Memasuki usia kehamilan 5 bulan, perubahan suasana hati Haechan sangatlah signifikan. Meskipun sebelum-sebelumnya mereka sudah membahas bentuk tubuh Haechan yang membesar, lelaki manis itu masih tetap tidak percaya diri dan takut jika suaminya akan berpaling. Dan Mark dengan kesabaran yang berlipat ganda terus membuat Haechan mengerti.
Kedua orang tua mereka belum bisa mengunjungi karena memang sibuk dengan perusahaan. Sering kali Taeyong dan Ten memberi nasihat melalui panggilan video. Sebagai orang tua kedua lelaki cantik itu ingin membantu anak dan menantu mereka melewati masa kehamilan Haechan. Terlebih Taeyong yang menanti cucu pertama dari Mark dan Haechan.
Morning sick yang dialami Mark tidak separah saat trimester pertama kehamilan Haechan. Meskipun begitu ia masih sering merasakan apa itu morning sick. Mark juga menikmati apa yang ia rasakan selama ini, asal Haechan dan calon anak nya baik-baik saja, Mark sama sekali tidak keberatan.
Saat ini Mark dan Haechan sedang menonton di ruang tamu. Jika malam hanya ada mereka berdua di rumah ini. Bibi yang menjadi maid mereka hanya bekerja sampai makan malam, sama seperti jam kerja Bibi Yoon.
Saat menonton sering kali Mark mencuri pandang ke arah Haechan yang sedang melihat film dengan serius. Meskipun Haechan terlihat lebih berisi entah kenapa istrinya terlihat sangat cantik dimata nya.
Namun setiap kali Mark memiliki keinginan untuk melakukan hubungan intim, anak mereka seperti tidak memberi ijin. Mark selalu merasa pusing dan mual ketika ia ingin memakan istrinya. Pernah sekali Mark memaksa melakukannya dan membuat keadaanya justru drop karena tidak kuat menahan pusing dan mual.
Ingatkan jika Mark tidak suka berurusan dengan obat-obatan dan sejenisnya.
Dari pada terjadi lagi, akhirnya selama ini Mark menahan hasratnya untuk menyetubuhi Haechan yang sialnya justru terlihat semakin menggoda setiap hari.
Mark menelan ludahnya gugup, ia mengalihkan pandanganya dari Haechan, mencoba untuk fokus memperhatikan film di depannya. Setelah beberapa kali mencoba namun Mark sama sekali tidak bisa. Fokusnya sering kali tertuju pada tubuh Haechan.
Lihatlah tubuh yang semakin berisi dengan perut membuncit, dua dada yang juga semakin berisi, pipi tembam yang sepertinya enak sekali untuk di gigit, dan bibir yang terlihat sangat menggoda. Sepertinya semakin manis jika menyesap bibir itu.
Mark menggelengkan kepala kuat, mencoba mengembalikan akal sehatnya. Dan apa yang ia lakukan justru mendapat perhatian istrinya. Haechan menatap Mark dengan dahi berkerut.
"Mark hyung kau kenapa? Kau mual lagi" tanya Haechan menaruh perhatiannya kepada Mark secara penuh.
"Tidak Haechan" bohong Mark "Kita lanjut menonton ya" lanjutnya membuat pandangan Haechan tertuju pada televisi.
Meskipun bingung Haechan menurut. Namun tak berapa lama kemudian ia merasakan Mark meremas bahunya pelan, dan tangan Mark yang lain bergerak gelisah di atas pahanya sendiri. Oh, Haechan paham.
"Kenapa tidak bilang?" tanya Haechan dengan bibir mengerucutnya, ia kesal dengan Mark.
"Apa?" Mark bertanya tidak mengerti.
"Mark hyung sedang ingin melakukannya kan, kenapa tidak bilang?" ketusnya.
Mark tertawa pelan "Ketahuan ya" selanjutnya ia menangkup wajah Haechan "Maafkan aku" ucapnya menyesal.
"Sebentar aku mau ijin pada baby" kata Haechan kemudian mengalihkan perhatiannya pada perut buncitnya.
Tangannya mengelus perutnya sendiri "Baby, eomma mau minta tolong" ucap Haechan lembut "Tolong ijinkan appa mengunjungi baby, ya. Jangan buat appa merasakan sakit. Kasihan appa" kata Haechan dengan bibir mengerucutnya. Haechan seperti mengadu pada bayi dalam perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BOOK II ] Perfect? Imperfect || Markhyuck || [Completed]
FanfictionBOOK 2 DARI MY BODYGUARD AND I Tidak ada manusia yang sempurna, hakikatnya saling menyempurnakan satu sama lain. "Bagaimana jika aku tidak sempurna seperti yang kau lihat selama ini?" - Haechan "Aku mencintaimu apa adanya. Jika kau merasa tidak semp...