kepala pengawal tuan Na, namaku Oh Sehun, aku sudah lama sekali melayani nona besar, jadi aku kemari untuk mengecek kondisinya atas perintah tuan Na." jelas Sehun.

Mendengar penjelasan yang cukup masuk akal itu, Jeno pun akhirnya mau melepaskan cengkramannya di leher Sehun. 

"Jadi paman yang mengutusmu kemari?" Tanya Mark yang masih kesulitan untuk menenangkan Nana, karena gadis itu masih meraung-raung dalam tangisannya.

Obssesion //Nomin GS Version✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang