십삼

4.6K 471 45
                                    

Haechan dan Renjun sedang menunggu Wonwoo yang belum tersadar dari pingsannya. Ini sangat melenceng jauh dari rencana mereka. Mereka bahkan tidak tau jika Wonwoo akan senekat ini. Keduanya baru tau jika sunbae mereka memiliki riwayat penyakit jantung lemah, membuat Haechan dan Renjun merasa bersalah.

Renjun dan Haechan tersentak saat pintu ruang kesehatan terbuka, di tambah lagi dengan muncul nya Mingyu dari balik pintu menambah keterkejutan mereka.

"Haechan, Renjun, keluar" kata Mark cepat untuk menarik perhatian Haechan dan Renjun.

Haechan bersyukur saat Mark memanggil mereka berdua, dan dengan segera menuruti perkataan orang yang memanggil mereka. Keduanya juga melihat Mark memberi gestur untuk tetap diam, dan mereka pun juga mengikuti itu.

Selepas kepergian Haechan dan Renjun, Mingyu menatap Wonwoo yang terbaring lemah . Belasan tahun lalu ia di minta oleh Ayah Wonwoo untuk meninggalkan anaknya, karena latar belakangnya yang jauh jika di bandingkan dengan keluarga Wonwoo. Dan Mingyu menuruti permintaan orang tua Wonwoo.

Ia pergi bukan untuk mengalah, ia ingin membuktikan jika ia pantas untuk Wonwoo. Dengan tekatnya ia mampu mendapat beasiswa dan pergi ke Kanada untuk mewujudkan impian dan tujuannya, serta untuk mendapat pengakuan.

Di tempat pelatihan ia bertemu dengan Mark yang memiliki prinsip hidup yang kurang lebih sama dengan dirinya. Dan sejak saat itu mereka menjadi lebih dekat hingga saat ini.

Di tempat pelatihan juga banyak pelajaran yang ia dapat, dan membuatnya tersadar jika tujuan pelatihannya selama ini sudah salah. Sejak saat itu dirinya mencoba untuk sebisa mungkin melupakan Wonwoo dan melupakan pembuktiaannya kepada ayah Wonwoo.

Wonwoo bukan lagi prioritas utamanya, meskipun hingga kini Ia masih mencintai lelaki itu. Namun Mingyu tidak akan jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya. Karena dulu cinta, impian dan pengakuan membuatnya berjuang mati-matian untuk mendapat apa yang ia inginkan, hingga tidak memperhatikan dirinya sendiri.

Maka kali ini ia lebih memilih untuk menjauh dari Wonwoo agar ia tidak termakan obsesi dan ambisinya, seperti dulu. Lagi pula ia hanya menuruti perkataan ayah Wonwoo untuk menjauhi anaknya.

Mingyu menatap dingin Wonwoo yang membuka matanya secara perlahan. Lelaki itu tersenyum tipis ke arahnya.

"Jangan lakukan hal bodoh yang membahayakan nyawa mu" kata Mingyu dingin dan datar.

"Wonu dengarkan aku baik-baik" kata Mingyu, ia akan benar-benar menghindari Wonwoo kali ini. Raut wajah Wonwoo berubah mendengar suara Mingyu.

"Aku harap setelah ini kita tidak bertemu lagi" kata Mingyu, dan dapat ia lihat Wonwoo ingin menangis "Aku tidak bisa melanjutkannya lagi, kau sudah tau alasannya"

"Tidak, ini salah paham Mingyu" kata Wonwoo pelan menahan perasaannya.

"Tidak ada salah paham di sini, semuanya sudah jelas berbeda" tegas Mingyu.

"Mingyu, maafkan ayah ku, karena sudah menyakiti mu. Aku mencari mu selama ini, dan saat aku sudah menemukan mu, kau meminta ku untuk pergi" ucap Wonwoo terdengar sedih.

"Bagaimana dengan ku, belasan tahun aku mencoba melupakan mu, dan dengan mudahnya kau meminta ku kembali" kata Mingyu memutar perkataan Wonwoo sebelumnya.

"Tapi kenapa Mingyu, kita hanya harus ... "

"Aku sudah melupakan mu" pangkas Mingyu cepat.

"Tidak, kau bohong" balas Wonwoo "Kau masih seperti sebelumnya, masih sama beberapa tahun lalu" bantah Wonwoo, yang dengan jelas melihat kepanikan Mingyu saat penyakitnya kambuh.

"Perasaan ku yang berubah, kau bukan siapa-siapa lagi .. "

"Yang kau katakan semuanya hanya lah kebohongan Kim Mingyu" ucap Wonwoo tertawa miris, sampai seperti ini Mingyu tidak menginginkan kehadirannya. Sejak tadi ia menahan air matanya agar tidak jatuh.

[ BOOK II ] Perfect? Imperfect || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang