Mark mengamati Haechan yang sibuk merapikan barang bawaanya. Haechan memang terlihat baik-baik saja, akan tetapi gelagatnya lah yang menunjukan jika lelaki itu saat ini sedang tidak baik-baik saja. Haechan sering melamun, dan sering tidak fokus saat di ajak berbicara.
Dan Mark sempat memergoki Haechan menangis. Haechan memang mengatakan alasannya. Tapi menurut Mark, Haechan sedang berbohong padanya. Hingga saat ini Mark menunggu Haechan berkata jujur tentang apa yang menganggu pikirannya selama ini, meskipun kemungkinannya sangat kecil.
"Ayo hyung berangkat, aku tidak sabar bertemu dengan Lian" kata Haechan dengan menarik tangan Mark.
Mark semakin yakin jika ada sesuatu yang tidak beres dengan Haechan, karena setiap ada masalah istrinya selalu datang pada Hendery. Mungkin memang Hendery tempat ternyaman bagi Haechan. Mark sedikit cemburu akan kenyataan itu, tapi mau bagaimana lagi mereka memang saudara.
"Pelan-pelan Haechan" kata Mark menasihati, pasalnya Haechan terlihat buru-buru hanya untuk mengunjungi keponakannya.
"Hehehe, Lian sedang apa ya? Oh ya terakhir bertemu, Lian menanyakan hyung tau" kata Haechan tertawa pelan.
"Benarkah, lalu kau jawab apa?"
"Entaha lah, aku lupa" kata Haechan menunjukan barisan giginya.
"Kau ini" kata Mark gemas, kemudian mereka memasuki mobil. Hanya mereka berdua, karena Mingyu sedang menyelesaikan masalahnya, sementara Jeno mencari adik Yangyang. Yang sekarang entah berada dimana.
Haechan yang sebelum berangkat terlihat biasa saja, kini sedang melamun dengan memperhatikan jalanan yang lebih menarik dari pada keberadaan Mark.
"Haechan" panggil Mark pelan. Namun Haechan tidak menanggapi panggilannya.
Mark menggenggam tangan Haechan, yang dimana membuat Haechan berjengit kaget dan menatap Mark kesal.
"Jangan mengejutkan ku" adu Haechan.
"Aku sudah memanggil mu, tapi kau tidak dengar" ucap Mark lembut.
Haechan mengerutkan keningnya, beberapa saat kemudian ia menghela nafas pelan. Mungkin ia terlalu memikirkan perkataan Jihoon tempo lalu.
"Ada apa, kau tidak seperti biasanya?" tanya Mark selembut mungkin.
"Mungkin aku hanya gugup untuk acara besok" bohong Haechan, ia menarik tangannya dari genggaman suaminya, ia mengamati cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya.
Bahkan saat Mark memberi tahu arti cincin mereka pun, ia udah membahas soal anak. Apa mungkin selama ini Haechan belum memahami Mark? dirinya terlalu egois? Bagaimana jika dirinya bukan lelaki istimewa? berbagai pikiran buruk kembali melintas di kepalanya.
"Kau melamun lagi Haechan. Kau menyembunyikan sesuatu dari ku?" tanya Mark lagi mencoba memancing Haechan.
"Tidak tidak ada, aku hanya gugup untuk acara besok" balas Haechan menunjukan senyumannya.
"Baiklah, aku tidak akan memaksa mu untuk bercerita. Kita baru belajar dari masalah Mingyu dan Wonu. Tidak baik menyimpan masalah sendiri" kata Mark mengingatkan.
Haechan kembali termenung dengan perkataan Mark, dirinya harus mengatakan kegundahan nya beberapa hari terakhir ini. Tapi ia masih belum siap untuk menceritakannya, mungkin lebih ke takut mengatakannya, lebih tepatnya takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Haechan tersenyum tipis "Akan aku katakan jika aku siap" balas Haechan, meskipun ia tidak tau kapan dirinya siap akan hal itu.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di kediaman Hendery dan Xiaojun. Haechan dan Mark yang datang tiba-tiba membuat Xiaojun sedikit terkejut, karena tidak biasanya pasangan ini datang di hari kerja. Xiaojun mempersilahkan mereka masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BOOK II ] Perfect? Imperfect || Markhyuck || [Completed]
FanfictionBOOK 2 DARI MY BODYGUARD AND I Tidak ada manusia yang sempurna, hakikatnya saling menyempurnakan satu sama lain. "Bagaimana jika aku tidak sempurna seperti yang kau lihat selama ini?" - Haechan "Aku mencintaimu apa adanya. Jika kau merasa tidak semp...