8. Not Obsession (Bonus)

1.3K 66 5
                                    

Matanya senantiasa memandangi wajah tidur milik lelaki yang baru ia temui setelah 2 bulan hukuman yang ia lalui. Meskipun wajah yang ia pandangi itu sembab dengan mata yang agak bengkak, hal itu tidak mengurangi betapa indahnya lelaki yang ia cintai ini.

Dengan senyum yang senantiasa mengembang, serta tangan yang tak henti-hentinya memberi usapan lembut pada pipi halus milik lelaki manisnya, Jisung menyambut paginya dengan perasaan bahagia yang membuncah. Pemandangan Lee Chenle yang tidur saat ini adalah sambutan untuk pagi harinya yang paling sempurna. Apalagi lelaki itu masih menyamankan diri dalam pelukannya setelah semalam mereka melepas rindu dan menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi.

Pergerakan yang dilakukannya membuat tidur lelaki manis itu terusik. Chenle mengerang akan tetapi enggan membuka matanya, yang ada lelaki itu justru semakin mencari-cari posisi ternyaman. Hal itu tentu membuat Jisung semakin melebarkan senyumnya dan kali ini terdengar kekehan pelan dari bibirnya melihat tingkah Chenle yang masih berada di alam bawah sadarnya.

"Hyung ... Lele Hyung, ayo bangun" Jisung dengan terpaksa mengusik tidur lelaki yang berada dalam dekapannya.

"Eungh .. " Chenle mengerang malas, dan masih enggan membuka matanya.

"Hei .. " kali ini Jisung mengusik tidur si lelaki manis dengan mencubit-cubit pipinya gemas.

Alisnya menukik tajam mendapat gangguan dalam tidurnya, dahinya pun berkerut dalam karena tidak suka tidurnya merasa sangat terusik padahal ia masih sangat mengantuk.

"Daddy ... Berhenti" erang Chenle malas, serta menghalau tangan milik seseorang yang ia kira Daddy-nya.

Pergerakan Jisung sempat terhenti sejenak, mendengar suara serak milik lelaki lebih tua di dekapannya membuat jantungnya berisik tidak karuan. Ia tahu panggilan 'Daddy' yang dilakukan oleh lelakinya untuk Paman Mark. Tapi efeknya membuatnya seakan lupa tentang segala hal, dan kini matanya tertuju pada bibir milik Chenle yang mencebik kesal.

Pada akhirnya Chenle mengerjapkan mata dan menyesuaikan penglihatannya dengan yang ada di sekitarnya. Dengan masih setengah sadar, matanya menatap keberadaan sosok lain yang ada di dekatnya - Jisung - wajah keduanya terlampau dekat.

"Selamat pagi, Hyung"

Sontak matanya langsung membola sempurna, dan secara reflek menjauh dari dekapan Jisung. Namun sayang, Jisung juga mengambilnya tindakan lain, yaitu menahan pergerakannya dan mengukung tubuhnya. Chenle menatap Jisung terkejut yang kini berada di atasnya, membuat dirinya kesulitan untuk bernafas dan menelan ludah.

"J-Jisung" gugup Chenle dengan menahan bahu lebar milik adik sepupunya ini.

Jisung tersenyum tampan, "Selamat pagi" sapanya dengan suara beratnya. Hal itu membuat tubuh Chenle merinding mendengarnya.

"Iya selamat pagi juga" ucapnya segera dan berusaha menyingkirkan badan Jisung dari atasnya. Namun ia kesulitan melakukannya karena sepertinya Jisung juga berusaha mempertahankan posisinya.

"Minggir Jisung, aku mau ke kamar mandi" kesal Chenle karena yang dia lakukan sepertinya sia-sia.

Jisung masih memasang senyumannya, "Aku tidak mengijinkan."

Pergerakan Chenle terhenti, matanya menatap Jisung tidak mengerti. "Apa maksudmu? Minggir" ucap Chenle sekali lagi, dan kembali menyingkirkan tubuh Jisung dari atasnya.

Sekeras apapun ia mencoba, usahanya tetap sia-sia. Jisung masih berada pada posisinya dan senantiasa memandangi lelaki dibawahnya yang sedang memberi pemberontakan kepadanya saat ini.

"Ish!! Jisung, menyingkir dari ku!!" Chenle bicara dengan muak. Bahkan dia sedikit meninggikan intonasi suaranya karena merasa kesal pada adik sepupunya ini.

[ BOOK II ] Perfect? Imperfect || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang