10// Phobia

1.5K 160 1
                                    

Phobia

||

adalah rasa takut pada suatu hal atau fenomena berlebihan. Hal ini akan berdampak pada emosi seseorang. Phobia biasanya disebabkan karena seseorang mengalami trauma masa lalu dan biasanya trauma itu membekas didalam kesadarannya.

________

Senja yang mengerikan.
Awan mendung memayungi langit, suara gemuruh guntur memanggil hujan, membuat keadaan semakin terasa dingin dan mencekam.

Decitan suara tongkat yang bergesekan dengan aspal terdengar memekakan telinga Na Jaemina, seakan memaksanya untuk lebih mempercepat langkahnya yang tertatih.

Wajah gadis itu dipenuhi oleh memar dan darah. Tubuhnya terasa sangat ringsek karena beberapa pukulan berhasil menghujam bagian wajah hingga punggungnya sebelum aksi pelarian ini.

Napas gadis itu tersengal-sengal setelah berlari melewati jalanan yang sunyi tanpa penghuni.
Bagaikan dunia lain yang hanya dihuni olehnya dan si sosok misterius itu.

Petir terus menggelegar, bersahutan dengan gemuruh hujan yang mulai terjun dari atas langit. Menampakan kilatan cahaya begitu terang nan mengejutkan, seolah kapan saja bisa menelan Jaemin menuju kegelapan.

Tetapi hal itu tak membuatnya berhenti. Tidak sama sekali. Malah ia semakin giat berlari untuk menghindari sosok berpakaian serba hitam yang kini tengah membawa tongkat baseball di tangannya.

Jaemin terus berlari, walaupun terkadang tubuhnya harus terseok ke jalanan. Ia bangkit lagi walau rasanya sudah tak sanggup lagi.
Tak ada satupun alas kaki yang melindungi kaki lecetnya dari kerasnya bebatuan di atas aspal. Tak ada siapapun sosok yang bisa melindunginya.
Yang ia pikirkan sekarang hanyalah, ia harus bersembunyi dari sosok mengerikan itu. Dan dia tidak boleh sampai tertangkap.

"Nana-ya..." lirih suara bariton itu terdengar jelas di telinga Jaemin.
"Gadisku yang cantik! Kemari kau sayang! YAK!" tiba-tiba suara lembut nan misterius itu berubah menjadi sebuah teriakan. Bagaikan sebuah cakar yang berhasil mencengkram jantung Jaemin hingga napasnya tersengal-sengal.

Dengan kaki yang semakin gemetaran, gadis penuh luka itu akhirnya bisa bersembunyi di dalam sebuah bangunan liar berpintu kayu besar di pinggiran jalan.

Segera Jaemin menghalangi pintu itu dengan tubuhnya. Membiarkan dirinya untuk beristirahat selama beberapa detik untuk mengumpulkan energinya kembali setelah perjalanan panjang sejak satu jam lalu.

Srak

Srak

Srak


Suara kaki yang diseret beserta tongkatnya, suara sosok misterius itu semakin mendekati bangunan. Hingga langkah itu tak terdenhar lagi. Firasat Jaemin mengatakan kalau langkah manusia biadap itu berhenti tepat di depan pintu yang kini menyembunyikan dirinya.
Lekas Jaemin memejamkan kedua matanya sambil menahan engahan napasnya, agar si sosok misterius itu tak menyadari keberadaannya.

"Nana sayang, ayolah! Keluar sayang. Aku tahu kau di dalam, ayolah..."

Membeliak maksimal sepasang mata Jaemin ketika ia sadar kalau suara lelaki itu tepat ada di depan pintu. Jaemin mengencangkan pegangannya pada gagang pintu untuk terus menahan daun pintu yang kini menjadi satu-satunya pembatas antara dirinya dan si sosok mengerikan itu.
Dengan tenaga yang tersisa Jaemin semakin gigih untuk menahan pintu itu.

"Nana-ya...Kita harus bicarakan semuanya baik-baik. Nana?! Nana-ya! NA JAEMINA!"

Brugghhh

Obssesion //Nomin GS Version✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang