14//Estimasi pt.3

1.1K 141 8
                                    


[▪]

Di sebuah ruangan-lebih tepatnya kantor yang cukup besar-seorang pria, kira-kira usianya empat puluh tahunan tengah duduk sambil membaca beberapa laporan dalam perusahaannya. Entah itu laporan apa, yang jelas isinya terlihat rumit.

Tak lama kemudian seorang pemuda yang diketahui sebagai asisten sang CEO, masuk dengan membawa beberapa map di tangannya.

"Sajangnim, ini adalah laporan terbaru yang anda minta." Kata pemuda berwajah dingin itu memberikan semua map.

"Bagaimana, apa kau sudah tahu di mana keberadaan anak itu?" Tanya Na Siwon sang CEO pada Park Chanyeol.
Sang asisten sangat tahu siapa yang dimaksud oleh bosnya itu.

"Sekarang dia sedang bersama teman-teman lamanya di rumah yang biasanya dulu mereka singgahi selesai sekolah."

"Teman-teman lamanya? Maksudmu?"
Tanya Siwon tanpa menatap sedikitpun pada sang asisten yang sejujurnya adalah adik sepupunya sendiri.

"Ya, apakah anda ingat tentang tiga anak yang dulu sering bermain dengan nona besar? Termasuk tuan muda Mark Lee. Ketiga sahabat masa kecil nona besar itu sudah kembali. Dan sepertinya mereka memutuskan untuk tinggal bersama dalam rumah itu."
Lekas ucapan itu membuat Na Siwon menghentikan kegiatannya. Sekarang ia menatap ke arah Chanyeol dengan dahi berkerut.
Terutama ketika nama Mark Lee disebutkan.

"Mark Lee? Putra dari Lee Teuk  itu kembali ke Korea maksudmu?"

"Benar Sajangnim. Dan, mereka sepertinya mengajak nona besar untuk tinggal di sana."
Segera setelah itu tawa menggelegar terdengar dari Na Siwon.
Pria yang sudah menginjak usia kepala empat itu tertawa sarkastis saat mengingat hubungan persahabatan antara putrinya dan Mark Lee.

"Ck! Mereka pikir apa yang bisa mereka lakukan? Bawa gadis berandalan itu pulang. Jangan biarkan dia terlalu banyak mempermalukanku di saat aku harus naik jadi gubernur sebentar lagi!"
Ucapan itu terlontar begitu saja, seolah tak memiliki hati nurani sebagai seorang ayah yang seharusnya menyayangi putrinya sendiri.

"Baik sajangnim, sejauh ini nona besar tidak menunjukan gejala apapun yang bisa mempermalukan anda. Dia kelihatan lebih tenang akhir-akhir ini, dan menurut saya biarkan saja dulu dia di sana. Jika kita memaksanya pulang, pasti kejadian waktu itu akan terulang lagi. Nona malah akan mengamuk."
Sedikitnya Chanyeol terlihat membela Nana.

"Apa yang kau katakan bodoh? Tidak,  aku tidak suka seseorang yang menyandang nama besarku berhubungan dengan siapapun dari keluarga Lee. Aku tidak ingin dengar apapun lagi, bawa Na Jaemina pulang secepatnya!"

Keputusan sang ketua LOEL corp sudah bulat. Tak sudi jika keluarganya berhubungan lagi dengan keluarga Lee seperti komitmennya setelah perpecahan antara keluarga mereka beberapa tahun silam. Dendam di masa lalu sungguh membuatnya melupakan hubungan persaudaraan mereka yang seharusnya masih bisa dijaga.

Andai saja Siwon tak memutuskan tali persaudaraan, mungkin saja putrinya masih memiliki sanak saudara yang bisa menemaninya di saat sang ayah sibuk dengan bisnisnya sendiri dan tentu di saat Nana kesepian ketika Yoona meninggal dunia.
Sudah lama sekali Na Siwon memang kelihatan tak peduli sedikitpun dengan keadaan Nana. Bahkan hubungan ayah-anak yang dulu begitu manis lenyap begitu saja seperti debu yang ditiup oleh angin. Entah apa yang terjadi pada Siwon hingga ia sengaja menciptakan sebuah kehidupan yang dingin untuk dirinya dan putrinya.

"Baik sajangnim!" Mau tak mau perintah itu segera diterima oleh Chanyeol. Sang asisten pun meninggalkan ruangan CEO untuk melaksanakan tugasnya.

***

















Di kampus.

Obssesion //Nomin GS Version✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang