Malam ini setelah makan malam, Mark dan Haechan sudah berada di kamar. Haechan meminta Mark tidur di sampingnya dan tidak pergi seperti sebelumnya. Kali ini Haechan akan menjaga sang suami agar bisa tidur dengan nyenyak.
Kedua nya sudah berbaring dan saling berhadapan satu sama lain. Haechan menatap wajah Mark dengan senyum hangatnya. Bibir Mark juga menunjukan senyum tipis namun matanya menunjukkan jika dirinya sedang cemas saat ini.
Haechan mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi dahi suaminya.
"Apa hyung akan berkeringat jika sedang seperti ini?" tanya Haechan pelan dengan mengusap keringat di dahi suaminya.
"Hm" deham Mark di sertai anggukan kecil.
"Jika tidak nyaman hyung bisa melepas baju, dan menyalakan ac nya" pinta Haechan dengan lembut.
Mark tersenyum tipis "Dingin, tapi tubuh ku berkeringat" ujarnya pelan.
Dapat Haechan dengar suara Mark yang parau "Tidak apa-apa, kali ini aku akan menjaga, hyung" Haechan masih mengusap pipi Mark dengan lembutnya. Dan Mark pun tersenyum dengan perlakuan lembut istrinya.
Mark melepas atasan piyamanya. Keduanya tidur di dalam selimut, namun Haechan merasakan jika tubuh Mark terus mengeluarkan keringat, dan juga menggigil. Dan suaminya itu diam saja serta mencoba untuk memejamkan mata.
Haechan merasa perihatin dengan keadaan Mark saat ini. Peristiwa masa kecil yang pernah di alami Mark ternyata membawa trauma yang begitu dalam, bahkan hingga Jeno sudah bersama mereka pun Mark masih menyimpan traumanya.
Haechan memperlakukan Mark seperti bayi, ia mengubah posisi nya menjadi duduk untuk kemudian mengusap rambut dan menggenggam tangan suaminya dengan tujuan memberi ketenangan. Namun sepertinya sia-sia, karena Mark masih saja merasa tidak nyaman dalam tidurnya.
"Mark hyung tidak bisa tidur? Sangat tidak nyaman ya?" tanya Haechan melihat Mark yang memaksakan diri untuk tidur.
"Aku akan mencobanya"
Haechan menuruti perkataan Mark, ia menunggu lelaki yang telah menjadi suaminya 2 tahun ini tidur dengan lelap. Tangan Haechan masih melakukan hal yang sama mengusap tangan dan rambut suaminya pelan.
Mark memang tidur, namun wajahnya dengan jelas menunjukan suatu kegelisahan. Tidak ada racauan dalam tidurnya, hanya wajah yang basah dengan peluh. Seperti efek dari mimpi buruk yang biasa di alami orang pada umumnya.
Apa yang terjadi tidak luput dari perhatian Haechan. Ia sempatkan untuk mengecup kening suaminya lembut dengan sebuah ciuman panjang.
"Aku di sini, aku akan menjaga mu, Mark hyung" bisik Haechan pelan dan kembali mengecup kening suaminya.
Semakin larut Haechan semakin merasakan kantuknya. Ia berusaha agar tetap terjaga untuk memastikan Mark benar-benar tidur dengan nyenyak. Kegelisahan di wajah Mark sempat tidak nampak, namun itu hanya sebentar. Karena setelahnya Mark kembali mengalami hal yang serupa.
Haechan yang sempat tertidur, terkejut saat merasakan pergerakan di sampingnya. Ia mengerjapkan mata dan melihat Mark berjalan dengan membungkuk serta memeluk dirinya sendiri. Suaminya berjalan menuju kamar mandi, dan selanjutnya Haechan dapat menebak apa yang terjadi.
Pukul 2 dini hari, Haechan segera menyusul suaminya menuju kamar mandi, ia kembali melihat Mark meringkukan tubuhnya di dalam bathub. Dengan posisi memeluk dirinya sendiri. Haechan pun segera mendekatinya.
"Mark hyung, bangun" tangan Haechan bersentuhan langsung dengan kulit lengan Mark, ia mengguncangnya pelan.
"Mark hyung, bangun. Ayo pindah" ucap Haechan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BOOK II ] Perfect? Imperfect || Markhyuck || [Completed]
FanfictionBOOK 2 DARI MY BODYGUARD AND I Tidak ada manusia yang sempurna, hakikatnya saling menyempurnakan satu sama lain. "Bagaimana jika aku tidak sempurna seperti yang kau lihat selama ini?" - Haechan "Aku mencintaimu apa adanya. Jika kau merasa tidak semp...