삼십일

3.6K 404 22
                                    

Haechan terlihat sangat tidak tenang setelah mendengar pernyataan Taeyong semalam. Mungkinkan yang di katakan mommynya itu benar adanya? Entahlah semoga memang benar.

Haechan duduk dengan gelisah menunggu waktu pemeriksaannya tiba. Ia memutuskan melakukan pemeriksaan jam 9 dan tinggal 10 menit lagi. Haechan yakin melakukan pemeriksaan setelah mendapat dukungan dari Renjun dan Jaemin begitu juga Jeno.

Haechan melarang ke tiganya untuk memberi tahu keluarganya terutama Mark. Jika benar dirinya hamil ia ingin memberi kejutan untuk mereka.

Apa yang di lakukan Haechan tidak luput dari perhatian Mark. Ia melirik Mingyu beberapa kali untuk mengetahui apa yang terjadi pada Haechan. Namun lelaki bertubuh tinggi itu tidak mengerti maksud lirikan temannya.

Melalui tatapannya Mark memaksa Mingyu untuk memberi tahunya, namun Mingyu kembali menegaskan jika dirinya tidak mengetahui apapun. Mark tidak percaya begitu saja, 24 jam Mingyu mengawasi Haechan, jadi kemungkinannya sangat kecil jika Mingyu tidak mengetahui apa yang terjadi dengan Haechan saat ini.

Meskipun Mingyu tahu, ia sadar jika Haechan yang lebih berhak memberi tahu Mark mengenai suatu hal yang semoga saja memang terjadi.

Haechan kembali melihat ponselnya, sebentar lagi waktunya pemeriksaan dan jantung Haechan berdebar dua kali lipat lebih cepat dari biasanya.

"Mark hyung aku pergi dulu" pamit Haechan "Ayo hyung" ajak Haechan pada Mingyu.

"I-iya" gumam Mark pelan sembari mengangguk sebagai jawaban.

Haechan keluar dengan tergesa-gesa.
Ia berjalan dengan kedua tangan yang saling bertautan, tanda dirinya sangat gelisah. Perjalanan yang ia rasakan terasa begitu lambat, terasa sangat lama untuk sampai ke tempat pemeriksaan.

Mulut Haechan tidak henti-henti berdoa, berharap jika dirinya benar-benar mengandung buah hatinya dengan Mark.

Begitu sampai Haechan di sambut dua orang perawat. Dengan gugup Haechan memasuki ruangan pemeriksaan di ikuti dengan Mingyu di belakangnya.

"Silahkan Tuan" seorang perawat memberi arahan untuk berkonsultasi terlebih dulu kepada dokter.

Dugh!! Dugh!!

"Mmmhppp"

Mingyu mendengar suara debuman serta suara yang teredam dengan samar. Mingyu sadar ada sesuatu yang tidak beres, ia bermaksud menarik Haechan. Namun sebelum niatannya terlaksana, ia merasa lehernya di suntikan sesuatu. Tak berapa lama penglihatannya berkunang-kunang. Namun Mingyu mencoba mempertahankan kesadaranya.

"Hyu-mmpphh"

Haechan yang sedang berkonsultasi terkejut dengan apa yang terjadi pada Mingyu. Sebelum berteriak mulutnya lebih dulu di bekap dua orang perawat dari kedua sisinya. Haechan meronta.

Mingyu mencoba menghajar seorang lelaki yang menyeringai dengan pakaian dokter yang ternyata bersembunyi di balik pintu.

"Cepat bawa dia pergi" perintahnya.

"Lepaskan aku .. mmhppp" teriak Haechan setelah berhasil menggigit tangan perawat yang membekapnya.

Kepala Mingyu sudah sangat berat dan juga sangat pusing, sebisa mungkin ia mempertahankan kesadarannya. Ia mencoba menahan mereka untuk tetap berada di ruangan. Ia sudah mengirim sinyal pada Mark dan juga Jeno untuk segera datang.

Haechan sendiri sudah tidak sadarkan diri karena kedua perawat tersebut sudah memberinya obat bius. Karena Haechan terus meronta sejak Mingyu berkelahi dengan orang asing itu.

Berkali-kali tubuh Mingyu di hajar orang itu saat Mingyu mencoba menghalangi dua orang yang ingin membawa Haechan pergi.

"Aku tidak menyangka kau bisa menahan obat bius dengan dosis tinggi" ucapnya masih terus menghajar Mingyu.

[ BOOK II ] Perfect? Imperfect || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang